31.Fighting!

2.6K 209 2
                                    

Happy Reading^^
Salam toleransi:)

**

Akira memasuki rumahnya. Melihat sekeliling rumah, semua lampu sudah dipadamkan. Akira hanya berharap semoga dia masih diperbolehkan masuk oleh sang Bunda dan Sang Kakak.

Akira memutar kenop pintu rumah, Ia bernafas lega saat menyadari pintu rumahnya masih belum terkunci. Gadis itu lalu melangkah masuk.

"Baru pulang? Kemana Aja?" Pertanyaan Prisma menyambut kedatangan Akira. Kakak lelakinya itu sedang menonton TV di ruang tengah. Mungkin, sang Bunda sudah tidur.

"T-adi b-an m-obil b-yan b-ocor" Ucap Akira terbata.

"Gausah alasan! Masuk kamar! Lo gak lupa kan besok masih ujian!?" Perintah Prisma. Akira hanya bisa menundukkan kepalanya dan berjalan menuju kamar.

**

Sesudah membersikan badannya dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Akira lalu duduk di kursi meja belajar dan mengeluarkan buku pelajaran.

Setelah beberapa menit Akira belajar, gadis itu menutup bukunya dan menyandarkan kepalanya pada kursi. Ia masih memikirkan cerita yang Aksa ceritakan padanya tentang hidupnya.

"Nyokap gue meninggal karena over dosis obat. Dia mempunyai gangguan depresi yang cukup parah karena bokap Gue poligami"

"Andai malem itu Gue gak ambilin dia Obat itu. Mungkin, Dia masih hidup"

"Gue pembunuh Ra,"

Akira menghela nafasnya, ia merasa sedikit simpati pada Aksa, pria itu penuh dengan rahasia, penuh dengan teka-teki. Sekarang Akira tahu kenapa waktu itu Aksa pernah bilang kepadanya bahwa ia yang membunuh ibunya sendiri. Meskipun pada dasarnya, itu tidak bisa disebut sebagai pembunuhan. Hanya saja, mungkin Aksa terlalu merasa bersalah. Hingga ia menyimpulkan itu semua adalah kesalahannya.

"AKIRA BELOM TIDUR?!!" Teriak Prisma. Akira bisa mendengar derap langkah sang kakak yang mulai mendekati kamarnya.

Dengan cepat Akira berlari dan mematikan lampu kamarnya, lalu meloncat ke atas ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut.

Prisma membuka pintu kamarnya sebentar lalu menutupnya kembali dan berlalu pergi.

**

Pagi ini matahari sepertinya enggan menunjukkan sinarnya. Cuaca pagi ini lebih dingin dari biasanya, awan-awan hitam terlihat menghiasi langit pagi ini.

Akira berjalan menuju halte bus. Seperti biasanya, sang kakak tak bisa mengantarkannya, Prisma selalu sibuk dengan urusan kampusnya. Kakaknya akan di wisudatahun ini seperti Akira.

Sebenarnya Akira ingin berkuliah di Universitas Indonesia seperti sang kakak. Namun, ia belum yakin dengan pilihannya.

Motor ninja 250R berwarna hitam berhenti di depan Akira, gadis itu tahu siapa pemiliknya. Pria itu membuka kaca helm full face nya. Akira tersenyum padanya. Gadis itu bisa melihat mata Aksa menyipit dari balik helmnya menandakan bahwa pria itu membalas senyuman Akira.

Akira berjalan mendekat lalu menaiki motor tersebut.

"Siapa yang nyuruh Lo naik?" Tanya Aksa dari dalam helm full face nya.

Akira mengerucutkan bibirnya sambil memukul bahu Aksa pelan. Pria itu terkekeh kecil melihat raut wajah Akira.

"Pegangan" Perintah Aksa. Akira memeluk pinggang Aksa sangat erat.

"Jangan gitu juga, Gue gak bisa napas" Ucap Aksa. Akira terkekeh lalu melonggarkan pelukannya.

Aksa lalu melajukan motornya menuju sekolah.

**

Mobil Pajero hitam milik Byan berhenti di depan gerbang SMA Nusantara. Pria itu mengantarkan Ammara ke sekolah mengingat gadis itu sedang berbadan dua. Byan sangat mengkhawatirkan kekasihnya itu.

"Gue berangkat dulu ya, By." Ucap Ammara.

Byan mendekatkan tubuhnya kearah Ammara untuk mengecup dahi gadis itu sejenak. Lalu menjauhkan tubuhnya kembali.

"Hati-hati ya" Ucap Byan sambil mengulurkan tangannya untuk mengusap puncak rambut Ammara.

Byan menundukkan kepalanya agar sejajar dengan perut Ammara.

"Jangan menyusahkan Mommy, Boy." Ucap Byan sambil mengelus perut rata Ammara. Mengingat dari semalam gadis itu terus memuntahkan isi perutnya.

Seketika pipi Ammara memerah. Ia terkekeh kecil sebelum berucap.

"Mommy? Boy?, pangilan jenis apa itu? Dan, Gimana Lo yakin kalo dia laki-laki." Ucap Ammara sambil terkekeh.

Byan hanya menggidikkan bahunya tak tau. Pria itu tersenyum tipis lalu menegakkan kembali badannya.

Ammara berdecak pelan lalu membuka pintu mobil dan melangkah keluar. Saat sudah berada di luar Gadis itu mengetuk kaca mobil. Byan lantas membuka kaca tersebut. Mengangkat kedua alisnya seolah bertanya apa yang mau gadis itu katakan.

"See you, Daddy." Ucap Ammara sambil melambaikan tangannya pada Byan. Lalu gadis itu melangkah pergi sambil terkekeh pelan.

Byan tersenyum tipis lalu melajukan mobilnya. Sialan! Perasaan macam apa ini!?.

**

Aksa memarkirkan motornya. Akira turun dari motor Aksa dan diikuti oleh pria itu. Aksa lalu melepaskan helm full face nya.

Merekapun berjalan menyusuri koridor yang cukup sepi, hanya ada beberapa siswa di sana.

"Gue masuk dulu ya" Pamit Aksa sambil melambaikan tangannya singkat.

Akira hanya tersenyum lalu mengepalkan tangannya di udara sambil berucap.

"Fighting!!" Ucapnya lalu berjalan menjauh. Dan Aksa melangkah masuk ke dalam.

Lab komputer yang mereka tempati memang berbeda dikarenakan jurusan yang juga berbeda.

**

Vote & comment 🥀.

AKSARAJASA [✓]Where stories live. Discover now