THE DARK PRINCE | 3.0

305 27 0
                                    

"Makhluk seperti kalian tidak bisa hidup di dunia manusia. Kemarin, kami membuat petisi untuk menghukum mati kalian semua, dan sudah banyak yang menandatangani petisi tersebut" Ujar Ludwick.

"Tapi, bukankah hal itu terlalu berlebihan pak? Mereka juga pantas hidup" Ucap salah seorang yang kini juga tengah berada di ruang sidang.

"Tapi, mereka semua adalah ancaman bagi kaum manusia. Mereka adalah makhluk penghisap darah" Balas Ludwick.

"Jangan keluarkan suara kalian"
Ucap Acheron lewat telepati. Setelah melihat Aaron yang hendak mengeluarkan protesnya.

Mereka semua mengerti dan hanya diam saja. Kini mereka sudah pasrah akan keadaan. Mereka rela berkorban untuk Arthur dan juga Amaira. Acheron pikir, mungkin setelah kematiannya, semua vampire yang ada di bawah perlindungannya akan kembali pada wujud mereka sebelumnya, yakni manusia.

"Baiklah, kita turuti saja apa kata warga. Mereka akan dieksekusi mati, hari ini juga" Ujar Hakim.

BRAK!

Pintu ruangan terbuka dengan keras, bahkan hampir saja rusak karena Arthur membukanya dengan keras.

Semua orang di dalam sana terkejut melihat kedatangan Arthur. Mereka semua berdiri, dan mau tidak mau menunduk kepada Arthur karena dia adalah putra mahkota di negeri mereka.

"Jangan hukum mereka!" Tegasnya.

"Tapi pangeran, mereka adalah ancaman bagi kita semua" Ujar Ludwick.

Tunggu, pasti kalian penasaran kenapa Arthur tidak dihukum mati seperti Acheron dan yang lainnya. Yah, itu karena hasil tes DNA Arthur membuktikan bahwa dirinya adalah manusia. Untungnya saat pengambilan darah, Arthur tengah dalam keadaan manusia, setelah pengambilan darah barulah ia berubah kembali menjadi vampire.

"Mereka bukan ancaman, mereka sama sekali tidak menghisap darah manusia" Ucap Arthur, "Mereka sama sepertiku, mereka juga manusia"

"Jika aku masih bisa kembali ke dunia ini dalam wujud manusia, berarti mereka sama halnya sepertiku" Kata Arthur.

Arthur pun menoleh ke arah Jessalyn. Seakan mengerti, Jessalyn segera memberikan kotak yang ia bawa kepada hakim.

Hakim pun membacakan isi surat tersebut dengan suara lantang agar didengar oleh semua orang yang berada di sana. Setelahnya, Arthur kembali maju.
"Itu milik Raja Saedon, Raja kelima negeri kita ini. Dialah yang mengutuk mereka menjadi vampire" Ucapnya.

"Setelah lahir bayi kembar dari persilangan antara vampire berdarah manusia, dan manusia seutuhnya, maka seluruh kaum vampire akan kembali pada wujud mereka, yakni manusia. Itu kalimat akhir yang ditulis oleh Raja... Dan kumohon, biarkan mereka hidup sampai bayi kembar itu benar-benar lahir" Jelas Arthur.

"Tapi pangeran, kita sama sekali tidak tau siapa yang akan melahirkan bayi kembar itu. Bagaimana jika kutukannya tidak juga menghilang?" Tanya Hakim.

"Kutukannya akan menghilang, tolong percaya kepadaku" Ujar Arthur, "Aku masih memiliki darah vampire di tubuhku, dan bayi kembar itu nantinya adalah anak-anakku. Aku akan menikah dengan manusia, dia Amaira" Lanjutnya.

"Bayi yang dimaksud oleh Raja, mungkin adalah bayiku dan Amaira" Kata Arthur.

Mereka semua sempat meragukan Arthur. Tapi, setelah berkali-kali Arthur berusaha meyakinkan mereka. Akhirnya mereka bersedia untuk membebaskan Acheron dan yang lainnya.

♛ ♛ ♛

Sudah sekitar dua bulan setelah kejadian tersebut, mereka kembali melanjutkan kegiatan sekolah mereka. Semua orang yang tadinya berani melawan Amaira, kini tak lagi mengganggunya sebab mereka mengetahui bahwa Amaira adalah calon Ratu mereka. Walaupun Daisy masih tidak menerima hal tersebut, ia terpaksa harus bersikap seramah mungkin kepada Amaira.

Hari ini, adalah hari terakhir ujian sekolah. Lusa, akan diadakan pengumuman kelulusan. dan setelah lulus, Amaira akan menikah dengan Arthur, di hari pernikahannya nanti, Arthur juga akan dinobatkan menjadi Raja.

Kisah Amaira tidak akan berhenti di situ. Dia masih harus mengikuti ujian-ujian agar dapat menjadi Ratu yang baik. Dan nantinya, Acheron dan yang lainnya akan tinggal di istana bersama mereka.

"Bagaimana ujianmu? Semua berjalan lancar?" Tanya Aaron kepada Amaira.

Amaira menganggukkan kepalanya. Sudah saatnya bagi mereka untuk kembali ke istana. Mereka tak lagi tinggal di rumah lama. Istana juga tidak boleh lagi diinjak oleh sembarang orang, walaupun mungkin sudah banyak yang mengetahui segala isi istana.

Sebenarnya mereka masih belum bisa menyesuaikan diri di istana. Mungkin itulah alasan kenapa mereka dipindahkan ke istana sebelum Arthur diangkat menjadi Raja, mereka akan dibiarkan disana agar terbiasa tinggal di istana.

"Setelah Arthur menjadi Raja, negeri ini tidak akan lagi memiliki aturan seperti dulu. Mungkin, para pemerintah itu akan tunduk kepadamu" Ujar Rebeca di dalam mobil. Dia duduk di tengah-tengah antara Jessalyn dan Amaira.

"Baguslah, mereka sudah banyak memakan uang masyarakat. Kau harus memberikan hukuman kepada mereka pangeran" Ucap Leandro.

"Kalian bicara seenaknya saja, aku disini pusing, tak tau apa yang akan kulakukan setelah menjadi Raja" Kata Arthur.

"Tenang, kau sudah banyak melakukan pelatihan dulu. Kau pasti akan menjadi Raja yang baik bagi mereka semua" Kali ini yang bicara adalah Aaron.

"Semoga saja aku bisa menjadi Raja yang baik bagi mereka" Balas Arthur.

Sesampainya di istana, mereka segera turun dari mobil. Orang-orang yang ditugaskan untuk mengatur mereka, kini menghampiri mereka semua.

"Maaf sebelumnya, bisakah anda berjalan lebih tegap?" Tanya salah satu orang disana, sebut saja Hellen. Dia juga termasuk keturunan bangsawan, dan dia disini untuk membantu pelatihan Amaira dan yang lainnya.

Amaira menghela nafasnya kesal. Semenjak tinggal disini, dia tak bisa lagi bertingkah sebebasnya, semua pasti selalu ada peraturan. Entah itu berjalan, makan, duduk, atau apapun itu pasti ada saja peraturannya.

"Sesusah ini apa jadi calon Ratu? Kalo gitu aku gak mau jadi Ratu deh" Keluh Amaira.

"Perkataannya mohon lebih baku lagi" Kata Hellen.

Amaira cemberut, dan membuat kelima vampire itu terkekeh pelan. Kelima vampire itu sudah terbiasa hidup layaknya bangsawan, karena mereka juga lahir dari keluarga bangsawan, termasuk Leandro.

"Tolong jangan terlalu keras kepadanya, kasihan dia" Ucap Arthur.

"Maaf pangeran, tapi ini sudah di tuliskan di dalam buku kerajaan" Ucap Hellen, "Semuanya, ayo bawa mereka masuk, layani apapun yang mereka inginkan" Perintahnya kepada pelayan yang lain.

♛ ♛ ♛

"Khm"

Lagi-lagi Amaira menghela nafasnya. Deheman juga merupakan teguran baginya. Ia sudah sering sekali membuat kesalahan di kerajaan ini. Kalau ini rasanya tinggal di istana, Amaira berharap ia tak akan pernah hidup menjadi putri kerajaan di masa depan nanti.

Suasana makan siang Amaira, bisa dibilang cukup membuatnya kesal. Dia yang biasanya ditemani oleh sang ibu, kini hanya sendirian di sebuah meja yang sangatlah luas.

Ibu dan ayahnya pergi entah kemana, Aaron dan Leandro tengah berlatih militer, Rebeca dan Jessalyn juga pergi. Dan Arthur, dia juga dalam masa pelatihan. Bisa saja Arthur tidak berlatih lebih banyak tentang Raja, karena dirinya sudah belasan tahun mendapatkan pelatihan tersebut dulu, tapi Arthur masih tetap berusaha berlatih lebih banyak agar dapat menjadi Raja yang baik bagi masyarakat.

"Maaf nyonya Hellen, saya boleh bertanya sesuatu?" Tanya Amaira.

Hellen menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Silahkan, apa yang ingin anda tanyakan kepada saya"

"Dimana pangeran Arthur?" Tanya Amaira lagi.

"Dia tengah bersama Raja Giorgio, keluarga kerajaan Haryston" Jawab Hellen, "Sudah lama pangeran tidak melanjutkan pendidikan kerajaannya, jadi dia butuh bantuan Raja langsung untuk membantunya"

Amaira hanya menganggukkan kepalanya, kemudian melanjutkan makannya.





~BERSAMBUNG~

THE DARK PRINCE [END]Where stories live. Discover now