M Y . 8

4.6K 335 11
                                    

Pintu itu ditutup rapat oleh pemiliknya.

Yap, pemilik nya baru saja keluar dari ruangannya. Ia mengusap wajahnya kasar, entah apa yang sudah terjadi pada dirinya, namun sangat terlihat bahwa ia sudah lelah.

"Aish!" Decaknya saat dirinya terjatuh.

"Yoongi!" Pekik seseorang tak lain kakaknya yaitu Seokjin.

"Kau kenapa?" Seokjin lanjut bertanya.

"A..." Yoongi menutup mulutnya, ia terdiam sejenak.

"Hyung bertanya padamu, Yoongi."

Tanpa lama-lama, Seokjin refleks mengangkat tubuh Yoongi dan menggendongnya ke sofa ruang keluarga.

"Kenapa kau bisa jatuh?" Lagi-lagi Seokjin bertanya.

Yoongi hanya bisa diam dan menggeleng.

"Kau tidak punya mulut, eoh!?" Kini Seokjin menaikan nada bicara nya. Percaya lah Seokjin tidak marah, justru ia khawatir.

"Ah... Aku tidak fokus hyung." Jawab Yoongi. Sembari membuang nafas lega.

"Selalu saja mencari alasan!"

"Tidak, hyung! Ah, hyung tunggu sini sebentar. Aku akan ke dapur." Ucap Yoongi yang bangun dari tidurnya.

"Ya! Yoongi-aa! Kau mau apa!?" Teriak Seokjin.

"Seokjin hyung!!!" Teriak dari seseorang yang sudah tidak asing suara nya.

"Anak itik kau berisik sekali! Teriakmu terdengar sampai dapur!" Teriak Yoongi.

"Jimin-aa, sini duduk." Seokjin mengajak Jimin untuk duduk disebelahnya, namun ternyata Jimin tidak menurutinya. Melainkan ia duduk di pangkuan Seokjin.

"Ada apa?" Seokjin berbisik ditelinga Jimin.

"Hoseok hyung masih berlatih, aku sudah melihat dirinya sudah lelah." Jimin mengikuti sang kakak, ia juga berbisik ditelinga Seokjin.

Ah! Menggemaskan bukan!?

"Eiy? Begini rupanya jika sulung dan bungsu disatukan!?" Cibir Yoongi yang sudah ada dihadapan Jimin dan Seokjin.

Yoongi membawa 2 gelas yang berisi kopi.

"Untukku mana!?" Rengek Jimin.

"Aku sudah membuatkannya untukmu dan Hoseok, tidak usah marah-marah." Jawab Yoongi datar.

"Aish!" Pekik Yoongi. Untung saja Seokjin sigap menangkap gelas yang berisi penuh itu. Kalau tidak, pasti sudah tumpah dan gelasnya pecah.

"Hati-hati." Ucap Seokjin.

Jimin tersenyum seolah mengerti.

"Kenapa kau senyum-senyum?" Tanya Seokjin.

"Aku sudah tidak aneh melihat Yoongi hyung menjatuhkan barang, akhir-akhir ini dia seperti Namjoon hyung!" Jawab Jimin.

"Sssttt." Seokjin menempelkan jari telunjuk nya dibibir Jimin.

"Siapa yang mau menyuruh Hoseok mandi? Kau atau hyung?" Tanya Seokjin ke Jimin.

"Hyung saja, tadi aku sudah suruh, tidak mempan."

Seokjin mengangguk, beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah ruang latihan Hoseok dan Jimin. Terlihat Hoseok yang sudah kelelahan namun masih saja berlatih.

"Hoseok-aa." Seokjin membuka pintu ruangan tersebut.

"Ah, Jin hyung?"

"Lomba mu berapa hari lagi? Sehingga kau berlatih ekstra?" Tanya Seokjin seolah mengintimidasi.

Just One DayWhere stories live. Discover now