[8] Namanya Fanya Rezkania

658 84 19
                                    

Visualnya ada di bawah.

Seneng banget Eneng ini udah ke luar yeye! Asik seneng!

Perfect_Ed Sheeran

***

Katanya, dalam asmaraloka tak ada yang sempurna. Tetapi kini, swastamita kalah telak olehnya. Bahkan, senyumnya mengalahkan sinar rembulan. Tak sadar, namanya mulai terapal.

***

"Jar, gue balik sama lo, dong!" Raka memohon kepada Fajar. Tadi, Raka datang ke rumah Liona bersama kakaknya. Sebab, motor cowok itu sedang di bengkel. "Searah kan, kan, kan?" Tipe-tipe cowok yang datang kalau ada butuhnya doang.

"Oke," Fajar merespons seadanya.

Hans dan Alvaro sudah pulang sedari tadi. Mereka mendahului karena ada acara masing-masing. Hans yang ada acara keluarga. Sedangkan Alvaro ada masalah sedikit, katanya.

Leo dan Reva masih berada di rumah Liona. Santai lah, rumahnya berhadapan.

"Gue duluan," pamit Fajar.

Liona mengangguk. "Titip salam, buat Tante Ria."

Setelah mengangguk, Fajar segera melenggang pergi bersama Raka. Mereka sudah meninggalkan pekarangan rumah Liona.

"Gue balik," tutur Leo. "Nggak ada salam buat nyokap gue?" tanyanya.

Otak Liona bekerja lebih lambat. Dia mengernyit samar. Sampai akhirnya, gadis itu beroh ria. "Salam juga, buat Tante Sella."

Gimana ya. Ini ketika tangan Leo terulur untuk mengacak rambut Liona, seperti ada yang aneh. Gadis itu menepisnya kasar dengan dalih, jadi berantakan. Liona mengambil napas panjang. Tenang.

Playboy memang gitu.

"Sana pulang hus, hus!" usirnya.

Ketika Leo sudah tak tampak di penglihatan Liona. Gadis itu berteriak, membuat Reva panik. Reva memang berniat untuk menginap.

"Kenapa lo? Hus, hus, setan! Keluarlah!" ujarnya dengan gerakan tangan seperti merukiah.

"Ehem ...." Liona berdeham pelan untuk menetralkan ekspresinya. "Tadi ada ulat," alibi Liona.

"EL E BE A YE. LEBAY!" seru Reva tepat di telinga Liona, membuat Liona menggeplak kepala Reva.

***

Fajar telah mengantar Raka. Ia hendak pulang, tetapi niatnya diurungkan karena cowok itu menyerempet seorang gadis. Ia turun dari motornya. Kemudian, membantu gadis itu untuk berdiri. Dengan telaten, tangan Fajar ikut membersihkan siku gadis yang belum dikenalnya ini. Dia terluka kecil, jadi Fajar tak bisa lepas tangan begitu saja.

Gadis itu mengaduh pelan ketika lukanya dibersihkan Fajar. Ia meniup lukanya. Lantas, pergerakannya beralih ke lututnya yang ikut terluka. Ia membersihkan asal.

"Maaf. Gue anter lo pulang," kata Fajar.

Gadis itu mendongak, menatap sesosok cowok yang lebih tinggi darinya. "Ah, nggak usah, rumahku deket."

"Nama lo?" tanya Fajar.

Gadis itu mengulurkan tangan kanannya. "Fanya Rezkania. Panggil Fanya aja."

Fajar menerima uluran tangan Fanya. "Fajar Arjuna Juan. Fajar, saja."

Hening.

Fajar mengamati setiap inci wajah gadis itu. Aman, tak ada yang terluka. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas. Fajar senyum! Senyum! Jangan lupakan sikap cowok itu yang sebenarnya. Dingin dan tak tersentuh. Tetapi, tadi senyum!

SMA & SMK [Bakal Dilanjut]Where stories live. Discover now