[4] Pertemanan Absurd

872 112 38
                                    

Kasih saran, lagu yang sad banget kek,
butuh patah hati (GAYAAN EMANG)

Eh, ini baca yang bener ya. Narasinya!

Happy reading 💕

***

Sejenak, aku melupakan semuanya. Karena ketika bersama mereka, pilihannya hanya tertawa atau tertawa.

***

Fajar masih berada di kelasnya. Cowok itu tengah memperhatikan papan tulis yang berisi penjelasan tentang Administrasi Umum. Fokus Fajar mulai terbagi antara mata pelajaran dan pesan dari Liona yang sengaja diabaikan. Tadi, setelah baterai ponselnya penuh, cowok itu langsung menyalakan benda pipih tersebut. Fajar tak selemah Liona yang akan meraih ponsel ketika benda tersebut hanya berkedip. Cowok itu kuat iman.

"Jar ...." Bayu—teman sebangku Fajar—memanggilnya.

Cowok itu menoleh seraya mengangkat satu alisnya.

"Hp lo anjir! Nyala mulu, ganggu konsentrasi gue," katanya seraya menunjuk ponsel Fajar yang masih tergeletak di meja.

Pelan, Fajar mengumpat. Jika Pak Admi tahu, bisa habis ponsel Fajar saat itu juga. Entah dilempar atau dibanting.

"Nggak sadar gue," ucap Fajar sekenanya.

"Heh gue nyontek tugas Dasar Akuntansi!" desis Bayu dengan nada mengharuskan.

"Ya."

Selang beberapa menit ketika Pak Admi menyelesaikan ucapannya, bel pulang berbunyi. Murid-murid kelas 10 Akuntansi 2 langsung berteriak heboh bak anak TK. Karena sejujurnya, mereka jengah mendengar ocehan Pak Admi.

***

"Leo! Raka!" panggil seseorang dengan suara toanya.

Leo yang baru keluar dari kelas bersama Raka, harus menghentikan langkahnya. Ia membalikkan tubuh untuk tahu siapa yang memanggilnya.

"Oh ... hallo, Bu Kia yang cantik jelita," sapa Leo yang terdengar seperti gombalan. Cowok itu meraih tangan Bu Kia lantas menyalaminya, kemudian diikuti oleh Raka.

"Apa Bu?" tanya Leo santai. Guru BK loh ini, astaga Leo!

"Tidak ada kosa kata yang lebih sopan?" tanya Bu Kia.

"Kenapa, ya, Bu?" Raka mengambil alih.

"Kalian berdua bolos lagi?!" tanya Bu Kia yang terdengar seperti menuduh.

Leo mengusap dadanya pelan. "Insaf, Bu. Inget! Fitnah lebih kejam daripada jadi playboy!"

Raka menepak punggung Leo dengan kasar. "Bisa-bisanya lo!" lirihnya.

"Jadi benar? Kalian tidak bolos? Atau kalian bolos, tapi tidak ketauan?" cerca Bu Kia. Ah, guru satu ini memang tak mau kalah.

"Nggak Bu, sumpah, Ibu bisa tanya sama guru yang mengajar kelas kita hari ini!" kata Raka.

"Kamu juga Raka! Kamu sebenarnya anak baik, Ibu tau. Tapi, karena sering bergaul dengan Leo, jadi gini. Ikutan tidak benar! Suka melanggar aturan!"

SMA & SMK [Bakal Dilanjut]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz