M Y . 9

4.3K 318 9
                                    

"Kenapa, hyung?" Tanya Yoongi.

Iya, Seokjin tiba-tiba saja menahan tangan Yoongi yang baru saja ingin meminum kopi nya. Kopi nya tinggal setengah lagi, tapi Yoongi masih ingin menikmati kopi favorit nya.

"Jangan terlalu banyak minum kopi, Unggie."

"Hyung kan tahu kalau aku sangat menyukai nya."

Seokjin hanya bisa menghela nafas dan memejamkan mata nya sebentar, lalu mengangguk.

Disela-sela perbincangan tentang Yoongi ingin bertanding basket, lagi-lagi Seokjin harus beradu mulut dengan adik pertamanya itu.

"Tidak Yoongi, hyung ingin kau melakukan medical check up terlebih dahulu." Kukuh Seokjin.

"Hyung, aku tahu kau dokter. Tapi tidak harus seperti ini. Aku ini hanya ingin bertanding basket." Yoongi masih berusaha menolak permintaan sang kakak.

Yoongi selalu menuruti perintah Seokjin. Namun untuk kali ini, Yoongi hanya ingin dirinya melakukan medical check up setelah pertandingan basketnya selesai.

Jimin sudah memasang wajahnya yang masam, sesekali ia melirik wajah Seokjin dengan tatapan sinisnya. Tak lupa bahwa ada Hoseok yang sudah berekspresi julid dari tadi. Seokjin lupa bahwa dua adik terakhirnya memiliki hobi yang sama.

Siap-siap kau Seokjin! Akan jadi bahan ghibah kau oleh kedua adikmu itu! Siapa lagi kalau bukan Hoseok dan Jimin.

"Hyung hanya tidak ingin kau kenapa-kenapa, Yoongi!" Kali ini Seokjin tidak bisa menahan amarahnya.

"Cukup hyung! Sebegitu khawatir nya kau dengan Yoongi hyung!? Harus berapa kali aku bilang bahwa kau masih mempunyai dua adik lagi!" Itu Jimin yang bilang.

Seketika Jimin meninggalkan ketiga kakaknya.

"Jimin-aa!!" Teriak Seokjin.

Seokjin melirik Hoseok seolah memberi tanda. Iya, Seokjin menyuruh Hoseok untuk mengikuti Jimin pergi. Karena Jimin tidak pergi ke kamarnya, melainkan keluar rumah.

"Adikmu bukan hanya aku, hyung. Ada apa!?" Ucap Yoongi dengan nada rendahnya, ia sadar bahwa sang kakak sangat mencemaskan nya.

"Jangan bilang beberapa hari kebelakang hyung dan Jimin bertengkar karena ini?" Lanjut Yoongi.

"Terserah kau ingin nurut padaku atau tidak. Bukan hanya aku yang mencemaskan mu sebagai kakak, ada ayah dan ibu yang selalu menanyakan kabarmu!" Seokjin pasrah dengan keadaan. Yoongi yang susah dibilang, Jimin yang terus-menerus sensitif terhadap kakaknya, juga Hoseok yang tidak bisa diajak kerja sama.

Ada apa dengan hari ini!?

"Kalau mereka mencemaskan ku kenapa mereka tidak ada disini!? Kenapa mereka tidak pulang saja!? Kenapa mereka menitipkan aku, Hoseok, dan Jimin kepadamu? Memangnya kau orang tua kami!? Kau itu kakak kami!" Bantah Yoongi habis-habisan.

••°°°••

Ditempat lain, terlihat Jimin sedang meluapkan emosi nya.

Hembusan angin, dan minuman disebelahnya mungkin bisa membuat dirinya tenang.

"Argh! Kenapa!? Kenapa harus melakukan ini didepan Yoongi hyung!?"

Jimin sadar bahwa dirinya pernah berjanji tidak akan marah lagi jika Seokjin memberi perhatian lebih ke Yoongi. Tapi sekarang Jimin malah melakukan nya kembali, bahkan dihadapan Yoongi langsung.

Hoseok yang memperlihatkan nya dari jauh baru saja ingin menghampiri sang adik. Namun tiba-tiba ada pria yang memakai baju serba hitam dan memakai topi yang menghampiri nya terlebih dahulu.

Just One DayWhere stories live. Discover now