Annyeonghaseyo!

704 63 0
                                    

Jauh dari Negeri Gingseng, hiduplah seorang gadis muda yang tengah dikelilingi perasaan dongkol. Matanya memicing sinis menusuk sang sahabat dekat yang tampak tak perduli. Berbeda dengan gadis pertama, si gadis kedua malah terlihat sangat bersemangat dan tak henti-henti menyunggingkan senyum.

"Ya Allah, punya teman kok gini amat, sih?"

"Eh, Ra! Seharusnya lo seneng dong bakal gue ajak jalan-jalan ke luar negeri."

Zahra menutup kopernya lantas menatap gadis cantik yang duduk manis di hadapannya.

"Yey, gue seneng punya temen yang tiba-tiba ngajak gue ke negeri orang tanpa ngasih tahu gue lebih dulu. Yey, gue seneng sekarang gue panik sendiri karena belum ada persiapan apa-apa. Yey, gue seneeeeng banget punya temen kayak Loli!" ucap Zahra dengan suara kelewat datar, sedatar ekspresi wajah yang ditampilkannya.

"Gitu amat lo, Ra. Ya mana gue tahu coba kalau ternyata kupon minuman yang gue kirim bener-bener keterima dan bisa buat jalan-jalan ke Korea. Kirain Cuma hoax. Gue iseng soalnya." Jawab Loli diakhiri kekehan.

"Iseng lo berfaedah ya, Lol. Iri gue."

Bukannya menjawab, Loli malah memukul bahu Zahra. Membuat gadis cantik berjilbab salem itu sedikit terhuyung.

"Udah berapa kali gue bilang sama lo, jangan panggil gue Lol. Berasa dibilang to-Lol tahu nggak?"

Zahra tertawa. Setidaknya dia bisa membalaskan kekesalannya pada Loli. Sahabatnya itu memang tidak suka apabila ada seseorang yang memanggilnya 'Lol'. Baginya lebih baik dipanggil 'Li', syukur-syukur kalau dipanggil 'Loli'. Yang penting tidak nama panjangnya saja, kasihan yang manggil.

Tapi Zahra tetaplah Zahra, yang suka sekali melihat Loli kesal karena kejahilannya.

"Udah ah. Yuk! Bantuin gue kemas-kemas barang. Bentar lagi kita udah harus ke Bandara. Lo nggak mau kan tiket gratis lo itu hangus gara-gara kita ketingalan pesawat?"

Gadis itu mendumel. "Dasar pendendam!"

Zahra mengacak-acak rambut tergerai Loli.

"Biarin. Dari pada lo tukang halu! Ngaku-ngaku pacarnya Taehyung padahal aslinya jomblo sepanjang hidup."

Tuk!

"Anjir mulut lo, Zahra! Amit-amit dah, amit-amit."

Zahra mengusap-usap kepalanya yang terkena lemparan Loli. Aih, punya sahabat satu kok sadisnya gak ketulungan ya?

Sepertinya Zahra memang harus banyak-banyak bersabar. Dan itu juga berlaku untuk Loli yang memiliki sahabat seperti Zahra.

Lolita Santalouis adalah teman pertama Zahra saat pertama kali dia menginjakkan kakinya di Kampus. Zahra dan Loli merupakan teman satu Kampus, satu Jurusan, dan juga satu kamar. Kampus swasta yang cukup bergengsi itu terdiri dari beragam mahasiswa. Namun tak tahu kenapa Zahra dipertemukan oleh Loli.

Sejauh ini Zahra sangat bersyukur karena Allah mengizinkan dia mengenal Loli. Loli merupakan sosok gadis yang baik dan ramah. Meskipun mereka berdua berbeda keyakinan, tapi hal itu bukan masalah besar bagi Zahra.

Kita hidup di Indonesia yang mana di Negara ini terdapat banyak sekali keanekaragaman suku bangsa, ras, agama. Perbedaan yang ada seharusnya membuat kita semua saling melengkapi, bukan menjadi pembatas antar diri.

Zahra tidak pernah berpikir bahwa orang yang akan selalu didekatnya harus seiman dan serumpun. Bagi Zahra, selama orang itu bisa diajak kerja sama, why not?

"By the way, lo kan udah siap nih, tinggal berangkat aja. Tolong periksa barang-barang yang kurang, ya? Gue mau sholat dulu. Habis itu kita berangkat ke Bandara."

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang