BAB 9 : EDAM

10.7K 1.6K 21
                                    

Hari ini author double up, yang belum baca bab 8 ga bakal paham sama alur nya nanti

Cuss langsung baca 😻

~~~

"Ayah~" Seru Clarissa senang menghampiri Duke yang baru saja datang setelah dia menunggu beberapa menit di rumah kaca.

Lelaki bernama Ivander itu hanya diam dan mengambil tempat duduk di depan Clarissa. Ivan tersenyum senang melihat putrinya menunggu dengan senyum secerah itu.

"Apa ayah membuatmu bosan menunggu?" Tanya Ivan ramah ke Clarissa yang sudah mulai mengambil beberapa kue kering yang sudah memenuhi kedua pipi nya.

"Huh? Apwah?" Tanya Clarissa dengan mulut yang penuh dengan kue kering.

"Seperti tupai." Batin Ivan melihat Clarissa dengan kedua pipi nya mengembung.

"Apa yang kau lakukan hari ini?" Tanya Ivan yang merasa haus mulai minum.

Clarissa segera mengunyah dan menelan makanan yang ada di mulut nya. Sejujurnya dia menahan memakan kudapan yang dibawa Emma selain apel. Ini karena dia mendengar rencana busuk penyihir itu, yang dia maksud adalah Veronica dengan segala kelicikan dan bersih keras menggoda ayah nya yang padahal tidak tertarik sama sekali pada dia. Clarissa ingin sekali menampar wanita itu dan membuat nya sadar.

"Membaca buku, memakan apel yang Emma kupas, dan menghabiskan waktu dengan ayah tentunya." Ucap Clarissa yang merasa hidup nya tenang setelah Xeana yang tidak lagi menyerangnya secara fisik lagi. Dia gadis gila di umur yang masih muda. Clarissa merasa kasihan dengan Xeana.

Clarissa yang sangat senang semua rencana nya berjalan lancar dan juga komunikasi dengan Cendric walaupun hanya dengan surat Clarissa sudah merasa senang.

Ivan yang melihat putri nya meminum teh nya sembari tersenyum senang. Entah apa yang dia pikirkan, tapi seperti setelah bangun dari sakit nya dia menjadi seseorang yang menyukai buku dan juga lebih berani menunjukkan ekspresi nya walaupun sepertinya dia tidak ingat bagaimana kenangan masa kecilnya dulu. Tapi entah kenapa Ivan lebih suka dengan Clarissa yang sekarang daripada yang dulu.

Ivan dapat melihat dimana pun gadis itu berada. Tapi yang paling sering adalah saat dia di perpustakaan memilih satu buku dari ratusan buku yang tersimpan. Sinar matahari pagi yang masuk dan juga rak buku yang menjulang tinggi dan juga debu-debu kecil yang berterbangan Ivan dapat melihat sekilas saat Clarissa menyampirkan rambut panjang nya kebelakang telinga hanya untuk sepersekian detik saat dia melewati perpustakaan.

"Apa hari ayah menyenangkan?" Tanya Clarissa yang membuyarkan isi pikirannya.

Ivan tersenyum dan mengangguk sembari meminum teh nya. Menghabiskan waktu dengan putrinya memang adalah yang terbaik. Sejujurnya mansion terasa jauh lebih sepi setelah kepergian istrinya dan juga kedatangan Veronica yang mengubah segala nya. Wanita itu yang memegang keuangannya sekarang.

"Ayah? Apa aku boleh meminta sesuatu?" Tanya Clarissa yang masih dalam keadaan senang meminum lagi teh nya.

Ivan menatap cangkir teh nya. Melihat pantulan dirinya terlihat jelas disana. Sebelum berpindah melihat Clarissa yang menatap sembari memegangi cangkir teh dengan kondisi yang tiba-tiba sudah terlihat dewasa saja. Apa hanya perasaan nya saja atau Clarissa memang terlihat lebih dewasa sekarang saat diam.

"Apa yang kau mau untuk hadiah ulang tahun mu?" Tanya Ivan yang mengingat jelas dalam waktu dekat adalah hari kelahiran Clarissa sekaligus memperingati kematian mendiang istrinya secara bersamaan.

~~~

Bag! Bug!

"Kembalikan!" Pekik bocah yang sudah penuh lebam di wajah bagian kiri nya.

Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓Where stories live. Discover now