[13] ||Pilihan🕊

80 41 5
                                    

⏩⏸⏪

“Hidup itu lucu. Saking lucunya gua lupa cara tertawa!”

~•Revano Aldo adlino•~

.
.
.
.
.


^•KTA•^

Bugh

Aldo tersungkur pada penyangga anak tangga dikarenakan pukulan yang mendadak menempati pipinya.

"Itu Mamah kamu, Aldo! Sopan dikit!" pekik seorang lelaki paruh baya dengan wajah sangarnya.

"Ouh, Papah juga pulang? Kirain kecelakaan!" ujar Aldo tanpa rasa takut.

Plak

"Ngomong apa kamu?! Dasar anak nggak tau diri! Dikasih hati, malah minta jantung!" ujar lelaki itu sambil terus memukuli anaknya.

"Akgh!" sargah Aldo berdiri dan berusaha mengontrol dirinya.

"Jangan pernah salahin Al! Al nggak salah! Kalian yang salah!" pekik Aldo lalu pergi berjalan sedikit berlari menaiki tangga rumah mewahnya.

"Akgh!" pekik Aldo setelah masuk kedalam kamarnya, ia membanting kan tas dan jaketnya.

Aldo merebahkan tubuhnya di kasur king size miliknya, lalu memejamkan matanya sesaat.

"Hidup itu lucu, saking lucunya gua lupa cara ketawa." gumam Aldo tersenyum miris.

"Kenapa gua lahir kalo nggak ada yang sayang sama gua?" Satu pertanyaan yang kini melekat pada diri Aldo dan ia sangat menginginkan jawabannya.

•°*★*°•

"Nay, buat sapa tuh?" tanya Shafa sambil menunjuk tempat nasi yang sudah berisi makanan didalamnya.

"Kepo." ujar Naya.

"Ih, ayo pasti buat kak Aldo kan, buat ungkapan maaf dari Lo?" tebak Shafa.

"Aldo, siapa?" tanya pak Dirga yang sedang makan.

Mereka saat ini sedang berada ruang makan rumah Naya, memang rumah Naya 'tak begitu besar bahkan sederhana saja.

"Itu loh Om, pacarnya Naya." ujar Shafa.

"Apaan sih?!" pekik Naya.

"Hemm, ngaku." goda Shafa sambil menyentuh dagu naya begitu manis.

"Udah, ayo berangkat!" ajak Naya.

"Pah, berangkat dulu yah." pamit Naya sambil menyalami ayahnya.

"Iya, hati-hati, jangan kebut-kebutan." ujar pak Dirga.

"Siap! Pah, assalamu'alaikum." ujar Naya sambil menarik badan Shafa.

"Om, Naya udah punya pacar, ganteng banget." bisik Shafa sambil menyalami Dirga.

"Beneran, Om!" kekeh Shafa saat Naya menariknya untuk keluar dari rumahnya.

"Nay, ngaku. Lo udah suka sama kak Aldo, kan? Ngaku! Gue dukung seratus persen!" pekik Shafa.

"berisik, Shaf." pekik Naya.

Kali ini Naya yang melajukan motor, ia langsung naik keatas motor dan menyalakan motornya. Setelah Shafa naik barulah Naya menekan pedal gas.

"Nay, santuy dong! Jangan bawa mati!" pekik Shafa karena Naya melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Abisnya berisik!" ujar Naya.

N vs ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang