THE DARK PRINCE | 0.7

640 43 1
                                    

Amaira mencatat apapun informasi yang ia dapatkan dari buku. Sambil bekerja di perpustakaan kota, Amaira juga menyempatkan diri mencari informasi tentang vampire di buku-buku fantasi. Hal itu ia lakukan karena rasa penasarannya terhadap Arthur dan saudara-saudaranya.

Ada rasa sedikit tak percaya, tapi bisa juga pemikirannya benar.
"Gak punya detak jantung?" Gumamnya seraya membaca buku di hadapannya, "Masa iya gak punya detak jantung, kalo gini.. Gimana cara nyari taunya"

"Mana ada vampire di jaman sekarang" Sean datang, ia membawa beberapa buku dan langsung ia letakkan di meja tempat Amaira menjaga, "Aku tau dari Amaira, dia gak percaya ada vampire di dunia nyata" Ucapnya.

"Loh, kamu ngapain disini?" Tanya Amaira.

"Emang aku selalu disini tiap hari, biasa lah... Kerjaan tambahan" Jawab Sean, "Gak mungkin hidup aku bergantung sama ibu ayah terus" Tambahnya.

"Kamu sendiri juga kerja disini?" Tanya Sean balik.

"Iya, baru hari ini. Aku gak bisa biarin ibu kerja di rumah Daisy lagi. Kasian ibu, dia kecapean terus" Jawab Amaira.

"Jadi, tiap hari kita bisa ketemu dong. Bisa belajar bareng juga disini" Kata Sean sambil meletakkan satu-persatu buku di dalam rak.
Amaira hanya tersenyum mendengar perkataan Sean. Ia pun menutup buku yang ia pinjam tadi, lalu meletakkannya ke dalam rak seperti semula.

"Amaira" Panggil si penjaga perpustakaan.

"Iya kak" Jawab Amaira.

"Kamu bantu Sean rapihin buku-buku lama di rak pojok ya" Suruh Sherly.

"Iya kak sherly" Ucap Amaira, "Aku titip buku aku di meja informasi ya kak"

"Iya" Balas Sherly.

Amaira dan Sean pun pergi bersama menuju bagian pojok perpustakaan. Setelah sampai, mereka mengeluarkan buku-buku lama darisana, buku-buku tersebut berdebu dan membuat Amaira bersin sesekali.

"Aduh, gak ada masker lagi" Ujar Sean.

"Gak apa-apa, kita lanjutin aja, supaya cepat selesai" Amaira mengeluarkan buku-buku yang sudah rusak beberapa, ia meletakkannya ke dalam keranjang yang tadi dibawa oleh Sean. Saat hampir semua buku mereka keluarkan, Amaira melihat satu buku disana yang membuatnya tertarik untuk membacanya.

Buku tersebut bersampul cokelat, dengan tulisan "Theodoric" Di depannya. Ia pun membuka lembaran pertama buku itu. Pada bagian awal halaman, sama sekali tidak dituliskan nama penulis buku tersebut disana, setelah membuka dua lembar halaman, terdapat lukisan seorang Pria menggunakan mahkota, yang Amaira percaya bahwa itu adalah seorang raja.

"Carlson Theodor" Bacanya.

"Nanti aja bacanya, ayo bantuin" Ujar Sean.

"Eh iya" Amaira kembali melanjutkan aktivitasnya, mengeluarkan buku-buku lama. Buku-buku tersebut nantinya akan dibawa masuk ke gudang, lalu diganti dengan yang baru.

Setelah mengambil buku-buku baru di gudang, Amaira dan Sean kembali merapihkan buku-buku itu lagi.

"Loh, ini buku belum kamu simpen di gudang?" Tanya Sean sambil memegang buku yang Amaira ambil sebelumnya.

"Aku mau pinjam" Jawab Amaira, ia mengambil buku tersebut dari tangan Sean. Sebelah tangannya memegang buku itu, dan sebelahnya lagi ia gunakan untuk meletakkan buku-buku baru kedalam rak.

Setelah selesai melakukan semua pekerjaannya, Amaira kembali ke meja informasi, ia diperbolehkan untuk meminjam buku sejarah tersebut.

"Ini bayaran kalian hari ini, terimakasih ya sudah mau membantu" Sherly memberikan selembar uang 100.000 kepada mereka berdua.

"Sama-sama Kak, kalau gitu kita berdua pulang dulu ya kak" Ucap Sean.

Setelah berpamitan, Amaira mengambil tasnya yang berisi buku kemudian segera berjalan keluar dari perpustakaan bersama Sean.
"Seharinya aja seratus ribu.. Lumayan nih buat di tabung" Ucap Amaira.

"Lumayan kan? Kerja di perpustakaan kota emang enak" Balas Sean, "Makan yuk, aku traktir"

"Hmm... Gimana ya, aku mau beli makanan dulu buat di rumah, kapan-kapan aja kita makan barengnya"

"Yaudah deh, kamu mau di anter beli makanan?" Tanya Sean.

"Gak usah, kamu juga pasti punya banyak kerjaan dirumah" Tolak Amaira.

"Heumm okay, Hati-hati di jalan ra"

"Iya, aku pergi dulu ya" Amaira melangkahkan kakinya pergi dari sana. Langkah kakinya ia bawa ke minimarket sekitar sana. Tanpa disadarinya, sedaritadi seseorang berpakaian serba hitam mengikuti dirinya dari belakang.

Dia Arthur, entah apa yang membuat perasaan Arthur tidak enak sehingga dirinya mengikuti Amaira seperti ini.
Saat Amaira memasuki minimarket, Arthur menunggunya dari luar minimarket. Pada saat Arthur melihat seseorang yang aneh di sekitar Amaira, barulah ia melangkah masuk kedalam minimarket.

Pria di dekat Amaira hendak menyentuh tubuh belakang Amaira, untung saja Arthur datang dengan cepat, ia berdiri di belakang Amaira, membuat pria yang hendak mendekati gadis itu sedikit menghindar, tak berani mendekati Amaira.

Begitu Amaira berbalik badan, ia terkejut akan kehadiran Arthur yang begitu tiba-tiba. Jarak antaranya dan Arthur juga cukup dekat, membuat detak jantung Amaira berdetak cukup kencang. Lagi-lagi ia merasakan sakit di dadanya, walau tak seberapa, tapi masih bisa ia rasakan.

"Ada apa?" Tanya Arthur.

"Dadaku sakit" Jawab Amaira.

Arthur pun melihat dada Amaira, ia tak berniat untuk berperilaku mesum, ia hanya ingin melihat apa yang terjadi di dalam tubuh Amaira. Setelah mengetahui apa yang terjadi, Arthur melangkahkan kakinya menuju tempat dimana obat berada, ia mencari obat penghilang rasa sakit di bagian jantung.

Amaira memiliki penyakit jantung, tapi kenapa dia tidak memeriksanya? Itulah pemikiran Arthur.

Arthur kembali berjalan menuju meja kasir, Amaira juga sudah ada di sana. Dengan tenang, Arthur memberikan obat tersebut.

"Arthur... Kamu sakit?" Tanya Amaira.

"Bukan aku, tapi kau" Jawab Arthur.

"Harga obatnya-"

"Hitung semua, milik dia juga" Pinta Arthur.

"Tapi ak-"

"Jangan dengarkan dia, hitung saja semuanya" Suruh Arthur.

Penjaga kasir tersebut menurut, ia menghitung total belanjaan Amaira juga.
"Totalnya enam puluh lima ribu" Ucap si penjaga kasir.

Arthur mengeluarkan selembar uang seratus ribu dari kantung jaketnya, ia memberikannya kepada penjaga kasir.
"Ambil kembaliannya" Ujar Arthur kemudian segera keluar dari minimarket itu. Amaira menyusulnya setelah mengambil semua barangnya.

"Arthur!" Panggil Amaira.

Arthur menoleh ke arah Amaira, ia mengambil satu kantung plastik dari tangan gadis itu, meraih obat yang ia beli di dalam kantung plastik.
"Ini, kau harus meminum ini sesuai aturan yang ada di kertas informasinya" Ucap Arthur, setelahnya ia memasukkan kembali obat tersebut dan memberikan kantung plastik tersebut ke pemiliknya.

"Loh, kok aku yang minum?" Tanya Amaira.

"Dadamu sering sakit, obat itu cocok untuk penyakitmu" Jawab Arthur, "Lagipula kenapa kau tidak memeriksa penyakitmu itu ke rumah sakit? Bisa saja penyakit itu parah"

"Udah di periksa, tapi gak ada satupun dokter yang tau penyakit ini. Kamu sendiri tau darimana obat ini bakal cocok sama aku?" Tanya Amaira.

Arthur terdiam berfikir, Kemudian menjawab pertanyaan Amaira, "Mendiang ibuku memiliki ciri penyakit yang sama sepertimu"

"Oh gitu ya.. Makasih deh" Ucap Amaira, "Makasih juga udah mau bayarin semuanya, nih aku ganti uang kamu" Amaira memberikan uang yang ia dapatkan setelah bekerja tadi, namun Arthur menolaknya dengan menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu diganti. ayo pulang biar aku antar hingga hingga sampai ke rumahmu"





~BERSAMBUNG~



THE DARK PRINCE [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें