💫MEMILIH

87 29 22
                                    

Yuhu..!
Readers cerita ini mana sih suaranya?

Mau sad end atau happy end?

Udah baca ceritaku yg sebelah blm???

Cuma mau blg, selamat membaca. Jgn lupa tinggalin jejak.

"Aku ingin kamu selalu aman. Namun jika aku tak bisa membahagiakanmu, maka seseorang harus melakukan itu untukku."

💫💫💫

Mobil sport black jaguar yang dipacu oleh King telah membawa mereka sampai ke pinggir hutan.

King menginjak rem. Tanpa turun dari mobil, dia lantas mencoba tuk menghubungi saudara kembarnya.
"Raja? Halo? Angkat, anjing!"

Tepat disebelah King, Sunny melirik sensi.
"Lo masih make obat?"

"Apaan sih, yang. Jangan ganggu!" Gerutu King. Menekan ulang nomor Raja.

"Lo masih ketinggian?"

King menoleh disertai tatapan tajam.
"Lo mau gue en-"

"DI HUTAN GAK ADA SINYAL!" Sentak Sunny ngegas.

"Oh iya." King langsung mematikan ponselnya dan berlagak cool.
"Ayo turun."

Dengan memasang resting bitch face andalannya, Sunny mengikuti King yang keluar dari mobil.

Tanpa embel-embel, keduanya segera memasuki hutan terlarang yang gelap dan berkabut itu.

Tujuannya mencari Darling dan Raja.

Dibalik awan-awan hitam, rembulan malam tak sepenuhnya bersinar. Namun seberkas cahyanya mampu menerangi langkah mereka walau hanya sedikit.

"Perempuan sialan. Nyusahin aja terus." Umpat King, berjalan bersisian dengan Sunny di jalan setapak.

"Lo nggak boleh gitu. Darling mungkin cinta banget sama lo."

"Dia itu goblok. Mentang-mentang gue pernah nolongin jadi ngelunjak minta dicintai segala."

Langkah Sunny melambat.
Tersindir.
"Cewek emang kek gitu. Dibaikin dikit pasti langsung baper."

King berhenti dan menatapnya.
"Gue capek ngebaikin lo. Buktinya lo nggak baper juga tuh."

"Gue emang gitu." Cetus Sunny. Tetap bergerak maju meninggalkan King.

Meski kesal, King menyusul gadis itu.

Lama mereka berjalan.
Tak ada yang ditemukan selain beberapa ekor burung hantu yang bertengger di dahan pohon. Mengeluarkan suara aneh pula lagi.

"Coba panggil." Usul Sunny yang merasa jenuh. Walaupun sebenarnya ia belum lelah.

"Males." Tolak King. Pemuda itu berkacak pinggang, mengamati keadaan sekitar.

"Kalo gini terus, sampe gue beranak juga mereka gak bakalan ketemu!" Omel Sunny.

"Gue ogah." Kesal King.
"Kalo gue panggil namanya, ntar jadi kayak manggil dengan sebutan kesayangan gitu."

FRIENDZONE MERAJALELA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang