Caroline's Birthday!

552 44 12
                                    

Suara dentuman musik malam ini seolah menggambarkan suasana yang sedang berlangsung di kediaman keluarga Forbes. Pesta ulang tahun dibuat semeriah mungkin. Hampir murid satu sekolah hadir untuk meramaikan pesta ulang tahun dari salah satu teman tercantik yang ada di SMA RADANA 3.

"Party time!" seru seorang gadis berambut pirang yang berdiri diatas meja bar.

Gadis dengan pakaian sangat minim itu mengangkat gelas bir tinggi-tinggi dengan akal sehat yang sudah menghilang entah kemana. Padahal pesta baru saja dimulai, ia sudah meneguk lebih dari 4 gelas bir.

Sama halnya dengan Caroline, juga malam yang paling ditunggu-tunggu oleh Elena. Sejak pekan lalu, ia dan Rose sudah mempersiapkan serangkaian acara pesta kejutan untuk sahabatnya. Persahabatan mereka dimulai saat menginjak bangku kanak-kanak. Elena gadis yang tampil apa adanya, Caroline gadis yang selalu tampil cantik dengan gaya barbie nya, dan Rose gadis tomboi yang selalu menjadi penasehat untuk keduanya.

"Rose," bisik Elena saat melihat kehadiran Ian.

Rian Salvazze adalah alasan lain mengapa Elena membuat acara semeriah mungkin untuk sahabatnya. Karena ia tahu, jika Caroline sangat menyukai pesta bersama seluruh teman-teman nya. Sudah pasti gadis itu akan mengundang murid satu sekolah untuk menghadiri pesta ulang tahunnya!

Rose tersenyum pada Elena, "gih, samperin. Doi juga dateng sendiri."

Mendapat dukungan dari sahabatnya, Elena segera menghampiri Ian yang sedang duduk bercengkrama dengan Sisil.

"Hai, Ian!" sapa Elena.

"Hai, dimana Caroline?" balas Ian sembari mengangkat kado kecil untuk Caroline.

"Ada tuh, mau aku anterin?" Ian tersenyum pada Elena, kemudian berjalan beriringan menghampiri Caroline.

😈😈😈

Damon berjalan ke halaman luas milik keluarga Forbes, entah kenapa rasanya pesta malam ini sangat membosankan. Ia pikir pesta ulang tahun ini juga akan menjadi sambutan kembalinya di kampung halaman, namun keadaan memang tidak selalu sesuai dengan harapan. Seluruh tamu undangan dalam pesta itu tidak lain adalah anak-anak remaja berusia enam tahun lebih muda dari umur Damon.

Bukan merasa paling tua, tetapi Damon malas karena tidak mengenal satu orang pun.

Damon lebih suka berpesta dengan orang yang mengenalnya, meski hanya sebatas teman mengobrol. Kebanyakan dari pesta tanpa saling mengenal akan berakhir dengan tragis, seperti tidak sadarkan diri karena terlalu banyak alkohol. Lalu, itu adalah kesempatan terbaik untuk orang melancarkan niat buruknya, mencopet misalnya? Atau ya amit-amit, jadi patner one night stand mungkin?

Sejak tiba di kediaman Forbes, Damon sudah berpisah dengan Ian. Adiknya itu berpamitan ingin memberikan kado dan berjanji tidak akan lama, tapi pada kenyatanya hingga saat ini Ian belum juga menghampiri Damon.

Adik sialan, batin Damon.

Damon membaringkan dirinya di halaman belakang dengan alas rerumputan hijau yang terawat, ditangannya terdapat satu botol Bourbon sebagai penawar kesepian.

Jangan tanya, darimana pria itu mendapat botol minuman? sudah jelas dari dalam rumah mewah itu lah!

Menarap ribuan bintang di langit dari halaman rumah orang adalah hal baru yang Damon lakukan. Biasanya dalam keadaan bosan tingkat akut, Damon akan menghabiskan waktu dengan duduk di kursi kebanggaan yang ada di ruang perpustakaan rumahnya sembari membaca buku-buku yang bisa menghibur otak manusia nya.

I Love You, Damon! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang