Sunmori check✓

105 9 1
                                    

Damon balik nihhh😍sapm komen dong biar authornya tambah semangat😍vote juga jangan lupa yaaa💛💛💛

Damon balik nihhh😍sapm komen dong biar authornya tambah semangat😍vote juga jangan lupa yaaa💛💛💛

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

😈😈😈

Ting..tong...

Ting..tong...

Alana berjalan menuju sumber suara dengan lap yang masih tersampir di bahunya. Seperti biasanya, ketika mendapat shift malam, Alana akan membabu terlebih dahulu pada pagi harinya.

Setelah meraih kanopi pintu, wanita paruh baya dengan daster merah muda itu menatap laki-laki bertubuh tinggi yang berdiri di depannya. Pakaiannya cukup santai dan beda dari hari-hari biasanya. Jika biasanya hanya kaos hitam dan celana jeans hitam dipadukan dengan jaket kulit kebanggaannya, sekarang hanya polo putih di tambah celana training warna hitam bergaris satu pada bagian pinggir.

Rambutnya yang biasanya acak-acakan, sekarang di kuncir pada bagian poni. Senyum lucu tercetak di bibir Alana. Batinnya berkata, jika tidak ingat usia dan bang toyip—suaminya yang sedang dinas— mungkin laki-laki di hadapannya itu akan Alana gebet. Mengingat dari segi tampan Damon sangat oke untuk di ajak kondangan, dari segi uang Damon cukup berpenghasilan untuk memenuhi segala kebutuhan skin care nya, dan dari segi peluk-able Damon sangat mengungguli point ini.

Kurang apalagi coba?

“Halo, calon mama mertua,” sapa laki-laki itu membuat Alana kembali tersadar dari lamunannya.

“Cie calon mantu, pagi-pagi udah apel aja.” balas Alana dengan seringai godanya. Senyum lucunya sudah berubah menjadi senyum jahil menggoda, sedangkan jari telunjuknya menusuk-nusuk lengan Damon.

“Salah, tan. Damon bukan mau apel, tapi mau melon.”

“Hah?” Alana gagal fokus. Ini kok jadi nyasar ke melon?

“Tau gak, tan, artinya melon?”

Alana menggeleng pelan, tatapannya masih mendongak ke atas. Menatap Damon dengan polosnya.

“Melon itu Melamar Calon. YHAAAAA!” seru Damon pada akhir kalimatnya yang sontak membuat Alana juga ikut ngakak.

Tapi yang namanya wanita, ya, setiap salting, bahagia, kesal, pasti saja mencari pelampiasan untuk menabok seseorang. Dan kali ini, sasaran tabokan Alana adalah lengan Damon.

“Sa aja sales panci.”

“Astaga, Tan! Masa Damon ganteng begini dibilang sales panci?” rajuk Damon.

“Terus apa?”

“Kurang berkelas ih, aturan itu Tukang cimol, YHAAAAA!” Alana tertawa ngakak lagi mendengar candaan Damon. Sungguh, belum ada sepuluh menit Damon berada di dekatnya. Alana sudah mengakak berkali-kali. Rasanya senang gitu, mendapat teman yang sefrekuensi.

I Love You, Damon! Où les histoires vivent. Découvrez maintenant