[19] || my sweet Naya 🌸

76 39 21
                                    

⏩⏸⏪

“lo lucu kalo lagi marah-marah kayak gini.”

~•Revano Aldo adlino•~

.
.
.
.
.

'^KTA^'


Happy reading ....
               _______________☘☘☘

"Mabok lagi kamu, Al!" tuduh seorang lelaki sambil terus meneriaki anaknya.

"Siapa yang ajarin kamu kanyak gini?!" tanya lelaki itu dengan tegas.

"Capek-capek Papah kerja buat kamu! Tapi kamu malah kayak gini!" pekik lelaki itu.

"Anak nggak guna!" hardik seorang ayah pada anak kandungnya sendiri.

"Malu-maluin keluarga aja!" lelaki itu tidak henti-hentinya memaki anak sulungnya ini.

"Iya! Al emang nggak guna! Al malu-maluin! Al juga beban di hidup Papah sama Mamah! bener kan?" ujar Al dengan keringat yang mengalir dari rahangnya.

"Satu pertanyaan Al, kenapa Al lahir di keluarga yang nggak pernah ada waktu buat anaknya sendiri?!" tanya Al begitu lantang.

Plak

Satu tamparan mengenai pipi hingga terlihat memerah, Aldo tidak bisa melawan. Sekesal apapun Aldo padanya, ia tetap orang tuanya.

Karena Al sudah tidak bisa menahan  emosi dan ia tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan nantinya. Al memilih untuk pergi meninggalkan ayah dan ibunya yang berada di ruang tamu, Al berjalan melewati keduanya menuju kamarnya.

"Kapan hidup gua, seindah mereka diluar sana?!" gumam Aldo.

"Hidup itu bangsat!" gumam Aldo sambil merebahkan badannya.

Aldo mengambil ponsel yang berada di tasnya, lalu membuka layar dan memeluk ponsel itu dengan 'tak terasa matanya tertutup.

Ketenangan yang Al butuhkan saat ini, tidur dan bermimpi, mimpi indah sang pejuang kebahagiaan haqiqi.


•°*★*°•

"Aldo mau jemput?" tanya Dirga saat sarapan di meja makan yang sederhana.

"Nggak lah, Pah," jawab Naya sambil menyantap makanannya.

"Yakin?" tanya Dirga mengangkat satu alisnya.

"Ngapain juga dia jemput?" tanya Naya. "Naya kan bukan siapa-siapanya," tambahnya.

"Aldo itu siapa kamu? jawab jujur!" Dirga meminta agar anaknya ini menjawab pertanyaan dengan jujur.

"Temen," jawab Naya.

"Temen? Tapi kok Papah rasa usia dia lebih dewasa dari kamu," ujar Dirga menghentikan makannya dan menatap putrinya ini sambil memainkan jari-jarinya diatas meja.

"Dia kakak kelas Naya," jelas Naya.

"Ouh pantesan," ujar Dirga sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

N vs ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang