15 || teori konspirasi

92.2K 15.9K 5.1K
                                    

Haloooo, lama yaa? Maaf yaa lagi ngerjain booklet SK jdi tertunda nulis Agesnyaa🥺🥺

Hope u like it!!! Jangan lupa spam komen yaaa!

Di lanjut kalo komennya lebih dri part sebelumnya💓

Komen tiap paragraf yaa biar sampe targett, love u all😘

....

Abbie menelan air salivanya, terlebih saat raut Khages tanpa ekspresi, refleks Abbie membuang mukanya.

"Gue mau pulang." Khages membuang mukanya dan menyalakan TV-nya tanpa peduli.

"Terserah, siap aja di potong gaji di hari pertama lo kerja." Mata Abbie seketika membulat, sial benar-benar menyebalkan berhadapan langsung dengan Khageswara ini, kalau bukan karna uang, dia tidak mau melakukan ini.

Abbie langsung meninggalkan Khages sendiri di ruang tamu, senyum lelaki itu mengembang, senang rasanya melihat seseorang marah padanya, bukannya menakutkan malah menggemaskan di mata Khages.

Dan yah waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan rasanya waktu terasa sangat lama, Abbie juga sudah numpang mandi di apartemen Khages, ya besok dia harus membawa baju cadangan, agar tidak meminjam baju lelaki itu.

Abbie kini telah berada di kamar lelaki itu, membereskan baju-baju yang terlihat tidak enak di pandang, ternyata tanpa di ketahui Abbie, Khages tidak pandai melipat baju, dan alhasil lemarinya terlihat berantakan, so karna Abbie juga sudah tidak ada kerjaan di dapur, ia memutuskan untuk melipat baju-baju lelaki itu dan menatanya lebih rapih.

Dan hawa canggung datang ketika Khages masuk kamar, Abbie refleks berdiri.

"Mau apa lo?!" Tanya Abbie tidak bersahabat, bukannya menjawab, Khages malah menaikkan sebelah alisnya.

"Kamar-kamar gue, suka-suka guelah mau ngapain aja," balasnya tidak bersahabat, sialan Khageswara ini, Bunda Khages bilang lelaki ini anak baik-baik? Baik-baik dari mananya bujank? Abbie merasa was-was, karna bisa saja setan menghasut lelaki itu dan berakhir merusaknya. Ah sepertinya sih Khages tidak mungkin sampai ke tahap itu.

"Udah ngeliatinnya?" Tegur Khages membuat Abbie deg-degan dan langsung membuang muka lalu fokus melipat baju lelaki itu.

Terlihat Khages naik ke atas kasurnya dan mulai menyalakan TV-nya, dan sialnya lelaki itu menonton film horror, sial sekali Khageswara ini.

"Bisa nggak sih nonton yang lain?!" Omel Abbie lalu berdiri seraya berkacak pinggang, sontak Khages tertarik dengan pertanyaan Abbie.

"Lah kenapa? Takut?"

Abbie gelagapan, "siapa bilang gue takut? Gue cuma gasuka aja hal mistis, sesuai realita aja lah, gak ada setan-setanan."

"Ada sih, di apartemen ini banyak, terlebih di—" Abbie menatap Khages panik.

"Gue mau ke ruang tamu," sela Abbie hendak keluar kamar namun Khages malah memberitahu ruangan yang katanya horror.

"Di deket dapur belakang, itu kan ruang kosong, di situ suka denger langkah kaki."

"KHAGESWARA!" Pekik Abbie.

"Iya??"

"Lo tuh bangsat banget ya!" Abbie keluar kamar, sial di kamar saja hawanya menyeramkan karna suara dari film yang Khages tonton, di tambah kini Abbie berada tepat dekat ruangan yang di maksud Khages tadi.

Abbie merasakan aura tidak enak, ah apa ini pikirnya saja? Sial kenapa semakin merinding, sial dia memang sangat membenci hal mistis, dan berbau dunia lain, Abbie sudah mau menangis.

KHAGESWARA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang