Aku selalu ingat dimana Appa bilang kalau takdir tidak pernah salah. Jadi jangan pernah menyalahkan ataupun melawan takdir yang sudah Tuhan tentukan.
Huang Renjun
TessAir mata Jaemin kembali mengalir, waktu sudah semakin larut tapi pencarian mereka tidak membuahkan apa pun. Kini mereka memutuskan untuk beristirahat di pinggir sungai Han. Ketiganya bungkam, dengan raut wajah penuh penyesalan, tidak ada yang berniat membuka suara.
Drrtt......drrrtt....
Ponsel milik Baekhyun berbunyi menampilkan nama anaknya yang mungkin tengah mengkhawatirkannya.
Taeyong is calling.
"Paman angkat telfon dulu nee"
Bangchan dan Jaemin mengangguk lemas.
"....."
"Nee, sebentar lagi Appa pulang"
"...."
Tutt
"Jaemin aah, Bangchan aah, paman harus pulang, Taeyong bilang ada keadaan darurat di rumah."
Jaemin mengangguk.
Sungguh sebenarnya Baekhyun tidak tega meninggalkan Jaemin dalam keadaan seperti ini, namun dia juga punya tanggung jawab di rumah.
"Bangchan, nanti tolong antar Jaemin pulang!"
"Baik paman."
"Paman pulang dulu, besok kita lanjutkan"
Mereka mengangguk. Kemudian Baekhyun memasuki mobilnya dan pulang, menyisakan kedua insan yang masih terdiam.
"Jaemin aah." Panggil Bangchan.
Jaemin menoleh dengan wajah yang sudah basah oleh keringat yang bercampur dengan air mata.
"Kau mau pulang?" Tanya Bangchan.
Jaemin menunduk tanpa menjawab pertanyaan yang di lontarkan Bangchan padanya.
YOU ARE READING
IMPERMANENT || Huang Renjun✔
General FictionSosok pemuda kecil berparas bak malaikat yang tumbuh dengan baik di balik luka luka yang ia sembunyikan. Memaksakan diri nya untuk tetap bertahan kala hidupnya menjadi taruhan. Menyayangi adik adiknya meski terkadang ia disiksa, dihina, dan dicaci o...