Chapter 38

1.8K 248 58
                                    

"Happy Reading"

Jangan lupa spam komen!!
Ramein pleaseee.....

Sebelumnya ayo sama-sama menertawakan kebodohan author 🙂😂
Bisa-bisanya aku salah up chapter nangis bangetttt saking semangatnya up🤧


Dengan jantung yang berdetak cepat Jisya mengulurkan tangannya sembari tersenyum ramah. "P-perkenalkan saya Jisya"

Semua mematung memandangi Jisya dan Alana serta Savian secara bergantian karena kedua pasangan yang menjadi tuan rumah itu tidak kunjung membalas uluran tangan Jisya.

"Alana" Balas wanita di samping Savian angkuh tanpa ikut mengulurkan tangan. "Saya yakin kamu sudah mengenal saya. Dan ini suami saya, Savian" Lanjutnya memperkenalkan.

Ada rasa nyeri di hati Jisya saat uluran tangannya tidak disambut dengan baik. Perlahan ia tarik kembali tangannya merasa malu serta gugup karena kini menjadi pusat perhatian semua orang. Jisya menunduk menahan air matanya yang sudah berada di pelupuk mata.

Kedua orang tua Vano memang tidak mempermalukannya dengan kalimat tajam atau sebagainya. Tapi tatapan mata serta nada bicara mereka menegaskan pada semua orang bahwa mereka tidak menyukai kehadirannya.

Merasa keadaan yang berubah menjadi canggung Vano berdehem coba menetralkan suasana. "Mah, Pah perkenalkan, Jisya ini kek–"

"Heyyy Mamah baru sadar pakaian kamu dan Bella malam ini terlihat sama. Kalian janjian?" Potong Alana. Dia sangat malas mendengar Vano memperkenalkan gadis pembantu itu di depan semua orang sebagai kekasihnya.

"Gaun Mis Jisya juga samaan sama Vano. Tante gak mau tanya mereka janjian atau gak?" Celetuk Kinara berani.

Semua meringis melihat keberanian gadis cantik itu. Kinara selalu saja melawan hal-hal yang menurut dia pantas untuk dilawan sekalipun seseorang yang ia lawan orang berpengaruh. Bagi Dion, kekasihnya itu patut diberi apresiasi karena selalu di pihak yang menurutnya tepat.

Tatapan sinis Alana lemparkan pada Kinara yang masih mengangkat wajahnya menantang. "Saya rasa saya gak ngundang kamu. Vano, dari mana gadis tidak tau sopan ini bisa hadir?"

"Maaf Tante, Kinara pacar Dion. Aku yang bawa dia kesini jadi gak masalah kan?"

"Untungnya dia kekasih kamu, jika tidak sudah saya suruh satpam dan para bodyguard menyeretnya keluar"

Mendengar hal itu Kinara lantas mendelik sebal. Alana tidak tau saja dia juga salah satu anak berpengaruh di kota mereka. Wanita tua menyebalkan itu selalu merasa paling berkuasa hanya karena harta dan statusnya.

Mata Alana beralih pada Jisya meneliti gaun indah yang gadis itu pakai dengan sorot mata tidak suka. Dia yakin gadis itu tidak akan mampu membeli gaun seindah itu. Tanpa harus bertanya pun Alana tau jika gaun itu pemberian Vano, putra bungsunya. Mana mungkin seorang gadis yang bekerja sebagai maid dan guru mampu membeli pakaian dengan merk mewah.

"Mah Jisya in–"

"Tama sini" Panggil Savian membuka suara. Lagi-lagi ucapan Vano harus terpotong begitu saja karena orang tuanya. "Kamu pegang kamera, kebetulan sekali. Fotoin kami ya"

"Boleh Om"

"Bella sini nak foto bareng Vano, Om dan Tante"

Deg


Hati Jisya kembali tergores perih mendengarnya. Dia rasa kehadirannya benar-benar tidak diharapkan disini. Sejak tadi Vano ingin memperkenalkannya pun kedua orang tua lelaki itu selalu mengalihkan pembicaraan.

BUKAN CINTA TERLARANG {END}Where stories live. Discover now