Ke Penginapan (2)

486 51 2
                                    

Langit hari ini tampak bahagia. Biru cerahnya terpancar ceria. Agaknya sengaja dipamerkan kepada semesta. Kehadiran surya juga kawanan awan kumulus turut mengindahkan pemandangan di atas, merayu pasang mata agar senantiasa mendongak ke sana.

Musim semi membawa kesan tersendiri di hati para insani. Mengingatkan mereka akan keping-keping kenangan di masa lampau yang melekat di sanubari.

Dua mata sejernih intan berbinar menikmati indahnya pagi hari dari balik jendela kaca. Keelokan dirgantara tak membuat jemu meski dipandang berlama-lama.

Untuk kesekian kalinya Jungkook terpana. Pria pecinta langit itu memang sangat suka dengan ciptaan Tuhan yang satu ini. Baginya, bentang biru yang luas itu bak menyalurkan kekuatan, memberinya kebebasan. Hatinya merasa lapang, pikirannya menjadi tenang.

Seutas senyum tipis muncul. Pandangannya kini turun ke arah buku di tangan, membalikkan lagi lembaran baru yang menampilkan foto demi foto seseorang.

Jungkook tersenyum lagi.

Buku ini, Jungkook menemukannya di lantai dekat tempat tidur yang kemarin Zahra tempati. Tergeletak mengenaskan, melambai-lambai minta dipungut. Tanpa menduga lebih jauh pun Jungkook tahu siapa pemilik buku ini.

Zahra, ah.. ternyata gadis itu benar-benar ceroboh. Bagaimana bisa dia meninggalkan benda ini? Sepertinya cukup penting melihat bagaimana isi-isinya.

Maafkan kelancangan Jungkook sebab dia membuka-buka buku pribadi seorang gadis tanpa meminta izin terlebih dulu. Dia tidak bisa melawan rasa penasarannya. Buku ini terlalu sayang jika tidak dilihat isinya. Dan Jungkook sama sekali tidak menyesal karena pada akhirnya dia menemukan hal yang tak terduga.

Tak tahu apakah ini buku Diary, buku jurnal, buku agenda, tapi yang jelas di tiap lembarnya berisi foto-foto Zahra dengan berbagai objek yang berbeda.

Tak hanya itu, di pojok kanan atas tersemat keterangan waktu serta beberapa kata-kata di sisi kanan, kiri, atau bawah foto seperti kesan pesan. Sayangnya Jungkook tidak bisa membaca aksara Indonesia. Padahal pria kelahiran Busan ini sangat ingin tahu apa yang ditulis Zahra.

"Wah, daebak! Dia pernah panjat tebing?"

Jemarinya menyentuh satu foto yang baru saja menarik perhatian. Jungkook berdecak kagum, baik pada keberanian Zahra, spot tempatnya, bahkan model pengambilan gambarnya.

Salah satu hobi Jungkook yaitu mengambil gambar. Jadi dia tahu persis mana presisi foto yang baik dan mana yang tidak. Dan di antara semua foto Zahra yang baru-baru ini dia amati, sebagian besar sudah menunjukkan 90% nilai ke-estetikan.

"Michyeott-a! Rupanya gadis ini suka sekali tantangan. Wah, arusnya benar-benar gila!" (Gila!)

Satu lagi foto Zahra yang tengah melawan derasnya arus sungai saat arum jeram menarik atensi Jungkook. Matanya yang bulat kembali terpana. Dengusan tawa keluar, tak menyangka jika gadis kecil seperti Zahra bisa melakukan banyak hal yang berbahaya.

Mendadak Jungkook penasaran. Tak tahu hawa dari mana tapi sekarang Jungkook rasa dia ingin lebih mengenal pemilik buku yang dia pegang.

Pria itu menengadah kembali menatap hamparan cakrawala. Matanya terpaku pada satu titik tapi pikirannya berkeliaran ke segala arah. Dia terdiam cukup lama, tak menunjukkan pergerakan berlebih selain berkedip dan menghirup udara.

Terbesit dalam otaknya mengunjungi penginapan gadis itu. Berkedok mengembalikan buku, sebenarnya Jungkook hanya ingin bertemu dan bersitatap dengan Zahra. Menuruti rasa penasaran yang entah sejak kapan telah bergelayut di kepalanya.

Tapi dia berpikir lagi, jika buku ini segera dia kembalikan, tidakkah terlalu cepat? Lantas alasan apa yang bisa ia gunakan selanjutnya jika ingin bertemu Zahra?

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang