THE DARK PRINCE | 2.0

412 27 0
                                    

"Ibu..." Lirih Amaira saat baru saja bangun dari tempatnya. Kelima vampire nya ikut senang melihat Amaira sudah sadarkan diri.

"Syukurlah kamu udah bangun, ibu khawatir banget sama kamu... Lain kali, kalau keluar rumah hati-hati ya sayang. Ibu takut kamu kenapa-napa" Ucap Leona.

Amaira memeluk ibunya itu, "Maafin amaira... Amaira udah buat ibu khawatir" Katanya, ia pun melepaskan pelukannya, menghapus air mata ibunya. Jujur saja, tubuhnya terasa sakit, tapi melihat ibunya menangis, justru membuat hati Amaira sakit. Amaira pun menoleh ke arah kelima vampire tersebut, ia bernafas lega karena tak ada satupun dari mereka yang terluka.

Amaira menatap Acheron, ikatan batin antara dirinya dan Acheron kembali terjadi. Amaira merasakan dirinya sangatlah merindukan Acheron, padahal mereka baru saja bertemu. Amaira tau, ini adalah perasaan yang diberikan oleh Athaya kepadanya.

"Ayah..." Kata itu keluar dari mulutnya, membuat Leona terkejut, dan Acheron hanya bisa tersenyum mendengar Amaira memanggilnya ayah, "terimakasih" Tambahnya.

"Amaira, kamu apa-apaan sih nak. D-dia bukan ayah kamu sayang" Ucap Leona.

"Dia ayah, bu... Kalau bukan, kenapa aku bisa ngerasain ikatan batin sama dia" Ujar Amaira, "Kamu... Kamu ayah aku kan?" Tanyanya, setetes air matanya jatuh tanpa ia sadari. Sebelumnya Amaira memang ragu mengungkapkan bahwa Acheron adalah ayahnya, tapi entah kenapa ikatan batin itu makin terasa.

"Amaira..." Gumam ibunya, ia hampir menangis lagi, "Ayah kamu udah gak ada nak"

"Ayah masih ada bu... Mana mungkin amaira ngerasain adanya ikatan batin kalau dia bukan ayah amaira" Ucapnya.

Acheron lantas duduk di samping Leona, ia juga menatap Leona.
"Kamu mungkin belum mengerti, mungkin... Putriku yang telah memberikan perasaan itu kepada amaira... Amaira adalah reinkarnasi putriku" Katanya, "kalian jaga amaira, ada yang harus aku bicarakan dengannya, mari" Acheron keluar dari kamar Amaira, disusul oleh Leona, dan kemudian Acheron menceritakan tentang segalanya kepada Leona dengan cara yang berbeda. Leona bingung, dia antara percaya dan tidak percaya.

"Istriku dulu...sempat mengatakan sesuatu kepadaku sebelum dia memejamkan matanya untuk selamanya. Dia berkata, bahwa dia akan kembali dan akan menjalani hidup denganku dan juga putriku di kehidupan selanjutnya" Ucap Acheron, "Amaira memanglah lahir dari reinkarnasi istriku, dan Amaira sendiri adalah reinkarnasi putriku. Ayah Amaira memanglah bukan aku, tapi....kami masih memiliki ikatan batin yang kuat" Lanjutnya.

"J-jadi... Saya ini reinkarnasi istri kamu?" Tanyanya, "Atau jangan-jangan kamu yang selalu muncul di mimpi saya"

Acheron menganggukkan kepalanya. Ia sebenarnya sudah seringkali merasakan keberadaan Leona, namun ia tak pernah menemukan keberadaan Leona. Satu-satunya cara, ia mengirimkan dirinya agar masuk kedalam mimpi Leona bagaimanapun caranya.

"Jika kamu menyetujui, bolehkah aku menganggap Amaira seperti putriku sendiri?" Tanya Acheron, Leona sempat terdiam hingga akhirnya ia menganggukkan kepalanya.
Amaira juga sangat ingin memiliki ayah, sebab sebelum ia lahir, Amaira belum pernah sama sekali bertemu ayahnya, merasakan bagaimana rasanya kasih sayang dari seorang ayah. Mungkin, setelah kehadiran Acheron di hidup putrinya itu, Amaira akan bisa terus berbahagia.

♛ ♛ ♛

"Masih sakit, ra?" Tanya Rebeca.

Amaira menggelengkan kepalanya, "makasih ya" Ucapnya sambil tersenyum.

"Sama-sama" Balas Rebeca, ia turun dari kasur Amaira, sebelumnya ia telah mengobati punggung Amaira yang sakit akibat pertengkarannya dengan vampire tadi.

"Besok, aku jemput. Kamu belum bisa pergi kemanapun sendirian" Ujar Arthur, "Jangan pergi sendirian sebelum aku datang" Lanjutnya.

"Jangan selalu keluar sendirian, bisa saja mereka mengikutimu terus" Kali ini Aaron yang berbicara.

"Tapi besok aku harus kerja, ibu udah di pecat.. Aku gak mau ibu capek kerja lagi" Ucap Amaira.

"Tidak usah bekerja, aku bisa membiayai hidupmu" Balas Arthur.

Mereka semua lantas menoleh ke arah Arthur dengan tatapan bingung. Hampir saja Rebeca dan Jessalyn tertawa, tapi mereka berusaha untuk menahan tawa mereka, kalau tidak Arthur tidak akan berbicara lagi dengan mereka berdua.

"Memangnya kau punya uang? Kau saja tidak memiliki pekerjaan, ayah juga tidak mungkin memberikan uang kepadamu sebanyak itu" Ujar Aaron.

"Wah... Jangan salah, Arthur punya banyak uang di kamarnya" Kata Leandro, "Arthur juga punya pekerjaan, benar kan?" Tanyanya kepada Arthur.

Arthur menganggukkan kepalanya, "Dengar kan? Kamu tidak perlu bekerja, Amaira" Katanya.

"Gak, aku gak mau ngerepotin kamu" Balas Amaira.

"Yasudah, tapi aku akan menemanimu bekerja, ya?"

Amaira menganggukkan kepalanya. Ia juga takut sendirian, bagaimana jika dirinya di serang lagi oleh vampire lainnya?

♛ ♛ ♛

Amaira baru saja turun dari mobil Aaron dan keempat vampire lainnya. Pagi tadi, mereka berlima menjemputnya dirumah, dan sang ibu ikut bersama Acheron pergi entah kemana. Mulai hari ini hingga seterusnya, Amaira dan ibunya berada diatas perlindungan Acheron dan keempat anak angkatnya, beserta Arthur.

Amaira tidak berjalan sendirian ke kelas, walaupun kelas Amaira lebih jauh dari kelas Arthur dan yang lain, mereka tetap mengantar Amaira hingga ke kelasnya.

"Sean" Panggil Jessalyn, Sean yang saat itu tengah menyapu kelas lantas berbalik.

"Apa?" Tanyanya.

"Tolong jaga Amaira" Ucap Jessalyn.

"Yeuh, tanpa lu bilang juga bakal gue jagain dah" Balas Sean, "Sini sayang" Panggil Sean, bertujuan membuat Arthur kesal. Sean tau bahwa Arthur sangat menyukai Amaira.

Arthur memegang gagang pintu kelas hingga hampir patah, dan sentuhan tangan Amaira membuat dirinya tersadar dan langsung melepaskan gagang pintu itu.

"Jangan ganggu, pawangnya nanti marah!" Ucap Lila yang baru saja memasuki kelas, ia menarik tangan Amaira, membawanya ke kursi Amaira, "Amaira udah nyampe ke kursinya, kalian gak usah khawatir ama dia... Aku sama Sean bisa jaga dia"

Aaron menganggukkan kepalanya, ia pergi dari sana bersama kedua adik angkatnya yakni Rebeca dan Jessalyn. Sementara Arthur masih diam menatap Amaira, di sampingnya ada Leandro yang terus menarik lengan seragamnya agar Arthur segera pergi dari sana.

"Sana" Ucap Amaira sambil tertawa pelan. Lantas Arthur pun pergi dari sana bersama Leandro.

"Heran gue ama si pucet, sebucin itu ama Amaira" Gumam Sean masih sambil menyapu.

"Kenapa emang, cemburu?" Tanya Lila.

"Enggak, cuma aneh aja gitu. Pacarnya aja bukan, tapi bisa sebucin itu" Jawab Sean, dia kesal akan tingkah Arthur yang seolah-olah mengklaim bahwa Amaira miliknya.
"Ra, sini aku cubit. Kira-kira si pucet dateng gak"

"Apa sih" Amaira tertawa mendengar ucapan Sean, "Sean, aku dapet kerjaan baru"

"Oh ya? Dimana tuh? Gajinya gede gak?" Tanya Sean.

"Di caffe deket rumah" Jawab Amaira, "Mulai hari ini aku bisa mulai kerja, gajinya juga lumayan gede. Kamu gak niat kerja di situ juga?" Tanya balik Amaira.

"Iya juga ya, semenjak perpustakaan kota tutup, aku jadi nganggur. Nanti deh dipikir ulang, takut bokap nyokap ngelarang"

"Lagian, dah tau orang kaya, masih mau kerja sendiri" Celetuk Lila.

"Belajar mandiri bos" Balas Sean.
Amaira hanya bisa terkekeh melihat tingkah kedua temannya itu.






~BERSAMBUNG~

THE DARK PRINCE [END]Where stories live. Discover now