M Y . 13

4K 317 9
                                    

Beberapa waktu lalu, Seokjin berjalan di koridor rumah sakit. Kemeja serta jas dokter nya lah yang membuat ketiga adiknya selalu bangga bahwa memiliki kakak seperti Seokjin. Tak lupa kacamata yang membuat dirinya menjadi lebih tampan.

Kim Do Han

"Dokter Seokjin? Tumben sekali?" Sapa lelaki yang sedang duduk disana.

"Paman, aku takut! Sungguh..." Seokjin menghampiri pria itu.

Paman? Iya, beliau adalah ayah Namjoon dan Taehyung.

"Kau kenapa? Duduk dan tenangkan dirimu."

"Sebahaya apa Ataxia itu, dokter?" Tanya Seokjin penasaran.

"Ada apa, dokter Seokjin?"

"Tidak! Itu tidak mungkin. Aku hanya bertanya, paman. Ataxia?" Wajahnya sangat panik, napas nya tergengah.

"Paman pun tidak pernah menjamin ke pasien paman bahwa ia akan sembuh." Jawaban dokter Do Han lolos membuat hati Seokjin tertusuk.

"Tidak sembuh paman!? Tidak! Tidak mungkin, Yoongi akhir-akhir ini hanya sering jatuh hilang keseimbangan dan hanya menjatuhkan barang karena tidak fokus. Mimisan? Ah mungkin dia hanya panas dalam." Jelas Seokjin seperti orang kesetanan. Ia hanya mencoba baik-baik saja.

"Jin... Kau dokter umum pun tahu bagaimana gejala nya, dan yang kau sebutkan barusan..."

Bruk

Seokjin terkulai lemas, badannya jatuh ke ubin. Do Han yang melihatnya langsung bangun dari duduknya dan mengangkat tubuh Seokjin.

"Kenapa harus adikku, paman!? Kenapa bukan aku!?" Seokjin menangis dipelukan Do Han.

"Tenangkan dirimu, nak..." Do Han mengelus punggung Seokjin lembut.

Seokjin, membutuhkan seorang ayah disisi nya. Untung saja saat ini ada ayah nya Namjoon dan Taehyung yang menenangkan dirinya. Lantas kemana ayah Seokjin?

"Paman, aku butuh sosok sepertimu. Harus ke siapa aku bersandar paman? Aku tidak mau adik-adikku khawatir."

"Jika aku menyayangi Jimin seperti anakku sendiri, maka apa beda nya aku kepadamu, Jin? Kau, satu-satunya dokter di rumah sakit ini yang sudah ku anggap seperti anakku sendiri. Paman akan suruh Namjoon dan Taehyung untuk menghibur Hoseok dan Jimin."

"Paman..." Lirih Seokjin, ia memeluk lagi Do Han.

"Jangan ditahan, Jin... Nangislah, kau kuat. Segera bawa Yoongi untuk periksa, ya."

°°•••°°

Yoongi meringis kesakitan, dirinya tidak bisa mengontrol darah yang keluar dari hidungnya. Walaupun mimisan, biasanya Yoongi bisa mengontrol nya. Namun sakit di kepala nya membuat ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Gelap.

Kran air westafel nya masih mengalir.

"Hyung lihat aku bawa sesuatu!" Teriak Jimin dari luar kamar Yoongi.

Tidak ada balasan apapun dari si pemilik kamar, Jimin sudah berkali-kali mengetuk pun tetap hening.

Jimin coba membuka pintu kamarnya.

"Eoh? Tumben sekali tidak di kunci."

"Hyung kau dimana? Aku bawa jeruk keprok kesukaanmu." Teriak Jimin seperti anak kecil.

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang