THE DARK PRINCE | 2.2

323 28 0
                                    

Arthur terdiam menatap Amaira sambil memainkan bolpoin di tangannya. Kini ia tengah menemani Amaira bekerja di caffe yang dimaksud oleh Amaira, sejujurnya ia agak bosan, tapi demi Amaira apapun rela ia lakukan.
Sambil menunggu Amaira, Arthur juga tidak tinggal diam, dia menggambar wajah Amaira di buku gambarnya, itulah mengapa sedari tadi ia menatap wajah kekasih tercintanya itu.

"Mbak!" Panggil salah seorang pembeli disana. Amaira pun mendekat ke arah pembeli itu, menerima pesanan darinya. Kemudian setelah pesanan siap, ia kembali memberikan pesanan itu kepada si pembeli.

Kedua pria yang memesan itu menatap Amaira dengan tatapan tak sopan, terlihat dari wajahnya Amaira juga agak risih. Untung saja ada Arthur disana, Arthur menggunakan kekuatannya menyakiti perut kedua pria itu.

Amaira pun pergi meninggalkan meja kedua pria itu. Ia sempat menoleh ke arah Arthur, seolah bertanya apakah itu ulahnya dan Arthur hanya menaikkan kedua bahunya sambil terkekeh.

Ada lagi satu pria yang berusaha mengganggu Amaira. Dia terlihat lebih tua dari Amaira, pria itu berdiri tepat dibelakang Amaira, hendak menyentuh tubuhnya. Dengan cepat, Arthur berjalan ke arah sana, menarik tangan Amaira, "Aku bosan, ayo pulang"

"Tapi aku belum selesai kerja" Ucap Amaira.

"Lepas apron itu dari tubuh kamu, cepat" Suruh Arthur.

"Loh, tapi kan.."

"Ayo lepas" Kali ini nada bicara Arthur lebih tegas dari sebelumnya.

Amaira pun menurut, ia melepaskan apron nya saat itu juga. Kebetulan, si pemilik caffe datang menghampiri Amaira. Saat itu juga Arthur menatap mata pria pemilik caffe itu.
"Pak, ini pelayan disini?" Tanya Arthur.

"Iya, dia pelayan baru"

"Mulai hari ini anda merasa tidak pernah melihat gadis ini lagi kesini" Arthur mengusap wajah si pemilik caffe, setelahnya si pemilik caffe tak lagi mengingat apa yang telah ia lakukan sebelumnya.

Amaira terkejut, Arthur pun menarik tangannya. Membawanya pergi dari sana, tak lupa Arthur mengambil barang-barang miliknya di meja.

"Loh Arthur, aku gak kerja lagi dong" Ucap Amaira.

"Kamu tidak perlu bekerja lagi" Balas Arthur, "Acheron yang akan membiayai hidupmu... Dia akan menikahi ibumu"

"Apa-apaan sih, masa iya ibu mau nikah sama ayah, jangan ngada-ngada deh" Ujar Amaira.

"Aku serius" Kata Arthur, "ibumu ada di castle Acheron.. Mereka akan berada di sana untuk beberapa hari, dan kamu akan tinggal di rumah sampai ibumu kembali, paham?"

Amaira memberhentikan langkahnya, ia tersenyum senang, "Serius ayah sama ibu mau nikah?" Tanyanya.

"Iya" Jawab Arthur. Jawaban singkat itu mampu membuat Amaira kegirangan. Akhirnya, setelah lama ia menunggu, ia kembali memiliki keluarga yang utuh. Ada ayah, ibu dan juga kakak, Amaira tak percaya akan hal itu. Namun, satu kenyataan membuat Amaira berhenti tersenyum, "Jadi, nanti kita bersaudara?" Tanyanya.

"Tidak, aku bukan putranya Acheron. Aku hanyalah vampire yang menumpang hidup bersamanya" Jawab Arthur, "Ayo naik, kita habiskan waktu berdua sebentar" Ucapnya setelah membukakan pintu mobil untuk Amaira.

♛ ♛ ♛

"Arthur... Kamu ini pangeran, dan mereka belum tau keberadaan kamu dimana. Andaikan dunia ini tau kamu masih hidup, apa mungkin kamu di angkat jadi raja?" Tanya Amaira sambil berjalan disamping Arthur.

Arthur hanya berdiam, dia sendiri tidak tau apakah mungkin dirinya diangkat menjadi raja atau tidak.
"Ada kemungkinan, tapi aku tidak yakin apakah aku bisa memimpin negeri itu atau tidak" Jawab Arthur, "Aku sudah belajar banyak hal tentang kerajaan, tapi jujur saja... Banyak yang sudah aku lupakan"

Mereka kembali terdiam, saling menggenggam tangan dan berjalan menikmati waktu mereka berdua.
"Dan kalaupun aku menjadi Raja, maka kamulah yang akan menjadi ratu" Ucap Arthur, "Lebih tepatnya ratuku"

"Katanya gak tau romantis-romantisan, tapi kerjaannya ngegombal mulu" Kata Amaira.

"Aku tidak tau, aku hanya ingin mengeluarkan kata-kata seperti itu" Balas Arthur, "Ingin sesuatu? Aku akan membelikan apapun yang kamu inginkan"

"Serius?" Tanyanya.

"Heumm, apapun akan kubelikan. Mau itu makanan ataupun barang, aku akan membelikannya untukmu" Jawab Arthur.

"Wah, pacar aku kaya raya" Ujar Amaira sambil tertawa, "Perasaan aku gak pernah tau kamu punya banyak uang, kamu kerja?" Tanyanya.

"Tidak" Jawab Arthur singkat.

"Lah, terus uang kamu, kamu dapat darimana?" Tanya Amaira lagi.

"Akan aku beri tau nanti" Ucap Arthur, "katakan saja kepadaku apa yang kau inginkan, kita akan pulang setelah berjalan-jalan"
Amaira menganggukkan kepalanya, ia menarik tangan Arthur menuju penjual jajanan di pinggir taman.

♛ ♛ ♛

"Lihatlah" Aaron meletakkan kotak hitam besar ke atas meja.
Amaira pun segera bangkit dari duduknya, ia membuka tutup kotak tersebut lalu melihat isi kotak hitam itu.

"Wah, cantiknya" Ucap Amaira saat menyentuh mahkota perak milik Athaya. Setelah melihat mahkota tersebut, ia meletakkannya di meja, kemudian beralih pada gaun resmi Puteri castle Translavana. Gaun itu terlihat indah dan elegan.
"Di castle, semuanya pasti keliatan gelap" Katanya.

"Dulu memang gelap, tapi saat ayah menikah dengan Ibu Leona, tak ada lagi kegelapan di castle" Ucap Aaron, "Ibu Leona, sudah seperti ibu bagi kami kaum vampire... Dia manusia, tapi dia sangat menyayangi kami semua. Ibu selalu menganggap kami anaknya, bukan prajuritnya ataupun budaknya"

"Pantas saja sifatnya menurun ke putrinya" Ujar Arthur, ia juga membawa kotak berukuran sedang ditangannya, "aku tidak membawa barang apapun terkecuali ini saat aku pergi dari istana dulu. Kamu bisa lihat isinya"

"Rumah ini punya banyak kenangan ya" Kata Athaya, ia kembali merapihkan barang-barang milik Athaya, kemudian beralih pada barang milik Arthur. Berbeda dengan tadi, barang-barang Arthur rata-rata emas.

"Itu semua barang pemberian Ibuku, ada beberapa dari nenek" Ucap Arthur, ia meraih satu patung kuda kecil berwarna emas di dalam kotak, "Ini dari ibu, aku selalu memainkan ini sejak kecil dulu"

"Disini cuma ada mainan emas, sama baju... Kamu gak bawa barang lain?" Tanya Amaira.

Arthur menggelengkan kepalanya, "Barang-barangku ada di istana, tidak mungkin aku mengambilnya, apalagi istana sekarang sudah dijadikan objek wisata"

"Tapi, andaikan pangeran kembali menjadi Raja, apa pangeran akan menghukum orang yang menjadikan Theodoric tempat wisata?" Tanya Leandro.

"Tidak" Jawab Arthur, "Dulu aku ingin sekali menjadi raja... Sampai sekarang, aku masih sering membayangkan diriku menjadi Raja, tapi aku sadar bahwa aku tidak akan bisa menjadi raja"

"Kurasa kamu masih bisa menjadi raja" Ucap Rebeca, "Mudah saja, kita publikasikan dirimu, maka kamu akan diangkat menjadi raja"

"Benar, tak ada yang mirip dengan Arthur selain dirimu" Kali ini Jessalyn yang berbicara.

"Lalu, saat Arthur berhasil jadi raja.. Aku akan menjadi Panglima besar di istana" Ujar Leandro, "Lalu... Aaron akan menjadi penasihat, Rebeca dan Jessalyn bertugas mengipasi raja hahaha" Tawanya.
Mereka semua juga ikut tertawa terkecuali Aaron, karena pria itu memang jarang sekali tertawa.







~BERSAMBUNG~

THE DARK PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang