[6] Kembalinya Kata Peduli

689 102 14
                                    

Assalamualaikum.

Jawab loh ya, wkwk. Vote komen astagaaaaa. Bener-bener butuh asupan vote komen :(

If Its Kills Me_Jason Mrez

***

Dari sekian banyak abjad. Segudang kosakata, semewah diksi yang ada. Kenapa harus kata peduli yang ia beri? Dan kenapa pula, harus orang itu lagi?

***

"Lo diem dong! Aw aw aw aw mulu dari tadi!" Liona masih di rumah Reva, ia tengah mengobati Leo. Namun, cowok itu terus mengaduh. Membuatnya geram. Tetapi, kata pembina PMR, harus sabar.

Oke Liona, sabar!

"Lo pelan-pelan, dong! Nggak usah pake tekan-tekan segala!" Leo berdecak. "Lo pikir nggak sakit, apa?"

Liona memalingkan wajahnya. Susah sekali Leo membiarkan tangannya bergerak bebas mengobati lebam di wajah cowok itu. Kesal, tangan Liona bergerak untuk menekan luka di sudut bibir Leo.

"Kan, bego! Dibilang pelan-pelan!" sinis Leo.

"Lo sendiri nggak bis—"

Ucapan Liona terpotong oleh suara ketukan pintu. Liona mengedarkan pandangannya pada pintu utama. Kemudian, gadis itu berdiri dan meraih tangan Leo untuk menyambut seseorang yang ia yakini sebagai tamu.

Orang itu tersenyum ramah. Ia berpakaian layaknya orang kantor. Terbukti dari pakaiannya yang formal dan rapi. Juga dengan sepatu hitam yang mengilap. Ah iya, dia juga memakai dasi.

"Assalamu'alaikum." Pria itu berucap salam.

Liona tersenyum. "Wa'alaikumussalam."

Reaksi Leo hanya datar. Cowok itu diam, tampak tak minat dengan seseorang di depannya ini. Hendak melangkah pergi, namun lengannya ditahan Liona.

"Ada tamu masa pergi," bisiknya.

"Leo ...." Pria itu memanggil.

Kini, Liona bingung. Ada apa, sih? Kok Leo jadi datar gini, ya?

"Saya ada urusan!" tegas Leo.

What? Saya? Leo bisa ngomong pake saya-sayaan?

"Papah perlu bicara, Nak," tutur Pria itu.

Hah? Papah? Jadi ... ini Papahnya Leo? Kok Leo ....

Hening.

Liona berdeham pelan. "Hm ... Le, gue pulang dulu, ya?" Sebenarnya, Liona tak ingin pulang. Tetapi, ini privasi Leo.

Leo meliriknya tajam. Cowok itu menggenggam tangan Liona erat.

"Kamu ... temennya Leo, ya?" tanya pria itu kepada Liona.

Liona mengangguk pelan seraya melepaskan genggaman tangan Leo.

"Perkenalkan, saya Gamma Adibara, Papahnya Leo," ujarnya seraya mengulurkan tangan.

Liona hendak menerima uluran tangan tersebut, tetapi Leo menyimpan tangannya, lagi.

"Saya Liona, Om," ujarnya kaku.

Gamma hanya menganggukkan kepalanya pelan. Lantas, ia menatap putranya. Ya, Gamma adalah ayah kandung Leo.

"Mau apa anda ke sini?" gertak Leo.

"Papah mau min—"

Leo terkekeh pelan, sebelum akhirnya ia berdecih. "Papah? Oh, ya? Papah saya hanya Papah Ando," kata Leo dengan menyebutkan nama papah tirinya.

SMA & SMK [Bakal Dilanjut]Where stories live. Discover now