THE DARK PRINCE | 1.7

415 24 0
                                    

Amaira menghembuskan nafasnya pelan sebelum melangkah memasuki rumah besar yang dihuni oleh para vampire itu.

"Ayo" Aaron mengajak mereka, ia membuka pintu rumah, kemudian masuk kedalam, diikuti oleh yang lainnya. Sementara Amaira masih terdiam bersama Aaron. Amaira agak takut sebab rumah besar ini terlihat menyeramkan. Hingga kemudian Arthur menggenggam tangannya, membawanya masuk kedalam rumah. Tepat setelah mereka masuk, pintu tertutup dengan sendirinya.

Amaira menoleh ke sekeliling rumah itu. Banyak benda-benda antik disana, ada juga beberapa benda kuno yang ia lihat disana. Di dinding tengah ruang tengah, ia juga melihat lukisan besar dengan wajah seorang pria yang terlihat menyeramkan, pria itu menggunakan mahkota abu-abu dengan berlian merah yang menghiasi mahkota tersebut, disampingnya ada lukisan yang sama besarnya dengan lukisan sebelumnya.

"Ibu" Ucapnya terkejut. Wajah di lukisan itu terlihat persis seperti wajah ibunya, hanya saja wanita di lukisan tersebut memakai gaun bangsawan kuno.

"Ayo, Acheron mungkin menunggu di atas" Ajak Arthur.

Amaira menganggukkan kepalanya. Mereka berjalan menaiki tangga dengan karpet merah yang menyelimuti tangga tersebut. Di dinding tangga, terdapat bingkai besar, berisikan topi-topi wisuda yang sangat banyak. Amaira pun memberhentikan langkahnya, membuat langkah Arthur ikut terhenti.

"Ini punya siapa? kenapa banyak banget.. Wah.. Satu aja aku belum punya" Ucap Amaira.

"Itu milik Aaron, aku, dan yang lainnya. Ayahmu juga memilikinya, dia punya banyak" Balas Arthur.

"Kok bisa?" Tanya Amaira, "Bukannya dia udah cukup tua buat punya topi wisuda sebanyak itu"

"Umurnya memang tua, tapi wajahnya awet muda. Kamu lupa kalau kami semua vampire?"

Amaira terkekeh pelan, ia melupakan fakta bahwa rumah ini adalah tempat tinggal para vampire.
"Berarti kalian pinter dong, udah berkali-kali wisuda" Katanya.

"Mungkin" Balas Arthur, "Ayo, kamu mengulur waktu"

"Iya iya, ayo" Ucap Amaira. Mereka berdua kembali melanjutkan langkah mereka, hingga kemudian mereka berhenti di ruangan yang sangat luas. Disana sudah ada keempat vampire lainnya, dan satu lagi Acheron yang terlihat senang akan kedatangan Amaira.

Wajah Amaira begitu mirip dengan putrinya. Ingin sekali ia memeluk Amaira, tapi ia tak akan melakukan hal itu sebelum Amaira mengizinkannya. Acheron kini hanya bisa tersenyum menatap wajah Amaira.

"Aku tau om...eum" Amaira menggelengkan kepalanya, "Maksud aku paman pasti mau meluk aku... Aku izinin kok, selagi bisa mengurangi sedikit kerinduan paman ke Athaya" Lanjutnya.

Acheron hampir saja menangis terharu, namun ia menahannya sebisa mungkin. Ia pun menghampiri Amaira, memeluk tubuh mungil Amaira, rasanya seperti ia memeluk puterinya, Athaya.
Amaira tak tinggal diam, ia juga membalas pelukan Acheron. Entah kenapa, ia merasakan adanya ikatan batin antara dirinya dan Raja vampire di hadapannya ini.

"Aku merindukanmu putriku" Ucap Acheron.

Amaira menganggukkan kepalanya pelan. Seharusnya Athaya lah yang merasakan ini, tapi Athaya tidak juga muncul.

"Kamu mengingatku?" Tanya Acheron setelah melepas pelukannya.

Amaira lagi-lagi menganggukkan kepala. Ia hanya mengingat sedikit tentang Acheron, "Hanya sedikit, tapi... Paman mau kan bantu aku supaya ingat semuanya?"

"Tidak, bukan paman... Dia ayahmu" Ujar Aaron.

"Heum... Ayah"

Acheron tersenyum senang mendengar hal tersebut. Rasanya seperti saat pertama kali Athaya menyebut dirinya sebagai ayah, ia terharu, juga senang akan hal tersebut.

THE DARK PRINCE [END]Where stories live. Discover now