1 Day with Bangtan (4)

434 46 0
                                    

Senja di langit Korea menghilang seiring dengan sorot cahaya matahari yang telah tenggelam. Malam mulai beranjak menjalankan tugasnya. Ditemani kerlipan lintang angkasa yang lambat laun bertimbulan.

Malam hari di Korea Selatan dan gadis ini juga masih pada lokasinya, Dorm Bangtan.

Setelah melaksanakan sholat Maghrib, Zahra keluar dari kamar. Karena posisi yang dekat dengan dapur, pemandangan pertama yang Zahra tangkap adalah tempat tersebut. Lebih tepatnya pada tumpukan mangkuk dan piring kotor bekas makan mereka tadi.

Gadis itu tersenyum sumringah.

Dengan langkah ringan dia mendekati wastafel cuci piring lalu mulai menjalankan aksinya yang sudah dia niatkan sejak masih melahap makanan tadi. Syukurlah para member belum mencuci bekas makan ini, jadi Zahra bisa turut membantu. Hitung-hitung sebagai tanda terima kasih karena mereka telah berbaik hati memberi makanan kepada Zahra.

Air kran mengalir, membasuh satu-persatu benda melamin itu dari noda-noda. Gadis ini menjalankan kegiatannya dengan hati gembira. Sesekali mulutnya bersenandung ria, mengalunkan sepenggal lagu milik Justin Bieber yang akhir-akhir ini sering ia putar di playlist musiknya. Sudah setengah piring dan mangkuk mengkilap bersih, hanya tinggal beberapa yang belum disabun dan dibilas.

“Oh? Zahra-ya. Kau mencuci piringnya?”

Suara pria mengalihkan perhatian Zahra dari aktivitasnya. Gadis itu mengulas senyum saat mendapati Taehyung berdiri di sebelah meja pantry.

“Padahal baru saja aku ingin membersihkannya. Ternyata aku kurang cepat.” Taehyung menggaruk-garuk rambutnya. Ekspresinya meringis, seperti merasa tidak enak hati dengan Zahra.

Aigoo, gwenchana Taehyung-ssi. Ini menye-“

“Heit. Kau sudah lupa? Panggil aku oppa, eoh.” Taehyung memotong ucapan Zahra. Telunjuknya mengacung pada gadis itu, seperti memberi ancaman.

Zahra menyengir.

Ah iya, dia lupa. Mulai sekarang dia harus memanggil semua pria penghuni Dorm ini dengan panggilan oppa.

Berkat kebaikan mulut ember Seokjin yang bercerita tentang usia Zahra, juga Jimin yang membangga-banggakan diri dengan panggilan baru Zahra kepadanya. Alhasil membuat para member lain mendemonstrasikan ke-iri-an mereka.

Termasuk Jungkook yang merupakan member termuda. Yah, meski Jungkook termuda di Bangtan, tapi Zahra jauh  lebih muda jika dibandingkan.

Demi perdamaian dunia dan kesejahteraan bersama, juga demi menghilangkan suasana ricuh di meja makan, maka dicapailah mufakat jika Zahra juga harus memanggil member yang lain-tak hanya Seokjin dan Jimin- dengan panggilan oppa.

Keputusan yang dideklarasikan di meja makan itu telah disepakati oleh banyak pihak. Sudah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

Sebenarnya bukan masalah besar bagi Zahra. Gadis itu juga mengerti jika dia memang harus bersikap sopan kepada yang lebih tua salah satunya dengan memanggil panggilan yang sesuai. Tapi ini.. oppa. Apa tidak apa-apa?

Setahu Zahra, panggilan seperti itu jika di Korea ditujukan kepada mereka yang sudah akrab dan mengenal dekat satu sama lain.

Tapi ini… hhh. Bahkan Zahra belum ada satu hari penuh di sini, apa sudah bisa dikatakan akrab?  Bukankah seharusnya sunbae-nim? Atau dengan imbuhan ssi, seperti pada umumnya?

Ah, ya sudahlah. Ini keinginan mereka.
Lagipula, Zahra juga sudah merasa familiar dengan para lelaki itu. Dia sudah bisa membedakan wajah-wajah Bangtan, sudah mengenal nama-nama mereka, juga sudah tak tertukar lagi yang mana Hoseok dan yang mana Yoongi. Yah, walaupun kedua orang itu memiliki karakter yang berlawanan, tapi beberapa kali Zahra pernah salah mengenali keduanya.

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang