05.Tentang keyakinan

4.3K 376 26
                                    

Happy Reading^^

Salam toleransi:)

**

Akira melangkah mendekati Aksa, ia sangat memperhatikan langkahnya karena banyak sekali pecahan kaca di sini.

Akira menaruh jaket Aksa di atas ranjang, lalu mendudukkan dirinya di samping Aksa.

"Dia ninggalin Gue" Ucap Aksa pelan sambil menyandarkan kepalanya di bahu Akira.

Akira sangat terkejut dengan apa yang Aksa lakukan, ia menundukkan kepalanya ke arah Aksa. Tatapan pria itu terkunci pada lantai putih polos di depannya.

"Siapa yang ninggalin Lo?"tanya Akira memberanikan diri.

Aksa diam, lalu menunjuk foto wanita yang tertempel di dinding kamarnya. Akira mengikuti arah tangan Aksa memandang foto wanita tersebut.

"Nyokap Lo?"

Aksa mengangguk pelan sambil mengangkat kepalanya dari bahu Akira, dan kembali meneguk minumannya.

"Dia kemana?"

"Mati"Akira sedikit terkejut dengan jawaban Aksa, lalu menoleh ke arah pria itu.

"Gue yang udah bunuh dia"ucapnya lagi sambil terkekeh pedih.

Menurut Akira, jika Aksa sedang mabuk sifatnya lebih terbuka daripada saat ia sadar. Jika bisa Akira berharap Aksa terus mabuk agar ia bisa lebih dekat dengan pria itu.

Akira tak menanggapi kalimat Aksa sebelumnya, ia malah membopong Aksa menidurkannya di atas ranjang. Ia sempat kesusahan karena tubuh Aksa yang dua kali lebih besar dari tubuhnya.

Akira menemukan kotak P3K yang terletak di kamar mandi kamar Aksa, lalu melangkah kembali mendekati pria itu untuk mengobati lukanya.

Aksa meringis kala Akira meneteskan alkohol pada luka sayat yang ada di dahinya. Akira dengan telaten mengobati luka Aksa dan memberikan plester pada lukanya.

Akira hendak berdiri namun tangan kekar Aksa mencekal pergelangan tangan Akira.

"Jangan tinggalin gue" Ucap Aksa tanpa membuka matanya.

Akira terkejut dengan kalimat yang diucapkan Aksa,

"Gue gak akan ninggalin Lo" Ucap Akira sambil mengelus rambut hitam Aksa menggunakan tangan satunya.

**

Akira berlari menuju gerbang yang hampir tertutup itu, ia mencoba mempercepat langkahnya, tapi terlambat gerbang tersebut sudah tertutup sempurna.

"Pak, bukain dong saya cuma telat lima menit doang loh Pak" Ucap Akira mencoba membujuk satpam sekolahnya.

"Gak bisa! Gak ada toleransi! Mau kamu cuma telat satu menit, yang namanya telat ya tetap telat!" Ucap Pak Maman selaku satpam SMA Mawar.

Akira mendengus pelan lalu melangkah menjauh dari gerbang sekolah sambil menghentakkan kakinya. Aturan di sekolahnya memang seperti demikian, jika terlambat satu menit saja tidak akan diperbolehkan untuk masuk, dan bodohnya. Akira melanggar peraturan itu.

AKSARAJASA [✓]Where stories live. Discover now