Ada banyak senyuman yang aku torehkan.
Tapi mereka tidak pernah tau bahwa saat itu juga ada ribuan sakit yang aku sembunyikan.
Kadang kau hanya perlu tersenyum untuk menguatkan hingga akhirnya rasa sakit itu hilang dengan sendirinya.
Huang RenjunMalam itu terasa sangat dingin, Renjun duduk di balkon kamarnya, netranya nampak fokus mengarah ke atas melihat bintang bintang yang selama ini menemani malamnya. Berulang kali ia jatuh, berulang kali ia tumbang hanya bintanglah tempatnya bersandar. Ia percaya bahwa eomma dan appanya ada di salah satu dari ribuan bintang di atas sana.
Tanpa di sadari si bungsu kini menatapnya lekat.
Park jisung, pemuda itu mendekati hyung nya. Ia masuk ke kamar hyungnya tanpa mengetuk pintu, karna ia tau Hyungnya tidak akan marah."Hyung" panggil Jisung sambil menepuk pundak sang kakak.
Renjun terlonjak kaget namun kemudian membalas panggilan Jisung.
"Kau belum tidur?" Tanya Renjun basa basi sambil menepuk ruang di sebelahnya.
Jisung mendekat lalu duduk tepat di sampingnya.
"Masih sering kumat?" Tanya Renjun lagi.
"Tadi di sekolah aku sempat keringat dingin hyung, tapi aku bisa segera mengatasinya" jawab Jisung tersenyum bangga.
Renjun menepuk kepala Jisung pelan.
"Bagus.... kau sudah besar ternyata" kekeh Renjun.
"Tapi hyung..." Jisung memotong perkataannya.
"Hm?"
"Akhir akhir ini aku sering merasa pusing hyung, perut ku juga, bahkan terkadang aku sedikit susah bernafas." Adu Jisung.
Renjun menatapnya sendu. Bagaimana jika sang adik bertambah parah. Ia harus apa.
YOU ARE READING
IMPERMANENT || Huang Renjun✔
General FictionSosok pemuda kecil berparas bak malaikat yang tumbuh dengan baik di balik luka luka yang ia sembunyikan. Memaksakan diri nya untuk tetap bertahan kala hidupnya menjadi taruhan. Menyayangi adik adiknya meski terkadang ia disiksa, dihina, dan dicaci o...