BAB 13 : HADIAH

9.3K 1.4K 27
                                    

*visual Clarissa saat ini^^
kalian bayangin warna matanya biru kehijauan aja dah

*visual Clarissa saat ini^^kalian bayangin warna matanya biru kehijauan aja dah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanah lapang yang luas dengan hutan yang terlihat jelas di depan mata. Hari yang cerah yang berawan yang dapat Clarissa lihat. Disinilah dia pada akhirnya. Menunggu bersama wanita dan anak kecil sembari menunggu hasil perburuan yang diselenggarakan hari ini.

Clarissa pikir mungkin hanya perwakilan dari setiap keluarga saja yang akan ikut, tapi siapa sangka jika kesatria juga boleh ikut. Yah lagi pula disini lah awal mula kisah heroin kita akan muncul.

"Nona." Panggil Edam yang berdiri di belakang Clarissa yang terdiam menatap depan dan melihat beberapa orang yang sudah menyiapkan meja dan tenda untuk para wanita.

"Apa... Tidak jadi." Ucap Clarissa segera berjalan sembari memilih tempat duduk dan menyapa para bangsawan lainnya yang beruntung si hidung belang itu mau membantu nya mengingat siapa saja mereka dan bagaimana menghadapi sifat mereka.

"Hohoho, bukan kah ini putri kedua Sapphire, Nona Clarissa. Senang melihat Anda hadir juga." Tutur wanita yang terdengar nadanya sedikit sombong dan mengibaskan kipasnya ke leher.

Clarissa berhenti melangkah dan tersenyum ke arah wanita yang merupakan seorang istri dari seorang Duke yang terkenal dengan daerah pegunungan bersalju yang menyimpan tambang emas disana.

"Saya juga senang melihat Anda Duchess Fredrick." Ucap Clarissa tersenyum dan melanjutkan jalannya sembari diekori Edam di belakang nya. Duchess Fredrick yang melihat seorang kesatria yang membungkuk dan memberi hormat kepadanya sedikit terpukau dengan paras kesatria itu.

"Rumor itu benar." Bisikan itu dapat Clarissa maupun Edam dengar sangat jelas, tapi dia menghiraukan nya.

"Rumor apa?"

"Putri kedua bangsawan Sapphire itu. Dia mendapatkan julukan Putri Salju."

Seingat Clarissa di dalam novel tidak seseorang yang mendapat julukan seperti itu. Melihat tenda dan juga meja yang terlihat memojok itu Clarissa hanya bisa mendesah paruh. Seperti nya si nenek lampir yang mengatur meja hari ini. Lihat saja dia terkucilkan dari para bangsawan lainnya.

"Kenapa putri salju? Apa itu artinya buruk?"

"Tidak, malah saat dipesta kedewasaan nya kemarin dia terlihat sangat anggun dan dewasa seperti para orang dewasa. Mengenai julukan itu karena dia terlihat seperti musim dingin itu sendiri dan saat dia tersenyum kau akan mengerti saat melihat nya."

"Apa? Kenapa kalau dia tersenyum?"

"Aku tidak bisa menjelaskan nya. Nanti kau juga tau."

Clarissa merasa mulai jengkel mendengar itu semua. Clarissa segera duduk di meja bulat dengan teh dan camilan yang sudah tersaji. Di meja ini hanya ada di seorang. Mungkin dia akan bersama para istri Baron mungkin.

Menyadari jika Edam masih berdiri di belakang nya membuat Clarissa segera berbalik.

"Hei, pergi berburu sono. Bukan kah sudah aku katakan berulang kali. Aku baik-baik saja dengan kesatria yang lain." Ungkap Clarissa yang ingin Edam juga pergi berburu bersama Ivan dan Cendric. Mengingat jika hubungan Cendric dengan Edam terlihat tidak akur.

Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓Where stories live. Discover now