BAB 26 : MENARIK HATI

5.5K 928 8
                                    

Sesampainya di mansion Clarissa segera menyuruh Emma dan kesatria lainnya membantu nya membagikan kue yang sempat dia beli tadi di toko. Mulai dari para pelayan hingga kesatria sudah Clarissa belikan.

"Sisakan untuk Veronica dan Xeana, Emma. Aku sendiri yang akan memberikan kue ke ayah dan kakak." Ucap Clarissa membawa sekeranjang kue dan berlari menjauh dari Emma. Emma yang melihat nya hanya bisa tersenyum.

"Nona sangat baik."

Emma selalu berpikir bagaimana bisa Clarissa sebaik itu setelah semua apa yang dimasa lalu Veronica dan Xeana lakukan kepada gadis kecil itu. Lagi pula bukan kah Clarissa seperti seorang malaikat yang turun dari langit. Terlalu baik hingga melupakan tujuan nya.

Clarissa yang bersenandung riang membawa dua tipe kue yang berbeda. Mengingat jika Ivan tidak terlalu suka dengan hal manis dan juga Cendric yang hanya suka dengan kue yang polos. Clarissa kembali mengecek nya sembari berjalan ke ruangan Ivan sebelum dia ke tempat latihan Cendric.

"Selamat siang, Nona Clarissa." Sapa seorang pelayan berhenti berjalan hanya untuk menyapa Clarissa. Clarissa tersenyum dan membalas sapaan itu.

"Selamat siang juga, Lily. Aku membeli kue. Sebaiknya kau cepat ke dapur sebelum jatah mu di makan orang lain, bye~"

Clarissa kembali bersenandung berjalan menuju kantor Ivan. Mengingat lelaki itu pasti ada di kantor nya di jam seperti ini. Gadis pelayan yang seumur dengan Clarissa itu hanya bisa menatap punggung gadis yang sangat dia idolankan. Lily merasa sangat beruntung bisa bekerja di kediaman keluarga Duke Sapphire. Terutama bekerja sebagai salah satu pelayan yang berada dibawah perintah langsung Clarissa juga.

"Nona terlihat sangat bahagia."

Clarissa dengan senyum yang merekah tidak sabar bertemu dengan Ivan segera mengetok pintu kantor lelaki itu dan masuk begitu saja tanpa menunggu jawaban.

"Aaaa!!!!... Yah?" Pekik Clarissa mendobrak pintu. Clarissa terkejut jika dia datang diwaktu yang tidak tepat. Ivan sekarang sedang berbincang dengan seorang laki-laki yang seperti nya sedang melaporkan sesuatu ke Ivan. Dari perawakan dan juga wajahnya Clarissa tidak pernah melihat lelaki ini selama disini. Apa mungkin dia baru datang di saat Clarissa berumur empat atau lima belas tahun? Itu mungkin mengingat jika ingatannya masih belum penuh sepenuh nya.

Ivan yang menyadari Clarissa yang terkejut dan main masuk begitu saja menyuruh lelaki itu lekas pergi.

"Katakan padanya akan ku beri kabar selanjutnya. Kau boleh pergi."

"Baik, Grand Duke. Saya pamit undur diri."

Ivan yang dapat melihat Clarissa sudah keluar berdiri tegap di samping pintu kantor Ivan menunduk tidak berani menatap lelaki yang sempat berbincang dengan Ivan tadi ternyata melirik Clarissa saat kedua nya berpapasan.

"Clara."

Clarissa tersentak kaget saat Ivan tiba-tiba memanggil namanya begitu saja. Dia sudah terlanjut sangat malu tadi. Sudah main masuk aja.

"Kau sudah boleh masuk."

Clarissa yang masih berkecil hati merapatkan bibir nya. Clarissa terus bergumam tidak jelas karena merasa bodoh tadi. Clarissa perlahan masuk.

"Maafkan aku ayah. Aku tidak tau jika ayah sedang bersama seseorang tadi." Cicit Clarissa yang merasa bersalah menatap keranjang kue yang dia bawa. Clarissa murung setelah kejadian tadi.

Ivan hanya diam. Lagi pula dari apa yang dia lihat Clarissa baru saja sampai dan membuka pintu begitu saja. Dapat dia pastikan jika Clarissa tidak mendengar perbincangan mereka berdua tadi.

"Kenapa kau berlari?" Ivan tadi dapat mendengar derap langkah Clarissa yang terdengar dari ujung lorong.

"A-aku membawa kue untuk ayah. Aku tadi sempat berkunjung ke toko kue. Ini tidak terlalu manis kok. Ayah masih bisa memakannya." Ucap Clarissa melangkah mendekat dan menyiapkan piring kecil beserta serbet juga. Menata dua potong roti itu di salah satu sudut meja Ivan. Lagi pula Clarissa tau jika Ivan itu suka sekali minum. Pasti di kantor nya selalu tersedia air minum.

Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang