Chapter 37

2K 261 104
                                    

"Happy Reading"



Jangan lupa spam komen yaa!!
Ini chapter yg cukup panjang, ayo kasih apresiasi dengan ninggalin jejak♡♡


Vano membukan mobil miliknya mempersilahkan Jisya keluar sembari tersenyum tipis saat gadis itu mengucapkan kata terimakasih. Setelah pulang dari sekolah keduanya memang sudah berencana akan langsung bergegas pergi menjemput Vasya yang dititipkan pada Dina–Ibu Roni yang mereka percaya untuk menjaga bayi itu.

Dion dan Kinara juga ikut menemani mereka. Jangan tanya dimana Tama, Vano dan Dion sendiri seperti kehilangan jejak lelaki itu. Tidak masuk sekolah, bahkan ponselnya juga tidak aktif saat dihubungi.

"Wah sayang udah dijemput tuh kamu" Dina yang terlihat menggendong Vasya berjalan menghampiri sepasang kekasih itu sambil tersenyum. Bayi dalam gendongannya juga terlihat tenang tidak rewel seperti hari pertama Vasya diurus oleh Jisya.

Penuh dengan hati-hati Jisya mengambil alih menggendong Vasya yang kini tersenyum. Sepertinya bayi ini selain aktif juga memiliki hobi menebar senyum manisnya.

"Deva rewel gak Bu?" Tanya Jisya.

"Untungnya tidak. Sejak tadi dia malah ketawa terus diajak Roni dan teman-temannya main"

"Oh ya? Anak Papah pinter banget sih..." Puji Vano mengecupi pipi Vasya gemas. "Makasih ya Bu. Maaf juga udah merepotkan"

"Saya gak merasa direpotkan nak, Vano. Malah senang bisa membantu kamu yang selama ini juga selalu membantu saya, suami saya, dan juga Roni" Dina beralih memandang Dion menyapa dengan senyuman ramah. "Oh iya, nak Dion bilang kalian mau membangun rumah belajar untuk Roni dan teman-temannya ya? Saya juga lihat ada beberapa pekerja mulai membongkar gubuk disana"

"Iya Bu. Ngelihat Roni dan anak-anak lain harus belajar di gubuk yang bocor itu Jisya jadi punya rencana untuk ngebangun rumah buat mereka belajar" Jelas Vano melirik Jisya seraya tersenyum tipis.

"Jadi ini idenya ibu guru? Makasih ya nak, selain cantik hati kamu juga baik. Nak Vano beruntung bisa menemukan pasangan seperti kamu"

Sejujurnya Jisya tidak menyangka perkataannya kemarin dianggap serius oleh Vano. Laki-laki itu benar-benar membangun rumah belajar untuk murid-murid jalanan nya. Sekali lagi Vano mampu membuat Jisya merasa kagum dengan tindakan dan sikapnya. Bahkan tanpa harus bercerita panjang lebar dengannya Vano langsung mengerjakan permintaannya.

"Beruntung banget malah saya, Bu. Jisya selain baik, cantik, jiwa keibuannya juga kuat banget"

Tawa Dion pecah saat itu juga. Entah apa yang membuat humor lelaki itu muncul tapi yang pasti responnya membuat Vano kesal setengah mati. Apa dia terlihat sedang bercanda sehingga Dion tertawa sekeras itu?

Mata Vano melirik lelaki itu sinis sembari mencibir, "Dasar gila!"

"Vasya sini sayang sama om aja. Jangan mau jadi nyamuk mamah papah mu"

Vasya beralih pada gendongan Dion. Lelaki itu terlihat berceloteh mencibiri Vano didepan Vasya yang seolah mengerti apa yang tengah Dion bicarakan. Terbukti bayi tampan itu tertawa setiap kali Dion mengucapkan kata yang menyudutkan Vano.

"Dion mulut lo bisa dijaga gak?! Kotor pendengaran anak gue dengerin omongan lo!"

"Bodo amat! Papah Vano bacot banget ya kan sayang"

"Selain banyak bacot dia juga banci. Takutnya sama kodok" Ujar Kinara menimpali ucapan kekasihnya.

"HEH ANJING!"

BUKAN CINTA TERLARANG {END}Where stories live. Discover now