--Epilog--

123 21 7
                                    

Angin berembus cukup sejuk meski pagi ini cuaca terpantau cerah. Matahari mulai naik padahal waktu masih menunjukkan pukul 06.44 pagi. Juli masih di pertengahan, sementara gadis itu mungkin sudah ada di akhir bulan-- atau akhir hayatnya.


Rambutnya yang hitam panjang dikuncir dua dengan pita warna biru dan merah muda. Beruntung ia masih agak normal memakai seragam sekolah sebelumnya. Yang aneh adalah, mana ada bocah SD yang berlari karena terlambat di hari pertama Masa Orientasi nya sebagai pelajar menengah pertama.


Hanya Yerina.


Gadis mungil itu berlarian dari perempatan depan menuju sekolahnya yang cukup jauh. Rambutnya yang panjang itu berkali-kali menampar wajah bulatnya menambah kesan dramatis. Ia tidak menyalahkan sang ibu yang harus cepat pergi, tapi alasan tidak masuk akal Yira akan dia balas nanti jika sudah di rumah.


Yerina lagi-lagi melirik jam warna putih di tangan kirinya. Menarik napas panjang, ia hampir kehabisan energi bahkan sebelum sampai di sekolah. Namun, agaknya kaki kecilnya juga tidak bisa diajak kompromi.


Ia justru ingin berputar kembali tanpa harus repot menjelaskan kepada kakak bina damping bahwa ia terlambat. Karena Yira tidak tahan ingin segera mengeluarkan isi perutnya.


Saat ia mulai berbalik, sebuah sepeda melintas di sisinya. Membuat Yeri latah hampir saja tersenggol begitu saja. Sementara si pengendara yang sama-sama mengenakan seragam sekolah dasar itu langsung turun dari sepedanya.

"Sorry sorry. I was wrong," bibirnya berucap cepat. "Are you okay?"


Yerina mengerjap cepat. Ia mengulum bibirnya ke dalam menahan diri agar tidak mengeluarkan suara aneh. Cowok di depannya ini cukup menarik. Dengan kacamata bulat dan seragam cukup rapi itu benar-benar menarik perhatian.

"Oh.. Oke oke,"


"Mau ke sekolah kan?" Yerina mengangguk ragu. "Come on!"

Yerina terdiam cukup lama. Memangnya cowok itu tahu dia murid baru sekolah mana? Tapi dengan bodohnya Yerina tetap menuruti perintah bocah laki-laki itu.

Ia naik di boncengan belakang, meletakkan tangan pada bahu bocah sebayanya agar dirinya tidak terjungkal ke belakang begitu saja. Mungkin, Yerina agak pelupa. Tapi hari ini akan ia ingat sebagai perayaan ia dibonceng bocah laki-laki lain, selain empat sahabatnya.

"Thank you ya.." Yerina agak berpikir keras. Ia tidak tahu harus memanggilnya siapa.

"Mark Endaru Gabriel," ditengah kayuhannya yang memberat, bocah laki-laki itu bergumam pelan memberitahu Yerina.


"Hah?!"


"You can call me Mark!"


"Apa?!"


"MARK!"


"Gaboleh panggil Sayang aja?"


Just Yerina bring Yerina. Gadis itu bahkan sudah gatel sebelum masa pubernya tiba. Membuat Mark-- si bocah laki-laki itu hanya tertawa, merasa spechless karena baru pertama kali bertemu dengan bocah perempuan lucu seperti gadis ini.


"And you?"


"Honey! You can call me honey!" selanjutnya Yerina terbahak lagi.


"Hanni?"

Gadis itu mengangguk antusias dengan bibir tertarik lebar. Kali ini ia tidak jadi balas dendam pada Yira. Mungkin nanti, jika ia kembali mengingat momen sebelum ini. Sebelum ia bertemu dengan bocah agak bule bernama Mark Endaru Gabriel. Cowok dengan pembawaan kalem dan rapi, terkesan agak cupu tapi wangi untuk usia baru lulus SD.



First impression yang cukup bagus untuk sebuah kisah panjang mereka di masa depan.



*silakan yang minat baca Author note dibawah foto mereka ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*silakan yang minat baca Author note dibawah foto mereka ya

*cowok agak cupu tapi wangi

*dulunya buaya wati, udah gede jadi sasaran friendzone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*dulunya buaya wati, udah gede jadi sasaran friendzone

*dulunya buaya wati, udah gede jadi sasaran friendzone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini benar-benar berakhir. Terimakasih pada kalian yang mau maunya skroll banyak sampe ke sini demi baca ceritaku yang acak acakan ini :)

Terimakasih udah bikin aku bahagia karena komen kalian betulan membangun mood ku. Maaf Fur Eye sampai bertahun-tahun untuk selesai karena banyak hal.

Terimakasih menjadi bagian dari Fur Eye. Baik pembaca yang ikutin dari 2021 atau mungkin dari kemaren sore. Thank you guys!!

Aku tahu swing mood ku membawa Yerina dan Mark sampai 60 chap dari yang awalnya target end di 35an.

Spesial chapter aku update setelah ini yaa!!

Fur Eye ✓ [MARK | YERI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang