M Y . 25

3.5K 286 6
                                    

"Jelaskan apa yang terjadi pada Yoongi hyung." Pinta Hoseok datar.

"Untuk apa?"

"Aku hanya ingin tahu, barangkali aku hanya salah paham." Lagi-lagi Hoseok menjawabnya dengan tatapan datar.

Sungguh, ini bukanlah Min Hoseok yang periang, ceria. Min Hoseok saat ini sedang menjadi sosok Min Yoongi yang dingin, datar, cuek. Bukan seperti biasanya yang seperti matahari dan menghibur kakak atau adiknya.

"Hyung tanya apa hyung pernah mengajarkanmu seperti ini!?" Alih-alih menjawab pertanyaan dari Hoseok, Seokjin malah bertanya kembali dengan tatapan tak kalah tajam.

Lagi-lagi adik Seokjin ciut jika sudah ada dihadapannya. Hoseok langsung menunduk tidak berani menatap sang kakak. Sang ibu yang memperhatikannya dari dalam tersenyum tipis, sebegitu takut nya adik-adiknya terhadap Seokjin.

Bukan gila hormat, Seokjin hanya tidak ingin adik-adiknya bersikap tidak sopan atau tidak pantas dilihat dihadapan orang lain. Lebih baik Seokjin menegurnya daripada orang lain menjelekkan adiknya sendiri.

"Nanti hyung ceritakan dirumah. Kau pulang saja sekarang, nanti hyung dan ibu menyusul."

"Ck." Decak Hoseok nyaris tak terdengar. Untung saja sang kakak memang tidak mendengarnya, kalau saja terdengar, mungkin Seokjin akan memarahi adiknya itu.

Hoseok melengos pergi begitu saja tanpa pamit kepada Seokjin. Sementara Seokjin hanya bisa menghela nafas beratnya.
.
.
.
.
.

"Ibu akan ke rumah."

"Apa!? Tidak! Aku tidak ingin melihat orang itu!"

"Hyung memang masih sakit hati karena ibu, karena tujuh tahun yang lalu. Tapi hyung tidak pernah memanggil ibu dengan sebutan orang itu, Jin hyung tahu kau akan dimarahi, Jim." Jelas Hoseok.

"Aku ingin ke rumah Taehyung saja." Putus Jimin meninggalkan Hoseok begitu saja.

"Jimin ke rumah Taehyung berarti sama saja ke rumah Namjoon, apa aku ikut dengan Jimin saja? Tapi... Ah, aku akan ke ruangan paman Do Han saja dan menumpang tidur di sofa nya. Aku akan meminta Namjoon datang ke tempat ayahnya kerja. Kalau Namjoon sahabatku pasti akan menurutinya." Monolog Hoseok panjang lebar, sehingga tidak sadar bahwa adiknya sudah tidak ada disekitarnya.

Hoseok berjalan ke arah ruangan dokter Do Han, melalui koridor rumah sakit, bahkan melewati ruangan sang kakak yang sudah pasti ada kakak tertua dan ibu nya. Hoseok melirik sedikit lalu berlaga tidak peduli dan melanjutkan jalannya.

Kim Do Han

Sampai didepan ruangan, Hoseok dengan pelan mengetuk pintu nya agar tidak terlalu mengganggu.

"Paman."

"Buka saja, tidak dikunci."

Hoseok pun membuka pintu ruangan sesuai dengan perintah yang mempunyai ruangan tersebut.

"Eoh Hoseok-aa, sini masuk dan duduk." Ujar Do Han dengan lembut.

"Paman, apa paman sudah tahu?" Tanya Hoseok.

Do Han mengangguk, "Ada apa, anakku?" Dokter Do Han memegang tangan Hoseok.

Ya, Hosek terdiam. Hoseok cukup kaget karena Hoseok dibilang anak oleh dokter Do Han atau ayah dari sahabatnya Namjoon.

"Kau sahabat Namjoon, bukan?"

"Iya, paman." Jawab Hoseok gugup.

"Hey Min Hoseok. Jimin sahabat Taehyung, dan Taehyung anak paman. Kau sahabat Namjoon, dan Namjoon anak paman. Yoongi pasien paman, lalu Seokjin yang sudah paman anggap anak sendiri. Dan kau juga berarti anak paman." Jelas Kim Do Han, tak sadar mata Hoseok memanas dan siap meluncurkan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.

Just One DayWhere stories live. Discover now