--16. Thread--

193 43 9
                                    

Lukas gendong teman kelasnya yang pingsan. Gimana nih bestie?

| ehh.. Spill dong mukanya

| siapa sih anjir?

| itu tuh.. Penyiar radio. Gw liat pas dia pingsan. Pst cm pura²

| hooh!! GW LIAT SENDIRI. DIA EMANG CAPER

| Circle dy ular yaa.. Kmrn tmn ny yg dktin Abim. Skrng dy, iyuhh

| nggak heran sih, dia kan nggak sepopuler Sintia

| apa Gino nggak jijik di deketin dia?

| heh Yeri! Jauhin James sama Aldi. lo nggak cocok gabung mereka

| keluar aja dari ekskul radio. Jangan bikin siaran Haikal turun rating

| udahlah guys.. Nanti kalian jadi bahan gosipan dia. Hahaha.. Lagian, si lukas paling cuma kasian


Sebuah tweet itu kini menjadi thread panjang di Twitter. Membuat gadis itu menghela napas berat sekali lagi. Ia memejamkan mata karena tak bisa bertindak apapun setelah ini.

Yeri berdecak. Kini memilih duduk dari posisi berbaring sebelumnya. Menatap pantulan diri di meja riasnya seberang nakas. Hm... Yerina Mauryn kini jadi trending topik lagi.

Menjadi satu orang yang menerima hujatan paling banyak setelah ditolong Lukas ketika pingsan tadi siang. Lagipula, salahnya apa sih?

Apa Yeri mengedarkan narkoba? Korupsi? Merebut pacar orang? Oh gosh! Bahkan ia tak tahu pacar Lukas yang mana satu.

Jika pun bisa memilih, mungkin ia lebih baik digendong Ujin atau siapapun. Manusia-manusia yang tak sepopuler Lukas dan antek-anteknya. Atau, mungkin saja Yeri bisa berdiri setelah pingsan, lalu berjalan sendiri ke UKS tanpa ditemani.

Gadis mungil itu mencebikkan bibirnya. Merengek khawatir pada nasibnya esok hari yang entahlah.. Mungkin benar-benar kelabu. Ia kembali berguling di atas kasur. Melilit tubuhnya yang masih agak demam dengan selimut tebal.

"Anjir! Sialan!" pekiknya dengan suara tertahan. Menendang udara yang sama sekali tak bersalah. Lalu, kepalanya kembali terbenam di bantalnya yang empuk.


Membayangkan bagaimana nasibnya esok hari. Yang mana, itu benar-benar terjadi sesuai ekspektasi nya semalam.

Baru tiba di parkiran sekolah, tapi sudah banyak yang menemukan atensinya begini. Meski, menjadi salah satu penyiar radio ia jelas punya beberapa pendengar setia. Tapi tidak pernah sampai sebegininya juga.

Sampai-sampai gadis itu tak pergi ke kantin atau kafetaria. Memilih menetap di dalam kelas menunggu Deya maupun Yuvin yang biasanya membawa makanan lebih ke kelas.

Ia mengetuk ujung pulpen di atas lembar jawaban soal matematika miliknya. Ini adalah modul yang diberikan bu Teya beberapa menit sebelum jam istirahat kedua. Biarlah Yerina si kutu lompat kini jadi kutu buku.

"Oy.. Yer!" Yeri menoleh mendapati Ujin yang tenang saja mendekat. "Enggak makan lo?"

"Puasa," jawaban yang sontak membuat Ujin berdecih sinis.

"Puasa apaan dah? Ramadhan? Gue aja yang muslim kagak puasa hari ini,"

Yeri benar-benar berhenti menatap lembar soalnya. Ia menatap lurus Novandika Faujin dengan dengusan kasar.

"Ya lo tuh setan! Bukan manusia,"

"Sialan," cowok dengan gigi gingsul itu hampir menoyor kepala Yeri--tapi dia pernah diamuk karena hal yang sama. Jadi, ia memilih mengurungkan niat. "Lagian lo ngapain sih harus sembunyi di kelas?"

Fur Eye ✓ [MARK | YERI] Where stories live. Discover now