Chapter 24

2.2K 274 56
                                    

"Happy Reading"




Jangan lupa spam komen ya!!
Chapter sebelumnya kalian yg ninggalin jejak keren bangettt, bisa serame itu💕

Maaf ya sebelumnya aku ke maleman up nya...
Bisa rame gak chapter ini?







"Hai Bell" Tama mendudukkan dirinya di kursi samping Bella. Matanya melirik sambil tersenyum hangat yang dibalas sikap acuh dari gadis berpipi chubby itu.

Bella sendiri sudah mendengus kesal. Lelaki gila ini lagi, pikirnya. "Mau apa lo? Udah gue bilang selama di sekolah kita cuma orang asing! Ngerti?!"

"Lagi sepi santai aja"

"Vano lagi ke toilet, kalau dia tiba-tiba balik dan lihat lo bersikap kayak gini ke gue gimana?!"

Mendengar kalimat bodoh Bella Tama hanya bisa tertawa dalam hati. Tidak tau saja Vano sekarang tengah asik berduaan dengan kakak dari gadis ini sendiri. Nasib Bella sungguh miris.

"Entar malem gue jemput lo" Ucap Tama mengalihkan.

"Gue sibuk!"

"Kalau tiap hari lo sibuk dan gak bisa ngeluangin waktu buat gue, fungsi lo jadi pacar gue apa?!" Sentak Tama emosi. Dia merasa tengah dipermainkan oleh gadis ini. "Lo kira gue bodoh bisa lo jadiin alat tutup mulut dengan gratis? Sesuai perjanjian! Diluar sekolah kita berstatus pacaran. Jadi gak ada alasan lo nolak ajakan gue nanti malem"

"Lo pemaksa banget sih jadi cowok!"

Tama tidak mengidahkan ucapan Bella. Dia memilih acuh membuka ponselnya seraya berucap. "Jam delapan malem di tempat biasa gue ngumpul sama temen-temen"

"Maksud lo kita ke Club? Gila kali ya!"

"Memang kenapa?"

"Gue gak mau ketempat itu lagi. Terakhir kali gue pulang dalam keadaan mabuk dan rahasia gue terbongkar. Gak tau untuk yang kedua kalinya masalah apa lagi yang bakal terjadi"

"Gak ada penolakan Bella! Lo harus tetep ikut gue atau rahasia lo kesebar pagi ini juga" Ancam Tama tak main-main.

Bella berdiri kasar memandang Tama penuh kekesalan. "Yaudah iya gue ikut! Puas lo?! Tapi jangan sampe temen-temen club lo bocorin kedekatan kita sama Vano" Ketusnya kemudian berlalu pergi dari kelas.

"Dandan yang cantik!" Teriak Tama kuat berharap Bella dapat mendengarnya.




•••••



Di rooftop dua insan yang tadinya asik berbincang dan tertawa bercanda bersama kini menjadi sangat canggung saat Vano tidak sengaja mengucapkan kalimat yang membuat Jisya mematung. Sudah tidak terhitung untuk yang keberapa kalinya tapi untuk kali ini rasanya sangat berbeda untuk gadis itu.

"Saya serius sama ucapan saya tadi" Vano memberanikan diri meraih tangan Jisya untuk ia genggam. "Mis mau jadi pendamping saya?"

Katakan Vano gila, tapi yang ia lakukan memiliki alasan untuk menyelamatkan cintanya. Vano pikir mungkin dengan mengenalkan Jisya dengan orang tuanya secara langsung mereka akan luluh dan memutuskan pertunangan antara dirinya dengan Bella.

Coba menghilangkan rasa gugup Jisya menggigit bibir dalamnya kuat. Dia bingung, hatinya memilih menerima sedangkan dirinya menolak karena mengingat Bella dan rasa cintanya yang mungkin ada untuk Alvino.

BUKAN CINTA TERLARANG {END}Where stories live. Discover now