35 || Penjaga Abbie

87.9K 16.2K 44.8K
                                    

Yo wassup❤️

Maaf klo ada typo yaa ngetiknya malem hehe

Balik lagi sama cerita ini yang akan selalu menemani kalian sampe tamat🥰

So gimana kabarnya? Baik kan? Semoga kalian sehat selalu yah, yuk di rumah ajaaa sambil baca buku" aku❤️❤️

Siap untuk baca part ini?

Kalo udh jatuh cinta sama Ages, harap persiapkan diri dengan keuwuan yg semakin membuat kalian jatuh hati xixii

Happy reading! Vote dari sekarang yukkkk

Happy reading! Vote dari sekarang yukkkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KHAGESWARA
....

Khages masih membiarkan Abbie yang memeluknya, lalu perlahan Abbie melepaskan pelukannya. Saat ia hendak mengusap air matanya, tangan Khages sudah terlebih dahulu untuk melakukannya.

"Jangan nangis ya," ucap Khages lembut, Abbie mengangguk.

"Gue juga gamau lo marah cuma gara-gara ini." Khages tidak membalas lalu melangkahkan kakinya menuju letak keberadaan kotak P3K, lelaki itu membawa obat merah dan plester untuk menutupi luka cakaran di leher Abbie.

Khages sibuk menempelkan obat merah sampai membuat Abbie memejamkan matanya karna menahan perih akibat obat merah yang Khages berikan tepat di lukanya. Gadis itu mencengkram celana Khages.

Khages meniup pelan leher Abbie, dan langsung menempelkan plester. Dan yang membuat Abbie terkejut karna Khages menciumnya tepat di mana plester tersebut menempel.

"Aku latihan dulu ya," pamit Khages terlihat biasa saja setelah melakukan hal tadi, lain dengan Abbie yang masih syok. Lalu Abbie mengangguk pelan.

"Bye," ucap Abbie.

"Bye," balas Khages lalu pergi setelah berpamitan. Ya, Abbie tidak menceritakan betapa kejamnya kakak kelasnya tersebut, setelah bertengkar dengannya di toilet, perkelahian berlanjut di belakang sekolah.

Saat Abbie hendak mengambil almetnya yang di rebut paksa oleh mereka. Bahkan untuk mengambilnya, mereka melakukan hal yang sangat di benci Abbie, kedua tangannya di pegang oleh kakak kelasnya dan satu orang lagi sibuk merusak seragamnya, untungnya Abbie punya almet, jika saja tidak mungkin ia sudah menanggung malu.

Seketika Abbie menangis, ya besok hari ulang tahun ibunya, dan bertepatan hari ini, hari di mana ia merasakan pembullyan oleh kakak kelasnya. Entahlah pembullyan ini ternyata masih ada di jaman sekarang, yang di pikirnya orang-orang sudah tidak akan bertingkah gila seperti itu.

Tapi Abbie mengalaminya sendiri, di mana sekuat apapun dirinya, jika lawannya dengan jumlah banyak, Abbie tetap akan kalah. Abbie menangis, menangis karna benci pada dirinya bisa-bisanya tidak berdaya saat perlahan seragamnya di rusak, kancingnya hampir terlepas semua.

KHAGESWARA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang