Kim Namjoon
Nagoya, 12th January 2019Ruangan backstage mulai dipenuhi oleh para staf. Suara dalam ruangan itu mulai riuh. Aku memandang ke sekeliling, coordi noona mempersiapkan wardrobe, asisten stage managers yang berkali-kali keluar masuk ruangan, kru dokumentasi bergantian mengaktifkan kamera—semuanya sedang bekerja keras.
Kuangkat kakiku dan duduk bersilang di atas sofa kecil, kembali membuka notes di ponselku yang berisikan ment dalam bahasa Jepang yang harus kuucapkan saat pembukaan konser malam ini, atau tepatnya sekitar satu jam lagi.
Aku berdiri kala seorang makeup artist memanggilku untuk duduk di depan cermin, menggantikan Jimin yang tadinya duduk di kursi yang sama.
Kusandarkan bahu di kursi dan menutup mata, membiarkan staf itu melakukan pekerjaannya. Sebelum melakukan konser, aku biasanya mencoba mengosongkan pikiran agar tidak merasa gugup atau melakukan kesalahan di atas panggung nantinya.
Tapi belakangan ini, setiap kali aku berusaha melakukan hal tersebut, mau tak mau aku kembali memikirkan Song Dain.
Dain menjauhiku semenjak malam itu.
Sebenarnya, sejak awal aku tak berekspektasi banyak terkait respon gadis itu. Aku tahu apa yang aku ucapkan adalah hal yang menyakitkan baginya, tapi aku tak menyangka ia sepenuhnya mengabaikanku.
Atau mungkin aku hanya terlalu naif.
Aku menghela napas. Bagaimana jika Dain selamanya tak akan berbicara denganku lagi? Apakah ini berarti sekali lagi aku akan kehilangan dia?
Kenyataan yang pahit, tapi aku harus menerima bahwa aku adalah satu dari sekian orang yang tidak mengerti bagaimana cinta bekerja.
"Kau ada masalah apa?"
Suara itu menyadarkanku untuk kembali ke kenyataan. Aku membuka mata dan mendapati Hoseok sedang berdiri dan bercermin di sampingku, tangannya memperbaiki helai rambutnya yang terjatuh.
"Masalah cinta," jawabku datar.
Mata Hoseok membelalak dan mulutnya membentuk lingkaran kecil, ia menatapku melalui cermin. "Mwoya?! Kau benar-benar punya pacar?" (Apa-apaan?)
Aku menggeleng satu kali, "memangnya berurusan dengan cinta harus berarti sedang menjalin hubungan?"
Lelaki itu berpikir sebentar, lalu mengangguk setuju, "benar juga. Tidak harus."
"Jangan bilang tentang cinta pertamamu itu?" sahut Yoongi yang sedang duduk di sofa tepat di belakang kami. Rupanya ia menyimak sejak tadi.
Kedua alisku terangkat, aku menoleh ke belakang dan menatap Yoongi dengan terkejut. "Hyung, darimana kau tahu?!"
Bahu Yoongi terangkat, "kau pikir aku tak mengenalmu? Tiap kita berdiskusi tentang cinta, kau terus-terusan mengatakan 'seperti saat aku menyukai cinta pertamaku..', 'cinta pertamaku begini', 'cinta pertamaku begitu..'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcadia | KNJ
FanfictionDan saat jiwanya mulai lelah, Namjoon mendengar bisikan itu. "Kembali ke sini, kau akan temukan yang apa kau cari." Jika alam telah berkata demikian, satu-satunya pilihanmu ialah: percaya. a r c a d i a • the harmony of nature frvrxxodairable, 201...