[19] Back To The Rules

394 34 10
                                    

Eh, teman-teman, aku udah posting trailer SMA & SMK di instagram : @ivory.lyra

Bisa dilihat ya, jangan lupa follow sekalian. Makasih ><

***

We're back to normal. There will be a loose smile. Because what is expected is already seen.

***

Dua Minggu berlalu setelah Penilaian Akhir Semester 1, kini mereka berdelapan—Liona, Leo, Fajar, Fanya, Alvaro, Reva, Raka, Dan Hans tengah berada di sebuah cafe. Sebenarnya, tak ada rencana sama sekali untuk berkumpul, tetapi tiba-tiba saja Leo menyeletuk di group. Seperti ini.

'Kumpul enak nih, ngademin otak.'

Dan, terjadilah.

Tak lupa, dengan iseng-iseng, Leo mengajak Fanya. Lantas, Fanya menerima ajakan dari cowok itu. Ah, iya, kini gadis itu sudah akrab dengan teman sekompleksnya. Yang dulunya cuma akrab dengan Raka, kini mulai terbuka dengan yang lainnya. Bahkan, Fanya sering bercakap dengan Liona.

"Sore nanti pada ada acara, nggak?" Satu kalimat itu dilontarkan oleh Raka.

Semuanya sontak menggelengkan kepala. Lalu, dengan rasa penasaran yang tinggi, Liona membalas, "Kenapa?"

"Bokap gue. Biasa, nyuruh kalian ngajar anak-anak pada ngaji."

"Jam berapa, nih, kira-kira?" tanya Leo.

"Tiga sore aja, gimana? Biar baliknya nggak terlalu sore," tutur Raka.

Liona mengangguk-anggukan kepala, ia menyangga dagunya. "Wah, kudu milih outfit, nih."

Dengan nada sinis, Leo menyerobot, "Anjir, kayak mau ke mana aja. Cuma ke masjid, Li, anjir. Bukan mau ketemu Fero, bukan!"

"Heh! Gini, ya, Tuan Leo yang jeleknya nggak pernah ngotak, gini ... ke masjid kan, outfit kita harus rapi, ya minimal baju lengan panjang, sama rok panjang."

Liona mengambil napas sejenak, anak itu memang tidak pernah santai jika menanggapi ucapan Leo yang terlalu sok tahu.

"Nah, masalahnya, gue jarang ada tuh, baju yang gitu. Iya, gue tau, baju gue banyak. Tapi kebanyakan dress yang ... paling cuma selutut. Kan, nggak cocok banget kalau gue ke masjid pakai baju gituan. Otak dipake, dong, Le."

"Masalah cewek doang yang cepat sampai," pungkasnya.

"Gue mah, yakin, baju lo yang berlengan panjang itu banyak," katanya dengan nada yang tak mau kalah.

"ADUH, LO NGGAK MUDENG APA BAGAIMANA?!"

Setelah suara merdu itu berkumandang, Tatapan Fajar langsung mengarah ke Liona. "Suaranya."

Gadis itu segera memukul kecil bibirnya. Meruntuki kesalahan tersebut. Walaupun itu sudah tak berguna karena sekarang, banyak pasang mata yang menatap ke meja mereka.

"Tapi aku setuju ke Kak Liona, sih. Nggak karena kita banyak baju, terus mudah milih outfit." Perkataan Fanya membuat Leo merasa dipojokkan.

"Bener, gini gini gue masih suka mikir outfit, ya, Le." Kini, Reva yang melontarkan suara.

Dan saat itu, tawa Raka, Hans, dan Alvaro mulai terdengar. Melihat air muka Leo yang sudah kebingungan untuk membantah.

"Susah, Le, udah tiga cewek yang bersuara," kata Hans.

SMA & SMK [Bakal Dilanjut]Where stories live. Discover now