THE DARK PRINCE | 2.6

273 27 0
                                    

Semua murid di dalam kelas Amaira bersorak kegirangan disaat mendapatkan informasi bahwa sekolah akan mengadakan pariwisata ke wilayah Theodoric, khusus untuk tingkatan atas sekolah menengah.

Amaira juga pastinya senang, sebab dirinya akan melihat secara langsung bagaimana istana yang ditempati oleh Arthur dulu. Selain itu, ada jembatan penyambung antara wilayah tempat tinggal para vampire beribu-ribu tahun yang lalu dan wilayah Theodoric.

Di jam istirahat, Amaira segera keluar dari kelas, ia berlari menuju kelas Arthur. Sesampainya di sana, ia menunggu Arthur dan keempat saudara tirinya didepan pintu kelas.

Disaat mereka keluar, Dengan girangnya Amaira memeluk tangan Arthur.
"Kita mau ke Theodoric! Aku seneng banget, pengen liat istana kamu" Ucapnya.

"Kamu sebenarnya tidak perlu menunggu lama untuk kesana, Amaira. Arthur bisa membawamu pergi kapanpun kamu mau" Ujar Jessalyn.

"Tidak" Ucap Arthur, "aku tidak ingin menginjakkan kakiku di istana" Lanjutnya.

Amaira melepaskan pelukannya, ia menatap Arthur dengan wajah sedihnya.
"Kalau kamu gak ikut, aku juga gak mau ikut deh" Katanya.

"Arthur, Amaira ingin ikut hanya kalau kau ikut. Turutilah dia, lagipula kejadian itu sudah sangat lama bukan? Sekarang kau sudah menemukan cintamu" Ujar Aaron, "Lupakanlah masa lalu yang kelam, berjalanlah kedepan bersamanya"

"Aku setuju, bisa saja sesuatu yang baru akan terjadi lagi jika kau kembali ke istanamu" Kali ini Jessalyn yang berbicara.

♛ ♛ ♛

Disinilah mereka sekarang. Melakukan perjalanan wisata ke istana Theodoric untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah Theodoric.

Pemandu wisata disana membawa mereka masuk ke ruangan-ruangan tertentu, dan menjelaskan tentang sejarah dibalik ruangan tersebut. Arthur hanya menatap pemandu wisata itu dengan wajah malas. Apapun yang dikatakan oleh pemandu wisata tersebut banyak yang tidak benar. Contohnya perkataannya yang satu ini.

"Disana ada kamar Pangeran Arthur, kamar itu di tutup semenjak hilangnya Pangeran Arthur" Ucap si pemandu wisata.

Padahal, kamar yang barusan di tunjuk oleh pemandu wisata tersebut bukanlah kamar Arthur, itu adalah kamar Pangeran Beck, Putra dari adik Ayahnya.

"Mohon maaf, boleh ku ralat sedikit?" Tanya Arthur yang sudah muak akan penjelasan pemandu wisata di depan mereka.

"Memangnya...Apa ada ucapan saya yang salah?" Tanya balik Rony, si pemandu wisata.

Arthur menganggukkan kepalanya. Ia menoleh ke atas, melihat ke arah kamar lamanya yang tertutup. Kemudian Arthur menunjuk ke arah kamarnya itu, membuat teman-teman lainnya ikut menoleh.
"Di sana kamar Pangeran" Ujarnya.

"Arthur, kau bisa ketahuan jika mengatakan hal seperti itu" Bisik Rebeca.

Arthur tetap tidak perduli. Dia mengeluarkan peta area istana yang ia ambil di luar tadi, lalu menunjukkannya kepada orang-orang disana.
"Liat? Prince Arthur's room" Ucapnya.

"Ah iya maaf, saya keliru" Ucap Rony, "Mari, kita lanjutkan perjalanannya"

Mereka kembali berjalan, kali ini berhenti di aula kerajaan, tempat dimana Raja dan yang lainnya berkumpul untuk membahas tentang suatu hal yang penting bagi kerajaan mereka, disana juga tempat dimana biasanya di adakan upacara pelantikan Raja ataupun yang lainnya. kemudian mereka melanhkahkan kaki menuju halaman belakang istana. Tempat dimana Athaya di hukum atas kesalahannya.

Disana, Amaira kembali mendapatkan flashback kejadian masa lalu. Ia melihat dengan jelas kejadian dimana dirinya di eksekusi mati oleh Raja Carlson. Arthur juga kembali mengingat masa lalunya, dimana dirinya melihat secara langsung Athaya mati di tengah-tengah halaman belakang istana.

THE DARK PRINCE [END]Where stories live. Discover now