--19. Reog--

207 45 16
                                    

🍉🍉Anggap aja ini gift karena sekarang Mark birthday🍦🍦
Votenya jangan lupa💚






Siang ini yang harusnya menjadi hari ekskul, justru Yeri habiskan untuk mengurus keperluan akreditasi. Melihat jadwal hari senin dimana ia berada di ruang 7, kini gadis itu sudah duduk menggelesor bersama Yena di sisinya.


Keduanya tengah sibuk mengipas diri sementara pintu kaca di depan memang dibuka. Karena Doni memerintahkan untuk AC dimatikan sewaktu mereka membersihkan kelas.


Akreditasi hari senin besok membuat semua warga Techno sibuk. Sibuk bersih-bersih, mengurus administrasi, menghadiri rapat koordinasi. Atau, paling mentok sibuk tidur seperti William Abimanyu di belakang kelas.


"Cowok lu tuh. Nggak disini, di bengkel, kerjaannya molor," Yeri mencibir Yena yang kini sudah ganti posisi jadi rebahan.


Gadis berkuncir tinggi itu lagi-lagi mengubah posisi. Kini mendongak untuk menatap wajah Yeri.


"Biarin aja. Biar dia puas bermimpi," balas Yena sembari memejamkan mata merasa lelah. Meski berikutnya ia justru duduk menegak ketika Praja datang bersama Yuvin.


"Gober food? Atas nama Syetan Marinka!"


Yeri tak ikut mengerumuni Sosis bakar yang mereka bawa. Atau meladeni pertikaian antara Yuvin dengan Syena Marinka. Ia justru memandangi ruang obrolan dengan Shaka. Cowok itu masih mengganggunya. Kini mengirimi banyak sticker aneh padanya.

"Nggak jelas banget anjir," katanya dengan kesal langsung menghapus ruang obrolan itu.

Tapi tak lama, ia melihat nama Jeje terpampang di layar ponselnya. Membuat gadis mungil itu mendial log hijau dan menempelkan ponsel di sisi telinga dengan ogah-ogahan.


"Hm. Apa?" tanya gadis itu dengan malas. Pasti, Jerome akan memerintahkan ini dan itu. Sejak cowok itu tutup mulut dari kejadian dua hari lalu--Jeje memang semena-mena padanya.


"Rapat koordinasi di ruang MPK. Si Doni kasih tau juga," nada bicara Jeje terdengar lebih cepat.


"Ya kenapa nggak lo aja sih?" Yeri betulan malas harus pergi ke ruang rapat.

"Ck. Gue masih harus ngurus osis dulu," Aditya Jerome memegang peran sekretaris OSIS juga kepengurusan kelas. Dimana cowok itu jadi si wakil ketua. "Lagian,"

Jeje berhenti bersuara. Membuat Yeri memutar bola matanya malas sendiri. "Ada Mark juga kok. Lo pasti nggak bakal kesepian kalo ada doi,"



"Najis lo ngelobinya gitu banget anjir," tapi tak urung, Yeri justru terkekeh di ujung kalimatnya. "Yaudah, jam berapa?"


Jeje berdecak mendengar suara Yeri yang tiba-tiba berubah itu. "Setengah tiga lo harus udah di sini,"


"Okeh besti,"


Gadis itu mengulum bibir. Matanya yang bulat berbinar cerah. Ia kemudian melirik jam di ponselnya, menunjukkan pukul 14.20 WIB. Yang artinya hanya ada sepuluh menit sampai ia tiba di ruang rapat.


"Doni? Yuhuu?" gadis mungil itu berjalan ringan ke depan kelas. Menghampiri si ketua kelas yang kini sibuk berdiskusi dengan Deya di sampingnya.

Si gadis jangkung berwajah cantik itu mendelik merasa horor akan perubahan Yerina. Tadi, saat ia masuk ke dalam kelas, Yeri jelas sedang melamun. Lalu, mengumpat sembari menyebut nama Shaka berkali-kali. Sekarang temannya itu justru keluar dengan wajah cerah.


Fur Eye ✓ [MARK | YERI] Kde žijí příběhy. Začni objevovat