27. Nginep and Full time 2💅

7.8K 385 43
                                    

Lama gak siii gue up nya?..
Wkwkwk sumpah bukan apa tapiii gak ada mood samsek guee..
Mood gue down bangettt😖..
Tapi setelah makan seblak mood gue naik dong wkwk..

---Happy Reading---

Setelah pulang dari Warkasep tadi. Kini Alandra sedang berada di kamarnya termenung tak tentu. Entah kenapa mood nya down seketetika saat teman-temannya malah mendukung hubungan Raka serta Grizella menjadi lebih dari sekedar Abang dan Adik.

“Gue kenapa sih?”
Tanya nya ntah pada siapa. Ia tak tahu perasaan apa yang datang padanya saat dirinya berada di dekat gadis yang sialnya baru beberapa Minggu ini memasuki kehidupannya.

“ARGHHHH”
Erangnya frustasi. Ntah ia bingung ingin melakukan apa tak ada selera. Yang ia pikirkan hanya Grizella, Grizella, dan Grizella.

“Apa iya gue suka sama dia?
Bahkan Alandra sudah seperti orang gila saja yang berbicara sendiri. Pikirannya menepis tentang yang ia ucapkan tadi. Namun hatinya berucap teguh yakin atas ucapannya tadi.

Ah iya jadi bingung sekarang. Yang ia butuhkan hanya satu batang nikotin. Alandra memang sudah mengonsumsi  Rokok sejak ia berada di kelas X SMA. Ntah ia dulunya hanya mencoba memakainya jika sedang kalut namun ternyata sampai sekarang hanya nikotin dan Bundanya saja yang ia butuhkan jika sedang kalut. Rizky dan Galang juga memakainya. Namun Xavier dan Raka tidak. Ntah apa alasannya. Namun kebetulan atau tidak jika ada salah satu di antara dirinya, Galang dan Rizky yang meminta mereka mencobanya. Xavier dan Raka selalu menjawab 'Ada yang harus di jaga. Bukan paru-paru melainkan belahan jiwa'.

Bukan maksud membuat Raka dan Xavier menjadi pecandu nikotin bukan.  Hanya saja mereka bercanda. Bukannya jika ada teman yang tak mau terjerumus harusnya di bantu?bukan malah di jerumuskan di hal hal yang tak lumrah bagi mereka.

Alandra, Rizky dan Galang hanya maklum saja. Mereka pun jika sedang merokok tahu tempat.

“Kalo gue beneran suka sama dia gue harus apa?”

***
Sinar matahari yang menerobos masuk dalam celah-celah jendela kamar ber-interior elegan dan rapi menyapa dua makhluk berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang masih asik berkelana dalam dunia mimpi mereka dengan posisi berpelukan. Sampai salah satu dari mereka bangun dan membuka matanya dengan perlahan.

Menoleh mendapati gadis cantik nan manis yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Rasa rindu yang mendalam di dirinya seakan memudar sedikit demi sedikit. Namun tak munafik pula ia hanya ingin bersama adiknya saat ini dan selamanya.

Ia rindu dengan adiknya sangat. Rindu dengan canda tawa adiknya. Rindu dengan kepolosan adiknya. Dan selalu rindu dengan tingkah laku adiknya yang sangat menggemaskan itu. Sungguh tak main-main ia benar-benar Rindu.

Huh
Helaan nafas terdengar seperti lega akan keadaan dan kebahagiaan adiknya yang satu ini. Ia berjanji meskipun gadis yang masih memejamkan matanya ini dengan posisi menyamping dan tangan yang bertengger manis di pinggangnya bukan adik kandungnya namun ia akan menyayanginya seperti dia menyayangi Mommy nya. Ia tak akan membiarkan seseorang yang membuat satu tetes air mata pun yang keluar dari manik mata indah biru laut itu bahagia. Meskipun itu dirinya dan orang terdekatnya. Ia akan membuat seseorang itu di landa rasa bersalah selamanya.

Raka orang itu yang masih memandangi wajah adik kecilnya yang masih memejamkan mata walau waktu sudah menunjukan pukul 07:35. Menciumi wajah itu dengan gemas membuat sang empu terusik.

“Abang ih geliii”
Katanya di barengi kekehan. Yang membuat Raka ikut terkekeh pelan.

“Ayo bangun Ta mandi. Katanya mau Full time”
Gadis itu Grizella. Mengangguk walau matanya masih terpejam belum terbuka sempurna. Raka yang melihat itu terkekeh geli. Ntah setelah mengetahui bahwa Grizella itu Ata-nya ia lebih sering tertawa walau pelan. Raka pun mencium kedua mata Grizella. Membuat gadis itu mendelik dan langsung membuka matanya lebar-lebar.

GRIZALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang