[1] Liona Mila Cakrawangsa

2.1K 186 58
                                    

Sebelumnya, iya, cerita ini aku rombak sepenuhnya. Bahkan nama tokohnya pun aku ubah. Alur juga, tetapi nggak semuanya. So, ikuti aja alurnya wkwk.

Happy reading 💕

***

Kelabu yang dulu ada, sudah terpecahkan. Sebenarnya jawaban itu sudah kudapatkan dari awal. Hanya saja, aku tak percaya kata semesta. Dan endingnya hanya didekap lara.

***

SMA Dream Star

Seorang gadis dengan seragam khas SMA Dream Star tengah berlarian untuk menembus air hujan. Tangannya ia angkat untuk menutupi wajah yang sudah basah. Ia menepi di depan koperasi sekolah. Niatnya, ingin cepat-cepat menuju kelas. Namun, berlarian dari gerbang ke koperasi saja, napasnya sudah tersengal-sengal.

Namanya, Liona Mila Cakrawangsa. Ia kerap disapa Liona. Gadis itu menduduki kelas 11 MIPA 3. Ia tak sepintar murid lainnya, namun memasuki kelas MIPA adalah hal yang tak pernah ia duga sebelumnya. Pemikirannya yang random, mampu membuat gadis itu mudah bergaul.

Kini, gadis itu tengah membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan. Sesekali, mulutnya komat-kamit karena meruntuki kesalahannya.

"Sial, perasaan dari rumah hujannya nggak deres!" umpatnya. "Tau gini, kan, gue bawa payung aja dari rumah!"

Padahal, mamahnya sudah menyuruh Liona untuk membawa payung. Tetapi, gadis itu malah keukeuh tak mau. Katanya, cuma gerimis. "Bandel juga gue, ya? Harusnya tadi nurut mamah, elah!"

Malas beradu argumen dengan dirinya sendiri, Liona memilih untuk berjalan ke kelas. Koridor kelas sangat sepi. Kebanyakan dari mereka pasti belum datang ke sekolah. Ah, Liona merasa menjadi murid teladan.

Gadis itu menaruh tas ke bangkunya. Ia melirik Clara—teman sebangkunya yang sudah duduk manis seraya bermain ponsel. Tumben, udah ada di kelas, batin Liona.

"Clar, kantin yuk!" ajak Liona seraya menarik tangan Clara.

"Ogah. Dingin huh, lagian lo baru datang udah ngajak ke kantin aja," omelnya.

Liona berdecak pelan. "Gue makan dikit tadi, biar nggak kehujanan."

Clara terpaku sesaat, sebelum akhirnya gadis itu mengerjapkan matanya. "Apa hubungannya, njir."

Liona memutar bola matanya jengah. Otaknya terlalu tinggi jika dibandingnya dengan Clara, mungkin. "Tadi pas makan masih gerimis, jadi gue putusin buat berangkat sekolah dianter sama Kak Melva. Eh, di jalan malah deres, kan sialan!"

"Mager gue. Kan, gue alergi dingin, lo tau sendiri?!" tegas Clara.

"Nyenyenyenyenye! Bilang aja nggak mau nemenin, sih!"

"Apa sih, apa?! Gue beneran alergi, Liona. Lo nggak lihat, gue pakai jaket?" tandasnya.

"Bodoamat! Mau alergi kek, korengan kek, batuk, pilek, bersin, meriang bodoamat gue, tuh!" kesalnya. "Dah lah, gue mau nyamperin Elsa aja."

Liona berjalan dengan langkah teratur, gadis itu benar-benar menghampiri Elsa yang berada di kelas sebelah. Karena tak banyak orang yang berada di kelas 11 MIPA 2, Liona memutuskan untuk memasuki kelas itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Terlihat tidak sopan memang, tetapi apa boleh buat, sudah kebiasaan.

SMA & SMK [Bakal Dilanjut]Where stories live. Discover now