Assalamu'alaikum Habibati!

136 13 4
                                    

Sudah tiga hari semenjak kepulangan Jungkook beserta hyung-hyung nya. Meninggalkan sisa kenangan tak terlupakan khususnya untuk gadis yang sejak dari tadi duduk terdiam di kursi tempat biasa ia melakukan konsultasi bersama beberapa klien.

Dahi Zahra mengkerut gelisah. Desisan halus meluncur dari mulutnya ketika ingatan itu kembali bertamu. Tidak, bukan hanya terlintas begitu saja, tapi memori itu sengaja nangkring khidmat di kepala sampai-sampai Zahra rasanya mau gila.

[Flashback]

Malam itu, langit cerah tiada mendung menampilkan pijar bintang berkelip malu-malu. Semua orang baru saja menikmati sajian, hanya menyisakan beberapa hidangan yang rencananya akan di simpan dalam lemari es.

"Zahra, kau ada cola lagi?"

"Camkkanmanyo, biar ku lihat di dapur."

Setelah itu Zahra berlari kecil ke arah dapur, menuju lemari es tempat dimana keluarganya biasa menyimpan minuman berbotol. Tidak memerlukan waktu lama gadis itu kembali, namun dengan raut wajah kecewa.

"Mian Jimin oppa. Itu cola terakhir yang tersisa." Tunjuk Zahra pada botol yang menyisakan beberapa mililiter cairan coklat tua pekat itu.

"Beli lagi aja, Ra. Indomaret kan juga dekat dari sini." Perintah Iqbaal yang tak berlangsung lama diangguki penuh oleh gadis bersangkutan.

Zahra cukup lega. Beruntung di dekat rumahnya terjangkau minimarket yang buka 24 jam. Jadi ia tak perlu bingung harus mencari kemana minuman soda itu malam-malam begini, secara, pasti banyak toko-toko yang sudah tutup.

Meski ia tahu Jimin tidak keberatan bila tak ada Cola, pun sesungguhnya pria itu pun sudah mengurungkan keinginan pada minuman satu itu sebab tak ingin merepotkan Zahra terlalu jauh, tapi Zahra tetap kukuh. Baginya, kedatangan tamu seperti mereka harus dipenuhi segala yang mereka butuhkan dan inginkan. Maka kesempatan itu harus Zahra manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Cukup perfeksionis tapi itulah Zahra. Toh, Iqbaal dan Loli juga mendukung kok.

Berangkatlah Zahra ke minimarket ditemani Jungkook yang tiba-tiba mengajukan diri untuk menemani. Alasannya, karena malam semakin larut tidak baik anak gadis berkeliaran seorang diri. Takutnya ada yang macam-macam atau tersesat di tengah jalan.

Tidak mengingat fakta bahwa kawasan ini adalah teritorial Zahra.

Jimin mendengus tawa. Bak ada udang dibalik batu, Jimin tahu akal bulus Jungkook. Terserah maknae itu saja. Jimin maklum karena memang sepertinya Jungkook butuh momen untuk menyalurkan rindu pada gadis yang pernah disukainya itu. Sebelum nanti mereka harus pergi dan mengurai jarak lagi dengan orang-orang baik ini, terutama Zahra.

Soal perasaan Jimin pada Zahra, agaknya kala itu Jimin hanya penasaran saja. Buktinya setelah beberapa tahun terlewati, rasa itu sudah tidak sama. Bahkan saat bersitatap dengan wajah ayu Zahra, Jimin tidak merasakan debaran asing itu lagi. Kini ia hanya menganggap gadis itu sebagaimana ia menganggap Taehyung dan Jungkook untuk hidupnya. Seperti kawan sekaligus adiknya.

Di sisi lain, dua manusia terdiri namja dan yeoja berjalan beriringan di tengah setapak jalan yang tampak lenggang bak tiada kehidupan. Pijar remang-remang lampu jalan menyinari pijakan mereka, cukup membantu penglihatan dua insan ini agar tak jatuh tersandung sehingga akan mengkambinghitamkan batu atau lubang jalanan.

Minuman berkarbonasi terdiri dari Coca-cola dan Sprite -titipan Hoseok- sudah mereka kantongi. Terayun-ayun apik di kantung plastik berlabelkan nama minimarket yang memiliki banyak cabang di bumi Nusantara ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Nice To Meet YouWhere stories live. Discover now