53. HUJAN

4.4K 265 26
                                    

Haii.. lama g up HEHEHE
Pasti gda yg kangen kan? SUNGGUH TEGA💔😭

DEMI APAPUN INI ALASAN GW UP LAMA KARNA BANYAK YG G NGEHARGAIN GW ANJIR, di part 56 kemarin yg baca 400 lebih tp yg vote cm 86. KALIAN TUH duh sumpah(?)😭😭😭

⚠️Jangan lupa vote sm komenny ramein ⚠️
klo g rme aku jamin kalian di gantung sampe bulan Januari 2022
-Hargai penulis, jangan siders⚠️


Kediaman Pratama, 14:56

Berdiam diri di kamar selama satu jam terakhir itulah yang di lakukan Grizella.

Melamun, berpikir bagaimana dengan hubungan ia dengan Alandra kedepannya. Apakah mungkin harus berakhir secepat ini? Atau 'ia' harus mempertahankan nya? Tapi.. apakah mungkin Grizella kuat menghadapi sikap Alandra yang akhir-akhir ini berubah.

Terhanyut dalam pikirannya sendiri, sampai tak sadar sang Abang sedari tadi melihatnya dengan tatapan yang tak dapat di artikan.

Xavier kecewa dengan dirinya sendiri? So, pasti. 'Ia' kecewa karena terlalu mudah percaya pada Alandra untuk menjaga dan membahagiakan adiknya. Yang nyatanya, adiknya Grizella malah merasakan sakit akibat ulah sahabatnya.

Berjalan mendekati sang adik yang masih bergelut dalam pikirannya "Richelle" panggilnya.

Sang empu menoleh, terkejut lantas mengerjapkan matanya berulang kali, "Kenapa bang?"

"Are you ok?" Grizella tersenyum.

"Yes I'm okey Abang, aku fine tenang aja" balas gadis itu menenangkan.

"Gimana Abang mau tenang liat kamu diem terus dari tadi, lagi mikirin apa hm?" lagi lagi Grizella mengerjap terkejut mendengar penuturan Xavier.

"Eh? Enggak kok bang, i'm ok"

"Really?"

"Iya Abangggg" Xavier yang mendengarnya tersenyum, lantas merentangkan tangannya lebar.

Grizella yang mengerti langsung berhamburan ke pelukan sang Abang seraya terkekeh kecil. Namun tak ayal Grizella merindukan momen ini bersama sang Abang. Begitupun sebaliknya.

Cup

Xavier mengecup pucuk kepala gadis itu dengan gemas, lagi lagi membuat Grizella terkekeh geli. Gadis itu mendongak menatap mata teduh milik Xavier. Pahatan yang begitu sempurna, hidung mancung, rahang tegas, bulu mata yang sedikit lentik, halis yang menukik tajam malah menambah kesan tersendiri.

"Abang tau Abang ganteng, ngeliatin nya jangan sampe segitunya juga" ujar Xavier terlalu PD.

"Iya Abang ganteng-" Xavier sudah tersenyum sombong, namun perkataan Grizella selanjutnya membuat senyum itu pudar.

"Kalo di lihat dari ujung Monas" Grizella tersenyum tanpa dosa membuat Xavier gemas ingin menggigit pipi bulat itu.

"Engga bercanda, Abang emang ganteng kok sama kayak papi" Xavier mengembangkan senyumnya lalu mengecup dua pipi Grizella dengan gemas.

"Maka--

Ting tong

"Siapa yang dateng? Abang ngundang temen Abang kesini?" tanya Grizella

GRIZALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang