42.Gantengnya Akira

2.4K 192 5
                                    

“Nasibmu ditentukan oleh pilihan yang kamu buat”
-Aksarasaja-

Happy Reading^^
Salam toleransi:)

**

Malam 19.00
Akira POV
Sial! Setelah pulang dari rumah Aksa tadi pagi, banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Mulai dari mencuci baju, menyapu, membuatkan makanan untuk Bang Prisma dan juga Bunda, dan masih banyak lagi.

Aku sangat sibuk. Mengingat kondisi kesehatan Bunda yang menurun jadi, aku sebagai anak perempuan harus mengerjakan semua pekerjaan rumah. Sampai-sampai aku lupa jika Aksa mengajakku sarapan bersama tadi pagi.

Siang harinya Aku tertidur hingga menjelang sore. Dan malamnya aku dan Bang Prisma harus ke rumah sakit untuk mengecek kondisi Bunda.

Pukul tujuh malam setelah sholat isya' aku baru akan ke rumah Aksa dengan membawakannya pizza yang sempat ku beli di jalan tadi.

Karena kesehatan Bunda yang menurun drastis, dokter menyarankan agar Bunda Opname saja di rumah sakit. Aku dan Bang Prisma menyetujuinya, apapun itu agar Bundaku cepat pulih seperti sedia kala. Jadi, Bang Prisma memilih untuk merawat Bunda di rumah sakit
Dan menyuruhku untuk pulang.

Kita akan bergantian menjaga Bunda. Bang Prisma menyarankan dia yang menjaga Bunda saat malam hari dan Aku akan menjaganya saat siang hari. Dan aku menyetujui sarannya.

Dan Ayah, dia bahkan tidak pernah berkunjung ke rumah kami, dia terlalu sibuk dengan keluarga barunya. Jujur! Aku sangat penasaran dengan istri barunya, jalang gila mana yang berani menghancurkan keluarga kecil kami. Siapa bilang manusia tidak bisa memutus hubungan darah. Oh, ayahku telah membuktikan bahwa dia bisa.

Tanpa sadar Aku sudah berada di depan pintu rumah Aksa, aku membuka pintu tersebut, menatap sekeliling sebelum melangkah masuk. Aku takut Robin akan mengejar ku dari belakang.

**

Aksa sedang duduk di sofa ruang tengah sambil merebahkan tubuhnya, dengan Anjing kecil yang berada di atas dadanya. Aksa bisa mendengar derap langkah kaki seseorang. Oh, dia tau siapa pelakunya.

Akira menemukan Aksa yang sedang bermain dengan Robin di sofa. Gadis itu mendudukkan dirinya di karpet setelah menaruh pizza miliknya di atas meja.

"Maaf ya Gue tadi—"

"Pembohong" Potong Aksa tajam. Pria itu lalu bangun dari tidurnya dan melepaskan Robin dari dekapannya.

Akira sudah mengira bahwa Aksa akan seperti ini, mengingat pria itu adalah tipe pria yang b-a-p-e-r-a-n. Ingat itu!.

Akira menghela nafas berat lalu menegakkan tubuhnya untuk duduk di samping Aksa.

"Marah?" Tanyanya.

Aksa mengangguk pelan tanpa menatap Akira. Sial! Betapa lucunya pria itu. Akira mengulum senyumnya. Lalu memiringkan kepalanya agar bisa melihat wajah Aksa.

"Jangan marah dong Ganteng..." Bujuk nya.

Aksa tertap diam dengan raut wajah sedingin es. Membuat Akira sedikit takut.

"Gantengnya Akira baperan banget sih," Ucapnya lagi sambil menusuk pipi Aksa pelan.

Pria itu menepis tangan Akira kasar, membuat gadis itu terlonjak karena terkejut.

"Alay!" Ucap Aksa tajam.

Akira menegakkan kembali kepalanya, gadis itu mendengus pelan.

"Bunda sakit, jadi Gue yang harus urus semua pekerjaan rumah. Dan sekarang Bunda masih Opname di rumah sakit, Gue bela-belain pulang buat Lo" Jelas Akira sambil mengambil sepotong pizza untuk ia makan.

Aksa menoleh ke arah Akira dengan tatapan iba.

"Gue gak butuh rasa kasihan dari Lo!" Sungut Akira tajam.

Aksa hanya tersenyum tipis lalu merebahkan tubuhnya dengan kepala yang berada di atas paha Akira.

"Suapin" Pintanya.

"Ogah!"

"Aaaaa" Aksa membuka mulutnya. Akira menyodorkan potongan pizza ke dalam mulut Aksa dengan kasar.

Uhuk... Uhuk..

Pria itu tersedak membuat Akira sedikit khawatir. Aksa lalu mengangkat kepalanya dan berlari menuju dapur untuk mengambil air minum.

"Sa Lo gapapa?!" Tanya Akira sambil berlari mengikuti langkah Aksa.

Aksa menatap Akira tajam setelah selesai meneguk minumannya. Gadis itu was-was.

Aksa mengurung tubuh Akira dengan kedua tangannya, Gadis itu terhimpit oleh meja pantry dan Aksa yang berada di depannya.

Pria itu menarik pinggang Akira agar mendekat ke arahnya. Jantung Akira berdetak sangat cepat hingga rasanya ingin meledak. Wajah Aksa semakin mendekat ke arah Akira, Refleks Gadis itu memegang kedua pundak Aksa dengan memejamkan matanya. Ini bukan pertama kalinya Aksa menciumnya tapi— itu selalu membuat jantungnya berdetak cepat.

"Lo sendirian di rumah?" Bisik Aksa.

Akira menggangguk pelan, lidahnya terasa kaku.

"Nginep sini aja ya?" Tawar Aksa.

Akira menggangguk lagi, ia seakan terhipnotis oleh suara berat Aksa.

Pria itu memiringkan kepalanya, mengikis jarak antara mereka.
Wajah Aksa semakin mendekat hingga Akira bisa merasakan hembusan hangat nafas Aksa menerpa kulit wajahnya. Pria itu ikut memejamkan matanya.

"AKSA!!" Suara bariton pria dari arah ruang tamu membuat mereka berdua membuka matanya, Akira mendorong dada Aksa pelan. Ia sepertinya tidak asing dengan suara pria itu.

"Sialan!" Umpat Aksa kasar sebelum melepaskan pelukannya pada pinggang Akira.

"Lo ke kamar Gue dulu ya, Jangan keluar sebelum Gue suruh" Ucap Aksa sambil mengelus surai rambut Akira. Lalu pria itu melangkah menuju ruang tamu.

Akira melangkahkan kakinya menuju kamar Aksa. Apa yang terjadi? Oh, semoga semuanya baik-baik saja. Pikir gadis itu.

**

Vote & comment 🥀

Vote & comment 🥀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
AKSARAJASA [✓]Where stories live. Discover now