[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA | SLOW UPDATE]
Olympus Residence, kawasan mansion mewah yang hanya bisa dihuni oleh orang-orang kaya dan terpilih.
Ada 7 kelas dalam Olympus Residence. S, A+, A, B, C, D, F.
Sejauh ini hanya 5 keluarga yang paling menon...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
♪playlist: EXO - Monster
00|PROLOG
17 tahun yang lalu...
Hujan deras terus mengguyur seakan enggan untuk berhenti. Suara petir dan kilat saling bersahutan, terpaan angin kencang seolah menambah kesan mencekam. Kota Jakarta sepi karena badai yang melanda. Banyak pohon tumbang dijalanan.
Cuaca benar-benar buruk.
Seorang wanita dengan lipstik merah menyala yang menghiasi bibirnya berjalan mondar-mandir didalam kamarnya. Sesekali dia mengelus perutnya yang membesar. Kandungannya sudah berusia 7 bulan. Dua bulan lagi dia akan melahirkan. Kendati demikian, keluarga yang sebentar lagi akan lengkap tidak membuat wanita itu selesai dengan dendam masa lalunya.
Dia masih menaruh dendam pada pria itu. Pria yang dia cintai namun sayangnya malah memilih sahabatnya. Pernikahan mereka memberi sakit hati yang dalam baginya.
Dia juga terpaksa harus menerima perjodohan dan sekarang mengandung benih dari pria yang tidak dia cintai.
Benar-benar tidak adil.
Langkahnya berhenti saat sebuah panggilan masuk mengintrupsi.
"Halo?" ujarnya dengan cepat setelah menggeser tombol hijau pada ponselnya.
"Kami sudah melakukan perintah anda nyonya,"
Senyum miring tercetak diwajahnya mendengar penuturan orang diujung sana.
"Bagus,"
"Sesuai perintah anda, bayi perempuan."
"Kerja bagus, pastikan mereka tidak akan menemukan bayi sialan itu," ujarnya dengan kejam.
"Semua berjalan lancar. Kali ini dewi fortuna berpihak pada kita. Mereka benar-benar lalai,"
Wanita itu semakin menyunggingkan senyumnya, tidak percaya sekaligus puas bahwa rencananya berjalan semulus ini.
"Baik. Selesaikan semuanya,"
"Baik nyonya."
Panggilan terputus bersamaan dengan itu pintu terbuka, menampilkan sosok suaminya yang berjalan memasuki kamar tanpa menyapa. Pria itu langsung menuju ranjang dan membaringkan tubuhnya disana.
Wanita itu hanya melirik suaminya sekilas lalu menyusul naik keatas ranjang.
Dia bergerak menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Gerakannya terhenti saat suaminya bersuara.
"Apapun yang kau lakukan, aku tidak peduli. Asalkan itu semua tidak membawa kesialan dimasa depan,"
"Tidak perlu khawatir. Urusi saja urusan mu," ujarnya lalu kemudian berbaring membelakangi suaminya.
Napas wanita itu memburu bersamaan dengan dadanya yang bergerak naik turun.
Brengsek!
Kenapa jadi seperti ini?
"Sialan!" makinya frustasi.
Rencananya ternyata tidak berjalan mulus.
"Dasar manusia-manusia bodoh! Tidak berguna!" makinya entah pada siapa.
Matanya memancarkan kebencian. Bayi mereka lengkap! Itu artinya orang suruhannya telah salah. Dua bayi sialan itu masih bersama-sama.
Jika seperti ini maka dia tidak terima! Rencananya untuk membuat mereka menderita malah gagal. Orang-orang itu malah berbahagia diatas penderitaannya. Keluarga mereka lengkap!
Brengsek!
"Sampai kapanpun aku tidak akan menerima jika kalian hidup bahagia!" teriaknya frustasi.
Disisi lain, sebuah keluarga tengah merayakan kebahagiaan mereka atas lahirnya putra-putri mereka.
Kebahagiaan tercetak jelas dikedua wajah pasangan suami istri itu.
"Selamat untuk kelahiran bayi kembar kalian," ujar seorang pria sambil menjabat tangan pada kedua orang yang tengah berbahagia.
"Terima kasih,"
"Apa kau sakit?" wanita yang tengah menggedong bayi perempuannya bertanya pada istri dari pria yang baru saja memberi selamat pada mereka. Wajah wanita itu yang terlihat pucat sedikit mengkhawatirkan.
"Saya tidak apa-apa," ujarnya sambil menarik senyuman.
Sang suami yang mengerti langsung merangkul istrinya sambil meremas bahunya pelan.
"Kalau begitu kami permisi dulu," ujarnya pamit.
Pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu menatap kepergian dua orang tadi dalam diam sebelum akhirnya kembali menyapa tamu-tamu yang lain.
♦️
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
