💫MISTY

251 67 9
                                    

Hey hey hey..
Apa kabar guys?
Selamat membaca.
Jangan lupa vote dan komen.

Jangan jadi sider syg 🙃

💫💫💫

"Kak, aku pinjem sepatu kakak ya." Pinta Rafaela, adik tiri Misty.

Yang ditanyai pun menoleh.
"Hm." Singkatnya.

Rafaela mengulas senyum puas. Misty turut tersenyum, tipis.

Selalu begitu.

Malaikat kecil dihadapannya ini selalu mampu membuat dirinya tak berdaya.

Misty tengkurap diatas ranjang, memperhatikan Rafaela yang sibuk mengacak-acak lemarinya.

Rafaela terlihat begitu leluasa melakukan apa saja yang dia mau. Sedangkan Misty tidak boleh protes.

Pintu kamar berderit dan terbuka. Sosok Evanes tampil diambang pintu.
"Nak, ini mama baru pulang dari Paris. Mama beliin kamu oleh-oleh barang branded."

Rafaela menghentikan aktivitasnya dan menerima shopping bag yang disodorkan Evanes.
"Makasih, ma. Tapi..."

Jemari Misty yang sedang mengotak-atik ponsel lantas terhenti sebab ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Buat kak Misty mana?"

Misty menghela nafas.
"Ngapain juga aku dibeliin, toh ntar semuanya kamu duluan yang pake."

"Hush!" Sentak Evanes melotot.
"Gak tau diri kamu! Bukannya berterimakasih!"

Misty kembali mengalihkan pandangan ke layar ponsel. Sudah biasa.

Evanes pergi sebentar lalu kembali membawa beberapa shopping bag yang lain.
"Ini, nak, mama tau pasti kamu bakal minta buat kakakmu. Jadi mama udah siapin."

Kembali Rafaela menerima shopping bag yang diserahkan oleh Evanes.

"Walaupun mama tau, Misty nggak pantas menerimanya." Sambung Evanes pedas.

Misty membatu karena rasa sakit itu rupanya masih ada.
Berharap, kelak dirinya tak lagi merasakan apapun.

Wajah Rafaela begitu prihatin, menggeleng-geleng menatap Evanes.

Selepas kepergian Evanes, Rafaela menyimpan shopping bag belanjaan untuk Misty ke dalam lemari.
"Aku taruh disini ya, kak."

Misty bungkam namun memaksakan senyumnya agar tiada lagi alasan untuk dimarahi hari ini.

Rafaela pun pergi.

Waktu berputar.

Misty masih fokus ke layar ponsel. Tak peduli meski minus matanya semakin bertambah setiap hari.

Bermain game, berseluncur di sosmed.
Hingga seseorang memanggilnya untuk keluar dari kamar.

"Misty!"

Entah untuk makan atau dimarahi.

"Misty! Dinner is up!" Seru Evanes.

Mendengar itu, Misty bangkit dan merenggangkan persendiannya yang kaku. Sebelum keluar dari kamar, dia men-charge ponselnya yang selalu sekarat.

Saat tiba di ruang makan, yang lain sudah makan duluan tanpa menunggunya.

Namun wajahnya datar.
Sudah biasa.

Mereka makan tanpa berdoa.
Bagi mereka berdoa itu tidak penting.

"Ela mau ikut olimpiade lho." Pamer Rafaela sumringah. Suaranya memecah keheningan, membuat semua orang menoleh.

FRIENDZONE MERAJALELA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang