Chapter 7

2.9K 427 72
                                    

"Happy Reading"

Kegaduhan di lapangan semakin tidak terkendali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kegaduhan di lapangan semakin tidak terkendali. Vano masih terus berusaha memberi pukulan pada wajah tampan Dion yang selalu berhasil menghindar. Dion sendiri masih tidak mengerti maksud Vano ingin memukulinya seperti ini. Jika Vano bilang alasannya karena ia menggoda kinara, sangat tidak masuk di akal mengingat sahabatnya itu dengan Kinara tidak pernah akur.

Saat otaknya sibuk berfikir sambil menghindari pukulan Vano. Mata Dion tidak sengaja melihat keakraban Alvino dan Jisya di pinggir lapangan. Sudah bisa dia tebak. Merekalah alasan Vano ingin menjadikannya samsak tinju. "Nih anak minta di tabok pake arit kali ya? Di pikir gak sakit apa di lempar bola segede itu" Maki Dion dalam hati.

'Grep'

Vano berhasil membawa leher Dion terapit di lengannya. Jauh yang diharapkan bukannya membalas atau memberi perlawanan Dion malah terlihat pasrah dan santai.

"Pukul gue" Bisik Vano membuat Dion sedikit mendongak lalu terkekeh pelan.

"Ogah! Emang lo kira gue mau ikutan drama alay gini?"

"Pukul atau dipukul?" Ancam Vano penuh penekanan. Di eratkan lengannya membuat leher Dion semakin terasa tercekik.

"Opsi kedua lo lebih menantang. Pukul aja, siapa tau kalau babak belur gue bisa operasi plastik jadi Jimin BTS si oppa nya kinara" Dion berucap santai. "Lumayan bisa dapetin dia tanpa harus berjuang"

"Bugh!"

Sebuah pukulan kuat yang mendarat tiba-tiba pada wajah Vano membuatnya jatuh tersungkur, bersamaan dengan lepasnya aliran di leher Dion. Sudut bibir dan hidung Vano mengeluarkan darah kental.

Teriakan histeris dari para murid akhirnya berhasil mengambil perhatian Albino dan juga Jisya. Mereka sangat terkejut melihat Vano dan Dion terlibat perkelahian dan mengakibatkan keduanya terluka parah. Tidak––mungkin lebih tepatnya hanya Vano yang terluka parah akibat pukulan kuat Tama yang datang secara tiba-tiba.

Tama menarik Vano untuk berdiri berusaha mengikuti permainan sahabatnya. Drama palsu yang mereka buat kini seolah nyata sedang terjadi. "Bangun lo cupu! Beraninya mukulin sahabat gue!!"

"Memang Vano bukan sahabat kita juga?" Celetuk Dion berbisik pada Tama. Otaknya mendadak lemot akibat benturan bola basket tadi.

Tama melirik Dion dengan tatapan membunuh. "Diem bego! Lo gak liat kita lagi akting?"

"Tau nih, goblok banget sih lo!" Timpal Vano pelan.

BUKAN CINTA TERLARANG {END}Where stories live. Discover now