THE DARK PRINCE | 2.5

313 20 0
                                    

Semua murid-murid yang di skorsing dari sekolah, kini sudah kembali untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar disekolah. Kelas Amaira yang tadinya sepi, sekarang sudah terlihat ramai seperti biasanya.

Tapi tetap saja, mereka masih tidak menyukai Amaira. Tak hanya di sekolah, di rumah masing-masing pun mereka mendapatkan hukuman dari keluarga mereka masing-masing. Dan karena hal itu, mereka semakin membenci Amaira.

"Enak ya, udah sok jadi ratu di sekolah" Ucap Daisy.

"Dia bebas semenjak gak ada kita guys" Kali ini Anggara yang berbicara.

"Gue benci banget sama lo...orang tua gue marah ke gue gara-gara si cewek kecentilan ini nih" Ujar Daisy, "Terus dia disini seneng-seneng gitu bareng temen-temen barunya, keenakan banget"

Amaira berpura-pura tidak mendengar, ia lebih memilih untuk fokus pada gambarnya. Daisy yang kesal lantas menarik buku gambar Amaira, membanting nya kemudian menginjak-injak buku tersebut sehingga gambar yang Amaira buat kotor.

Amaira yang melihat hal itu menjadi kesal. Amaira sudah tidak ingin lagi menjadi Amaira yang dulu, kini dia memilih untuk lebih berani menanggapi siapapun yang mengganggu dirinya. Ia pun berdiri dari kursinya dan menatap kesal ke arah Daisy.
"Gak tau malu banget sih! Udah di skorsing gitu, balik-balik masih aja mau nyari gara-gara. Gak kasian sama ortu?" Kesalnya.

Daisy dan yang lainnya tentunya terkejut, ia menatap tak percaya ke arah Amaira. Amaira pun membungkuk untuk mengambil buku gambarnya, ia mengusap-usap hasil gambarannya yang kotor akibat diinjak oleh Daisy.

"Gue tau alesan dia begini" Ujar Siska, salah satu murid yang juga bermasalah dengan Amaira.
"Nyokap dia nikah sama pengusaha kaya, dan pengusaha kaya itu bokapnya si lima anak baru itu" Lanjutnya.

"Setelah dipecat dari rumah gue, nyokap lo nikah sama bokap si anak baru itu? Gue curiga deh nyokap lo ngegoda bokapnya mereka supaya bisa nikah, dan nyokap lo jadi kaya raya" Ucap Daisy.

"Daisy! Jaga omongan lo dong!" Bentak Sean.

"Iya, apa-apaan sih!" Kesal Lila.

Amaira yang terlanjur kesal segera mendorong Daisy. Ia tak perduli jika dirinya dikatai habis-habisan, tapi kalau menyangkut ibunya, Amaira tak bisa tinggal diam.

"Berhenti omongin soal ibu!" Kesal Amaira.

"Cih, kesel dia. Kalau dia marah, berarti apa yang gue omongin itu kenyataan dong" Ucap Daisy, "Ibunya aja gitu, apa mungkin gen penggoda turun ke anaknya?"

"Ah iya... Gue baru inget, dia juga pernah ngegoda Arthur" Kata Daisy lagi.

Amaira hampir saja menampar wajah Daisy, namun tiba-tiba tangan Aaron menahannya. Aaron datang bersama yang lainnya. Saat itu juga, keadaan di kelas Amaira semakin ramai karena pertengkaran Amaira dan juga Daisy.

"Kak, dia-"

"Aku tau Amaira, kontrol emosi kamu" Ucap Aaron. Pria itu kini menatap Daisy dengan dingin, "Punya hak apa kamu bicara soal keluarga orang lain?" Tanyanya dan Daisy hanya terdiam.

"Ibunya adalah ibu kami, dia tidak pernah menggoda ayah kami" Ucap Aaron, matanya kini menoleh ke arah Amaira, "Dia adik kandungku, dan ayahku adalah ayah kandungnya"

"Wah, gue gak percaya, drama apa lagi ini tuhan" Ucap Nicholas, "Belom lagi masalah rumor Arthur pacaran ama Amaira, yakali saudara kandung pacaran"

"Dia memang kekasihku" Kali ini Arthur yang membuka suara, ia berjalan mendekati Amaira, memegang tangan gadis itu, "Dan aku bukan saudaranya... Aku bukan anak dari ayahnya" Lanjutnya.

"Ayahku memang telah mengurus Arthur sejak lama setelah kepergian orang tua Arthur" Ucap Aaron.

"Denger gak tuh? Masih mau ikut campur urusan orang lo pada" Ujar Sean, ia sengaja mengeraskan suaranya.

Leandro dan kedua saudari angkatnya ikut mendekat. Leandro tertawa pelan melihat kejadian di hadapannya ini, "Heran... Manusia jaman sekarang selalu saja ikut campur urusan orang lain" Ucapnya, "Sebelum bicara, kalian harusnya berfikir. Kalau tidak tau kenyatannya, setidaknya kalian cari tau terlebih dahulu"

"Kalau aku jadi mereka, aku akan merasa malu. Sudah di skorsing karena tingkah mereka yang tidak manusiawi, setelah datang mereka justru menyebarkan berita yang tidak ada kebenarannya" Ucap Jessalyn.

♛ ♛ ♛

"Kita mau kemana? Mau manjat lagi? Aku gak mau ah, mending ke tempat lain" Ujar Amaira.

"Yah... Padahal aku ingin berdua bersamamu" Arthur mengubah raut wajahnya menjadi cemberut dan Amaira hanya tertawa menanggapi itu. Ia memeluk satu tangan Arthur, membuat pria itu menoleh ke arahnya, "Apa? Mau mencoba membujukku? Aku akan tetap seperti ini"

"Vampire ambekan" Gumam Amaira, ia melepas pelukannya saat merasakan bahwa ada seseorang memperhatikan dirinya. Akhir-akhir ini, Amaira peka terhadap apapun yang memperhatikannya. Gadis itu menoleh ke belakang, namun tak ada siapapun yang memperhatikan dirinya.

Arthur juga ikut mencari keberadaan orang yang memperhatikan mereka karena dirinya juga merasakan hal yang sama dengan Amaira. Dan ternyata, seseorang yang memperhatikan mereka adalah Anggi dan teman-temannya. Mereka menatap iri Amaira dan Arthur dari atas tangga.

"Mereka memperhatikan kita lagi" Ucap Arthur.

"Ngambek tapi masih mau ngomong" Balas Amaira sambil terkekeh pelan.

"Tidak, aku tidak sanggup melakukan hal itu kepadamu walau hanya sedetik" Ujar Arthur, "Sepertinya aku punya ide bagus"

"Ide apa?"

Arthur hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Amaira. Ia menarik tangan Amaira, membawanya pergi ke samping tangga sekolah, lebih tepatnya ke ruang kosong samping tangga. Anggi dan teman-temannya tentu penasaran apa yang dilakukan oleh mereka berdua di sana, mereka turun dari tangga, mengintip dari jarak cukup jauh.

"Aku ingin membuat anggi menjauh dariku" Bisik Arthur ke telinga Amaira, "Sedari pagi dia terus memperhatikanku, dan aku tak suka" Lanjutnya, kali ini sambil mengelus rahang Amaira.

"Aku akan melakukannya jika kamu mengizinkanku, bagaimana?" Tanya Arthur, dahinya ia tempelkan pada dahi Amaira. Matanya terus menatap mata Amaira, lalu turun ke arah bibirnya.

"Aku yakin ada alasan lain" Ucap Amaira seraya tertawa pelan. Ia sempat menoleh ke arah lain, matanya melihat sekilas Anggi dan teman-temannya, tapi mereka segera bersembunyi saat menyadari bahwa Amaira melihat mereka.

Amaira kembali menatap Arthur, ia menganggukkan kepalanya. Dan saat itu juga Arthur mengecup bibirnya. Tak hanya sekilas, mereka berciuman cukup lama, karena bukan hanya berciuman, mereka saling melumat satu sama lain. Awalnya Amaira diam, tapi lama kelamaan ia mulai terbiasa.

"Sa, hati gue sakit" Ucap Anggi.
Lisa yang berada di sampingnya hanya bisa mengusap bahu sahabatnya itu.

"Mau di rekam gak nih?" Tanya Gisya, sahabat Anggi yang lain.

"Apa sih sya! Temen lo lagi sedih, bukannya hibur" Kesal Lisa.

"Yaudah iyaa...mending kita ke kantin nggi. Percuma liatin mereka ciuman, gak guna tau" Ucap Gisya.

Anggi dengan rasa cemburunya, memilih untuk menuruti perkataan Gisya. Ia dan kedua sahabatnya itu pergi dari sana.
Amaira dan Arthur juga telah selesai melakukan kegiatan mereka. Arthur terkekeh pelan melihat pipi Amaira yang memerah, ia bisa mewajarkan hal itu karena Amaira masih belum terbiasa, dia masih terus bertingkah malu terhadap hal yang Arthur anggap sudah biasa.

"Aku mencintaimu amaira" Ucapnya.

"Hmm, me too" Balas Amaira sambil menundukkan kepala.







~BERSAMBUNG~

THE DARK PRINCE [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz