--07. Esmochi--

250 45 1
                                    

Lagi-lagi es astaga!! Au ah. Lama-lama jadi chiller es krim ini lapakㅠㅠ

Nehh.. Kak Shaka

🍉🍉Fur Eye🍦🍦

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


🍉🍉Fur Eye🍦🍦






Langkah Yeri terasa begitu cepat. Menuruni tiap anak tangga sebelum benar-benar sampai di lantai satu. Ia masih memegangi hape di telinga kiri mendengarkan cerocosan panjang seseorang di seberang.

Ia mendengus berkali-kali karena tak suka seseorang di seberang menyuruhnya agar cepat keluar. Yeri bahkan tak sempat menyapa Ajeng yang baru saja keluar dari kelasnya di lantai satu. Membuat temannya itu mengerjap tak habis pikir.


Yeri mengutuk cowok itu. Si Shaka Anggatra yang entah kenapa jam segini sudah keluar dari sekolahnya. Justru menghampiri untuk menjemputnya. Padahal, jarak sekolah mereka bisa menempuh waktu perjalanan sampai dua puluh menit. Gila saja jika cowok itu lagi-lagi bolos jam terakhir.


Meski, kenal hampir tiga tahun dengan Shaka, Yeri tahu cowok itu malesnya nggak ketulungan. Mirip-mirip lah sama teman-teman sekelasnya yang kebanyakan berandal sekolah--dengan julukan preman Techno.

Berkali-kali Yeri berdecak. Melintasi koridor sekolah yang ramai. Juga meladeni cerocosan panjang Shaka yang mampu membuat telinganya panas seketika.


Gadis itu mendengus lagi, kini benar-benar sudah ada di depan Techno mart. Jarak yang cukup dekat untuk mengawasi Shaka yang ada di sisi gerbang sebelah kanan.

Ia jelas melihat punggung lebar itu dari tempatnya berdiri. Cowok itu duduk menghadap jalanan dengan handphone di samping telinga. Gaya selengean sok kerennya mungkin mampu membuat beberapa gerombolan siswi sekolahnya menoleh.


Hm.. Sebenarnya si Shaka mau jemput dia atau tebar pesona sih?!


"Heh, sampe mana?" suara cowok itu lagi-lagi terdengar. Yang tak lama menoleh kanan kiri mencari-cari keberadaan gadis mungil di seberang sambungan.


"Iya ini bentar lagi," gadis itu mengembuskan napas berat. Melengos sendiri karena tak ingin bertemu cowok ini.


Panas-panas gini kan enaknya ngadem dulu di kafetaria..


Yeri hampir melangkah lagi ketika dirinya melihat seseorang yang berjalan dengan beberapa pengurus osis. Matanya jelas menyoroti Yeri dari sana. Membuat gadis itu tersentak beberapa saat, lantas menggigit bibir gelisah.


"Yer!" panggilan itu membuat Yeri mengerjap tersadar. Menoleh pada Shaka yang sudah mengetahui atensinya. Melambai riang dengan cengiran lebar.

Gadis itu berdecak pelan seraya menghampiri cowok itu. Langkahnya memberat, apalagi tahu Mark semakin dekat pada gerbang sekolah. Kok, tiba-tiba dia merasa gusar gini sih?

Fur Eye ✓ [MARK | YERI] Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu