Rank #1 teenficiton 3/9/21
Rank #2 Fiction 3/8/21
Rank #1 Fiction 4/8/21
"Lo...gay?" Tanya Abbie memberanikan diri, bukannya menjawab Khages malah mendekat. Refleks Abbie mundur dan merasakan aura mengerikan dari lelaki itu. Apakah ia salah bertanya...
Btw makasih banyak buat yg terus nunggu cerita ini sampe tamat
Siap meramaikan lagi?
Mau cepet up? Jangan lupa spam komen sama vote, itu bantu bgt mempercepat update🤩🤩
Soo happy reading yall
Jangan lupa komen tiap paragraf yahh🥰🥰🥰🥰
....
KHAGESWARA
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❤️ 3410 likes Khageswara91_ Where r ma lips? 122 comments
>>><<<
Abbie terkejut melihat postingan yang Khages kirimkan, dan dia baru tersadar ketika ia sudah berada di rumah. Abbie menelan air salivanya dan mencoba membuka komentar, dan tidak banyak ia temukan komentar menjelekkan.
Cantik ceweknya
Cocok dah kata gue
Cantik
Mirip siapa ya? Kek artis korea gtu
Abbie tersenyum tipis melihat beberapa komentar yang memujinya, walaupun lebih banyak emoticon patah hati, Abbie jadi curiga apakah Khages menghapus komentar buruk agar tidak membuatnya down? Entahlah atau memang yang follow akun Khages takut berkomentar buruk.
Abbie tidak mengerti dengan perasaannya, jujur dia masih takut untuk percaya diri bahwa lelaki yang banyak di sukai orang ini adalah miliknya. Khageswara? Abbie juga bingung kenapa bisa-bisanya bertemu dengan lelaki itu. Abbie membuka aplikasi pesan dan feelingnya benar, Khages mengirimkannya pesan.
Ketua renang : Udah sampe kosan?
Abbie belum membalas pesan lelaki itu sedari tadi, karna sepulang dari apartemen Khages, dirinya beres-beres kosannya terlebih dahulu, ya mencuci bajunya agar besok dirinya tinggal menjemur. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, lalu Abbie mulai mengetikkan pesan untuk Khages.
Abbie : Udah dari sejam yang lalu, sorry baru kabarin
Abbie terdiam seraya terus memperhatikan apakah Khages akan online atau tidak? Tapi sepertinya lelaki itu sudah tidur. Abbie meletakkan ponselnya di sampingnya seraya menatap langit-langit kamar. Ia berharap semuanya kembali seperti semula, ia ngin terbangun dari mimpi berat ini, ingin kembali seperti Abbie yang baru masuk sekolah.
Tidak terlalu di pedulikan, dan sibuk mengikuti Nia layaknya seorang asisten. Membelikan gadis itu makan, membantu Nia dalam segala kesusahannya sebab Nia itu adalah tipikal gadis ceroboh, jadi Abbie selalu di minta Mami untuk terus mengawasinya.
