11. Dream

9.3K 1.2K 41
                                    

11. Mimpi

[Sebelum baca di vote dulu yah🥰 ]

"Keluarkan aku! "

Dak...
Dak...
Dak...

Kamar gelap tanpa sedikitpun cahaya terkunci dengan rapat. Rantai yang selalu berbunyi ketika mengesek lantai itu sudah menjadi sesuatu yang selalu didegar oleh selina.

Setelah mencoba bertahan selama bertahun-tahun didalam pernikahannya, selina memutuskan untuk melarikan diri.

"Aku sudah tidak sanggup lagi... "

Selama ini hidup selina sebagai istri Arden hanyalah sebagai alat. Tubuh selina telah mati rasa karena rasa sakit yang selalu diterimanya, perjanjian bisnis Arden dengan bangsawan lain yang berakhir dengan dirinya diatas ranjang bangsawan itu. Semua itu tidak jauh berbeda dengan kehidupan pelcur.
Tidak..... Ini lebih parah dari pelacur.

'Bahkan pelacur juga punya harga diri dan pilihan untuk menolak pelanggannya.'.

Hari ini marquess tua, besok cont yang sudah berumur 60-an tahun, berulang-ulang hingga dirinya menjadi hancur berkeping-keping.

Tidak jauh dari pelariannya, Ksatria Duke raphael berhasil menemukannya.

Setelah hari itu, Arden akhirnya mengurungnya didalam ruangan gelap dan merantai kakinya. Pintu hanya terbuka ketika pelayan membawakan makanan dan memandikan nya, jika ada kesepakatan bisnis, Arden akan membawa dirinya kekamar para bangsawan menjijikan itu.

Hidup selina tidak lebih baik dari hewan ternak.

Dikurung, diberi makan dan menunggu untuk dihidangkan dihadapan para bangsawan mesum.

"Keluarkan aku!! "

"Kumohon Arden... Keluarkan aku!!! "

Aku takut berada di ruangan gelap, aku tidak ingin bersatu dengan kegelapan diruangan tertutup. Tidak dapat melihat apapun, kemanapun arah pandangannya, yang terlihat hanyalah hamparan gelap yang tiada akhir.

Tangan yang mengetuk pintu kamarnya itu telah menjadi memar, sekuat apapun dia berteriak memohon Arden untuk membuka pintunya, tetap saja tidak ada perubahan apapun yang terjadi. Pintu itu tetap tertutup, walaupun selina terus berharap Arden akan datang dan membukakan pintu untuknya. Pintu itu terus....terus terkunci.

"Bisakah kau berhenti menggedor pintu? Kedua tanganmu terlihat menjijikan! "

Erden mengerutkan hidung dan dahinya. Seakan melihat sesuatu yang tidak enak dipandang.

Setelah mendengar hal itu, selina mulai mengamati kedua tangannya sendiri.

Tangan dan lengannya yang dulunya putih dan halus sekarang terlihat kebiruan karena memar, rasa sakit yang membuat kedua tangannya mati rasa telah membuatnya terbiasa.

"Maafkan aku Arden, jika aku berhenti melakukannya, dapatkah kau tidak mengurung ku lagi? Huh... Arden? "

"Tidak mengurung mu? " Aden menaikkan satu sisi alis matanya. "Ketahuilah tempatmu wanita menjijikan!"

Mata selina membulat, kata 'wanita menjijikkan' melekat kepadanya, seakan itu adalah hal yang wajar.

"Hah, ha ha ha ha...menjijikan ya? " Ternyata tidak ada gunanya memohon, tidak ada gunanya melawan.... Semuanya sia-sia.

'Bagaimana caranya untuk bebas dari tempat ini? '

Ah.....! Hanya ada satu cara, benar.... Hanya dengan membunuh lelaki yang berada didepannya ini.

The villainess partner in crimeWhere stories live. Discover now